SintesaNews.com – Beberapa hari lalu kita tercengang dengan kabar penganiayaan yang dialami oleh M. Kece, seorang tahanan yang lemah, ia sendirian dan dikeroyok oleh Napoleon Bonaparte dan dibantu oleh Maman Suryadi yang merupakan ajudan Rizieq Shihab dan disinyalir panglima lapangan FPI sesama tahanan di Rutan Bereskrim.
“Gila, di rutan Bareskrim eks FPI bersama jendral/mantan jendral menganiaya mengeroyok tahanan lelaki yang lemah?! Lebih gila lagi alasannya dengan mengatasnamakan agama,” kecam Ketua Garda Benteng Nusantara, (GBN) Gus Wal.
“Jika di dalam rutan sekelas bareskrim yang penjagaan dan pengawasanya sangat ketat saja eks FPI masih bisa melakukan tindakan kekerasan keji nan biadab dengan mengatasnamakan agama, apakah kalau diluar sel/tahanan tidak melakukan tindakan kejahatan, kekerasan yang lebih gila, keji dan biadab?” kata pria yang memiliki nama AR Waluyo Wasis Nugroho ini.
“FPI HTI PKI adalah ormas dan partai yang telah dibubarkan. Itu artinya FPI HTI PKI adalah musuh rakyat dan bangsa. Jangan pernah sekecil apapun ruang diberikan kesempatan kembali untuk mereka gunakan untuk bangkit kembali. Baik itu aktivitasnya, kegiatanya, Simbol/benderanya, dan juga paham ideologinya.”
“Dari pengeroyokan disertai penganiayaan yang dilakukan Napoleon Bonaparte dan Maman Suryadi di Rutan Bareskrim semakin menguatkan keyakinan kami bahwa FPI meskipun kini telah berganti nama dan juga mencantumkan Pancasila dalam AD/ART ataupun dasar pendiriannya yang baru namun itu hanya dijadikan kamuflase fatamorgana saja, kami tidak percaya FPI sebelum mereka taubat nasuha, talqin berthoriqot kepada mursyid yang mu’tabaroh, berakhlaquldan karimah, sumpah setia kepada Pancasila, NKRI HARGA MATI disertai komitmen dan implementasi dalam kehidupan sehari hari,” ujara Gus Wal.
“Tiga pekan sudah kabar akan bangkitnya organisasi haram terlarang FPI dengan deklarasinya di beberapa kota/wilayah telah berlangsung, maka sejak itulah Kami GBN Garda Benteng Nusantara,GNB Garda Nusantara Bersatu dan CNB Chauvinis Nusantara Bersatu juga melakukan penolakan terhadap keberadaan FPI meski telah berganti nama,” tambahnya.
“Semakin besar usaha mereka untuk mencoba eksis bangkit kembali dengan membuat Deklarasi di beberapa tempat meski hanya kecil namun berisik, maka dengan demikian akan semakin ‘keras’ pula kami menolak keberadaan dan menolak mereka bangkit kembali.
Di Jombang Jantung Bangsa, Surabaya, Jakarta, Bandung dll. kami melakukan gerakan penolakan terhadap keberadaan dan bangkitnya FPI HTI PKI,” ungkap Gus Wal.
“Karena jelas bagi kami bahwa FPI HTI PKI adalah musuh rakyat dan bangsa,” tegasnya.
“Jika ada yang bertanya mengapa kami sangat keras menolak FPI bangkit kembali adalah karena kami cinta negeri tempat dimana kami dilahirkan, kami cinta tanah air warisan moyang leluhur kami, kami cinta kebhinekaan akan kemajemukan bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan segala keragaman budayanya,” papar Gus Wal.
“Kami tidak ingin negeri ini selalu diributkan dan dibuat gaduh oleh FPI seperti bertahun-tahun yang lampau. Kita tidak menginginkan persatuan dan kerukunan antar umat beragama dikoyak koyak nan dicabik-cabik oleh FPI seperti tahun-tahun yang usang. Kami tak ingin Pancasila sebagai dasar negara pedoman hidup bermasyarakat dalam bingkai NKRI dihina oleh para pengurus dan simpatisan FPI.”
“Sudah, cukup sudah, jangan sampai masa lalu FPI yang dulu telah berbuat kedholiman nan kesuraman dalam tatanan hidup rakyat Indonesia diberikan lampu hijau dengan kembali diberikan izin keberadaanya meski telah berganti nama namun jiwa, dasar, semangat, ghiroh/passion serta orang orang lama FPI masih bercokol di kepengurusan FPI baru yang telah berganti nama,” ungkap Gus Wal.
“FPI sekali dibubarkan dilarang maka sudah seharusnya FPI tetap dilarang haram terlarang keberadaanya baik organisasi, paham, kegiatan, Simbol, dan gerakannya,” imbuhnya.
“Selamatkan anak bangsa ke depan, anak cucu kita kelak dari bahaya laten FPI HTI PKI.”
“Kita harus belajar dari sejarah yang telah dilalui bangsa ini di masa yang telah lampau, kita mesti mengingat bagaimana PKI yang di tahun 1948 melakukan kudeta/pemberontakan di Madiun namun hanya segelintir tokohnya yang ditindak tegas, maka tokoh lainya yang selamat bermanuver eksotik dengan melakukan pengkaderan yang ciamik hingga memunculkan orang-orang baru ditapuk pimpinan PKI, hingga kembali mengadakan kembali kudeta/ pemberontakan September 1965,” jelas Gus Wal.
Terlepas dari berbagai sudut pandang benar tidaknya PKI terlibat dalam peristiwa paling kelam tersebut namun itulah fakta yang terjadi.
Bangsa ini perlu mengamini pesan dari proklamator RI Ir Soekarno “Jasmerah”, Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Kalau dulu PKI dibubarkan dan menjadi haram secara patent keberadaanya beserta kegiatan, atribut dan segala hal yang berbau PKI, maka sekaranglah saatnya Negara dalam hal ini Pemerintah dan Aparat penegak hukum juga berlaku demikian secara keras dan tegas memperlakukan hal sama terhadap FPI, FPI HTI PKI Haram terlarang selamanya.
Mengapa demikian? Agar jangan sampai sejarah kelam dimasa lampau kembali terulang. Apa bedanya PKI dengan FPI HTI? Sama-sama haram terlarang bukan?
Kalau dibiarkan bukan hal mustahil FPI akan meniru jejak PKI, pasca Madiun 48 diberikan angin 17 tahun kemudian melakukan kudeta.
Bangkai busuk yang sudah dikubur dalam-dalam jangan pernah digali dan diangkat, isinya hanya belatung, penyakit dan virus yang mengganggu nan mengancam kesehatan dan keselamatan rakyat Indonesia.
Demi kemashlahatan bangsa dan nasib masa depan anak cucu kita kelak, maka seyogyanya negara dalam hal ini pemerintah dan aparat penegak hukum berlaku tegas dalam mengambil sikap, sekali dibubarkan tak boleh bangkit kembali. Berlaku bagi FPI HTI PKI walaupun berganti nama ataupun singkatan.
“Dengan ngeyelnya FPI saat ini yang mencoba bangkit meskipun telah mengganti namanya, kami atas nama rakyat meminta kepada pemerintah agar bersikap tegas menolak FPI kembali berdiri. Dan kami juga meminta kepada pemerintah untuk mencabut kewarganegaraan ataupun hak hak politik bagi FPI HTI,” tegas Gus Wal.
“Hal ini semata-mata sebagai terapi konkret bagi eks FPI HTI yang dahulu pernah diterapkan oleh pemerintah kepada eks PKI. Karena sudah jelas bagi rakyat Indonesia bahwa FPI HTI PKI adalah musuh rakyat dan bangsa,” terangnya.
Rakyat Indonesia sangat mengharapkan bangsa ini maju, aman, makmur, damai, bermartabat, berbudaya dan berdaulat. Hal itu hanya bisa tercapai jika tak diganggu dengan keberadaan FPI HTI PKI. Maka sudah sangat wajib jika keberadaan FPI HTI PKI haram terlarang sepanjang masa di negeri ini.
Jombang, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan seantero negeri dari sabang sampai merauke menolak keras keberadaan, kegiatan, nama, atribut dan ideologi FPI HTI PKI sampai kiamat.
Indonesia aman makmur damai bermartabat berbudaya berdaulat tanpa FPI HTI PKI musuh rakyat dan bangsa.
Jaga Kampung Desa dari Corona, Talibanisasi, Hoax, Intoleransi, Radikalisme khilafah komunisme terorisme.
Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.
Gus Wal mengakhiri wawancara dengan menegaskan, “Mendukung Penuh BNPT, DENSUS 88, POLRI dan TNI menumpas tindak tegas aksi maupun gerakan intoleransi radikalisme terorisme.”
#GardaNusantaraBersatu
#GardaBentengNusantara
#ChauvinisNusantaraBersatu