Penulis: Islah Bahrawi
Banyak yang bertanya, dimana radikalnya FPI?
Saya adalah salah satu korban persekusi FPI pada tanggal 1 Juni 2008 di Monas, dimana Aliansi Kebangsaan yang menyerukan kemajemukan dan kerukunan beragama diserbu oleh mereka.
Kawan-kawan saya banyak yang diserang secara fisik. Selain itu banyak aksi persekusi FPI terhadap hal lain, termasuk warung-warung yang buka di bulan puasa.
Ada yang berkata, sewaktu bencana Tsunami di Aceh, FPI juga terlibat dalam aksi kemanusiaan.
Betul, mereka juga terlibat bersama ormas-ormas lainnya. Tapi kebaikan bukan berarti harus melupakan kejahatannya.
Ini organisasi kebaikan yang dilakukan secara terstruktur berarti termasuk juga kejahatannya. Bukankah sebagian kaum radikalis di Indonesia juga seringkali aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan Basarnas?
Bangsa ini ingin dihancurkan oleh satu orang dalam satu organisasi yang mendegradasi kultur kesantunan. Dengan jubah agama dia melakukan itu agar bangsa ini terpecah-belah. Meracuni semua orang atas nama keturunan Nabi yang seringkali tak mencerminkan akhlak beliau. Membius anak-anak bangsa untuk juga membenci satu sama lain.
Inilah jahatnya politisasi agama: tidak pernah peduli untuk menampung apa saja meski kejahatan sekalipun, karena kebaikan dianggap hanya milik mereka.
Selama ini banyak orang memilih diam karena takut. Mereka mengintimidasi siapapun yang menyuarakan perbedaan terhadap mereka: Gus Dur dicaci-maki, ulama-ulama Washatiyah di fitnah, Pancasila dihina, Soekarno diejek, bahkan kata “Sampurasun” dalam budaya Sunda juga dilecehkan dan tidak dihargai. Inikah yang harus kita diamkan?
Sepanjang punya dendam dan kekecewaan politik yang sama dengan mereka, lalu sebagian orang mendukungnya. Kekerasan adalah jalan mereka. Terbukti, leksikon dan ungkapan kecewa mereka ditunjukkan dengan hunus senjata tajam, seruan perang dan pembakaran. Caci maki adalah aksi suci, kekerasan adalah kanal perjuangan.
Inikah yang harus kita diamkan?
Bubarkan FPI! Jika tidak, kita hanya menunda konflik hari ini ke masa depan – menimbun kotoran di bawah tikar.