SintesaNews.com JAKARTA – Namanya Christie Damayanti.
Sekitar 15 tahun lamanya, Christie Damayanti mencatatkan namanya sebagai blogger di laman Kompasiana.com .
Tulisan-tulisan perempuan arsitek penyandang disabilitas ini di Kompasiana.com sudah berwujud 77 judul buku bertema mulai dari stroke yang dialaminya hingga keberagaman kuliner, serta fasad arsitektur bagi penyandang disabilitas.
Menariknya, pada tulisan Christie Damayanti di Kompasiana.com edisi 27 Januari 2025, hari Senin, muncul untuk kali pertama topik mengenai sepatu sandal Crocs.
Judul tulisannya adalah, “Ketika Aku Mulai Tergila-gila dengan Sepatu Sandal yang Awalnya Menurutku Aneh…” .
Crocs
Crocs yang menjadi merek produksi perusahaan Crocs, Inc, berpusat di Broomfield, Colorado di Negeri Uwak Sam atau US.
Crocs, Inc menyebut produknya sebagai “bakiak” tapi tanpa kandungan kayu sama sekali seperti lazimnya bakiak tradisional di Indonesia maupun di Jepang.
Crocs memang terbuat dari bahan sejenis plastik bernama croslite.
Croslite adalah bahan sejenis plastik untuk alas kaki yang sifatnya tahan lama, nyaman dipakai, pas dan mengenakkan kaki meski dikenakan dalam kondisi basah maupun kering.
Persisnya, croslite adalah bahan resin sel tertutup.
Croslite adalah sejenis busa dengan keunggulan yaitu ringan, bisa mengapung, anti-selip, serta tahan bau.
Croslite sebagai alas kaki, bisa menyesuaikan diri dengan bentuk kaki, memberikan bantalan dan penyangga lengkung kaki.
Oranye
Christie Damayanti, alumnus jurusan arsitektur Universitas Tarumanegara Jakarta ini, kali pertama melihat sepatu sandal Crocs pada 2002 di saat peluncuran di Amerika Serikat.
Di benak Christie Damayanti, cibiran adalah diksi yang pantas untuk penampilan perdana Crocs.
“Sandal kok melebar di depan, ada lubang-lubangnya, lagi,” pikirnya.
Sepatu sandal Crocs, waktu itu, di dalam pikiran Christie Damayanti adalah sepatu sandal yang enggak bisa diajak gaul.
“Enggak feminim banget,” pikir Christie Damayanti.
Lantas, butuh waktu 8 tahun dan kesempatan bolak-balik Jakarta-AS bagi Christie Damayanti untuk membeli Crocs kali pertama.
Sepanjang 8 tahun itu Crocs relatif sudah “mejeng” alias dijual di berbagai gerai di AS.
“Crocs pertama yang aku beli tahun 2010 itu adalah yang berwarna oranye,” aku perempuan penyuka barang warna-warni ini.
Seiring perjalanan waktu hingga sekarang, seorang Christie Damayanti menyebut sepatu sandal Crocs sebagai sepatu sandal yang membuat kaki-kakinya nyaman selama perjalanan jauh.
Bagi Christie Damayanti, sepatu sandal Crocs yang pas adalah yang ukurannya longgar, tak terlalu ngepas.
“Aku sering memakai kaus kaki waktu mengenakan Crocs,” ucapnya.
Sampai dengan 2025 ini, Christie Damayanti sudah mengoleksi 28 sepatu sandal Crocs.