Penulis: Dahono Prasetyo
Ini bukan hanya tentang besaran biaya “bersolek” di jalanan.
Tapi memulai sesuatu dengan memposisikan diri berada di kelas elite. Menguasai simpul-simpul ekonomi menjadikan rakyat mengimajinasikan kejayaan dan kemewahan di tengah situasi resesi dampak pandemi.
Deklarasi ala trotoar akan efektif dalam fikiran, sementara urusan nurani tetap menyimpan kesenjangan.
Ibarat politikus yang berjanji membangun jembatan megah dengan cara menciptakan jurang terlebih dahulu.
Bukankah seharusnya jurang dipersempit agar tak lagi butuh jembatan? Lalu calon pemimpin dan rakyatnya bisa duduk sedekat mungkin.
Inikah antitesis skema blusukan yang sukses menjadikan Jokowi 2 periode? Jika benar maka pemandangan pemimpin bercengkerama dengan rakyatnya hanya tinggal kenangan.
Baca juga: