Fun Fact: Pengusaha UMKM 64,5% adalah Perempuan


SintesaNews.com JAKARTA – Faktanya, pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kebanyakan adalah perempuan.

Ketua Panitia Penyelenggara Symphony of Iftar 2025 Peeta Marisa Pantjarini yang membeberkan fakta kebanyakan pengusaha UMKM kuliner adalah perempuan.

Peeta yang juga Humas Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) Dewan Pimpinan Daerah DKI Jakarta mengutarakan, “Anggota kami ada sekitar 200 pelaku UMKM.”

-Iklan-

Ujar Peeta juga, di seluruh Indonesia, ada sekitar seribu anggota PPJI.

Ketua Panitia Penyelenggara Symphony of Iftar 2025 Peeta Marisa Pantjarini bilang kebanyakan pelaku UMKM kuliner adalah perempuan. Foto: Primus

Ada 40 pengusaha UMKM yang berpartisipasi di Symphony of Iftar yang berlangsung pada 12-14 Maret 2025 di Cibis Park, Cilandak, Jakarta Selatan.

Informasi PPJI menunjukkan beberapa anggotanya ikut serta pada Symphony of Iftar 2025.

Booth UMKM Disabilitas Mandiri. Foto: Primus

Pada booth Disabilitas Mandiri, mereka menjual kuliner camilan nusantara semisal lontong wortel kentang, panada, dodol betawi, sosis solo, risol, pastel dan sebagainya di bazar UMKM Symphony Iftar 2025 di Cibis Park Cilandak, Jakarta Selatan, pada 12-14 Maret 2025.

Camilan Nusantara. Foto: Primus

Ada juga UMKM kuliner “Pawon Teh Leni” anggota Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga (PPJI) DKI Jakarta menyajikan camilan nusantara tahu baso, kurma, kolak pisang, dan arem-arem, pada Symphony Iftar 2025, Rabu (12/3) di Ibis Park, Cilandak, Jakarta Selatan.

Perempuan Mendominasi UMKM

Di Indonesia, sekitar 64,5% pengusaha di bidang UMKM adalah perempuan. Sebesar 64,5% dari total UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan.

Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa dari 65 juta UMKM di Indonesia, sekitar 37 juta di antaranya dikelola oleh perempuan.

Sementara itu sektor UMKM, yang didominasi oleh perempuan, berkontribusi besar terhadap PDB nasional, mencapai 61%.

Pengusaha UMKM

Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan bahwa istilah “pelaku UMKM” tak tepat lagi disampaikan di depan publik.

Dia meminta seluruh kalangan termasuk di internal kementeriannya untuk mengganti istilah “pelaku UMKM” menjadi “pengusaha UMKM”.

“Sekali lagi saya ingin mengingatkan, kita tidak ingin menyebut saudara-saudara kita dengan kata ‘pelaku’ karena kesannya kalau pelaku itu negatif sekali,” kata Maman, 5/12/2024.

Maman menyebutkan bahwa hampir tidak ada kata pelaku yang dipadankan dengan kata-kata positif.

“Pelaku titik titik, pelaku ini, itu. Jadi mulai sekarang kami kementerian UMKM akan menyebut bapak-bapak dan ibu-ibu (para pengusaha UMKM) semua pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah,” kata Maman.

“Mudah-mudahan perubahan cara pandang ini jadi awal tonggak kita dalam memposisikan para pengusaha,” pungkasnya.

Dukung SintesaNews.com untuk pemberitaan berkelanjutan. Scan QRIS di bawah ini dan berikan dukungan Anda.

Berikan dukungan Anda dengan scan QRIS ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here