SintesaNews.com – Etnaprana adalah istilah yang berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari dua kata: “etna” yang berarti “makanan” atau “nutrisi”, dan “prana” yang berarti “energi” atau “napas”.
Dalam konteks spiritual dan kesehatan, etnaprana dapat diartikan sebagai “makanan untuk jiwa” atau “nutrisi untuk energi”. Ini berarti bahwa etnaprana adalah tentang memakan makanan yang tidak hanya memuaskan rasa lapar fisik, tetapi juga memuaskan kebutuhan spiritual dan emosional.
Etnaprana merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh. Makanan yang dikonsumsi harus tidak hanya bergizi, tetapi juga harus sesuai dengan konstitusi tubuh dan kebutuhan spiritual seseorang.
Dengan mempraktikkan etnaprana, seseorang dapat meningkatkan keseimbangan dan kesehatan tubuh, serta meningkatkan kesadaran dan kebahagiaan spiritual.
Etnaprana Nusantara
Etnaprana Nusantara adalah konsep yang menggabungkan prinsip-prinsip etnaprana dengan kearifan lokal dan tradisi makanan di Nusantara (Indonesia).
Etnaprana Nusantara berfokus pada penggunaan bahan-bahan dari sumber lokal, tradisional, dan alami untuk meningkatkan keseimbangan dan kesehatan tubuh. Seperti jamu dengan bahan-bahan alami seperti jahe, kunyit, dan rempah-rempah lainnya.
Keunikan yang khas Nusantara dan hanya ada di bumi Indonesia ini sangat diminati oleh warga global dunia, di zaman yang serba cepat, berkejaran penuh tekanan dan stress.
Industri spa wellness di dunia pun bergeliat dan kebutuhan akan spa wellness Etnaprana di luar negeri disambut oleh Indonesia Wellness Masters Association (IWMA) dan Essentia Spa Wellness Academy (ESWA), LSP Tirta Nirwana Indonesia.
Kolaborasi dari beberapa pihak dalam industri wellness Nusantara berencana untuk melatih tenaga spa therapist yang bertujuan untuk dikirim ke luar negeri.
Dengan kurikulum yang bersertifikat dari Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA) berstandar SKKNI, para tenaga spa therapist Etnaprana ini akan dikirimkan ke berbagai negara seperti Italia, Turki, Belgia, Luxembourg, Jerman, Belanda, Portugal, Inggris, Irlandia, Swedia, Polandia, Australia, Korea, Taiwan, dll.
Program yang sedang dan akan terus berjalan ini ditargetkan akan menyerap tenaga kerja dari berbagai Indonesia hingga mencapai 7.000 orang.
