Gus Wal: PKI HTI FPI Ormas dan Faham Terlarang, Jangan Gadaikan Nasib Bangsa dengan Memberi Celah Mereka Bangkit

SintesaNews.com – Kalau kita di jalanan umum sering melihat salah satu merek pabrikan mobil yang sering melintas pasti kita tak asing dengan merek Toyota yang salah satu jenis/tipe yang paling sering dijumpai di jalanan adalah brand kijang. Kijang memang salah satu tipe jenis mobil yang banyak dimiliki oleh rakyat Indonesia dengan ciri khas logo kepala dan tanduk khas hewan “kijang” beserta logo dan emblem Toyoya di depan, samping dan belakang bodinya.

Saking familiarnya Toyota Kijang di kalangan rakyat Indonesia karena hampir semua kalangan banyak yang memilikinya, dari pejabat sampai rakyat ekonomi lemah (karena kijang dalam berbagai tipenya juga banyak dijadikan angkot/angkudes). Kijang sering disebut merupakan singkatan “kerjasama Indonesia dengan Jepang”.

Pada saat Kijang di atas angin berhasil menggagahi rival-rivalnya seperti “kuda dan panther”, di saat itu pulalah kijang melahirkan Kijang Innova hingga dikemudian hari muncullah Innova reborn, yang hingga detik ini masih menjadi mobil idaman bagi semua kalangan, terbukti masih banyak penggunanya dari kalangan apapun, termasuk plat merah.

-Iklan-

Sudah ya bahas Innova reborn, hasil kedigdayaan tipe kijang dan Toyotanya menguasai segmen otomotif nasional.

Beda Innova Reborn yang sangat dinikmati kualitas suspensi maupun mesinnya oleh rakyat Indonesia dengan berita FPI reborn.

What FPI Reborn???!

Yup, FPI yang setahun lalu dibubarkan dan dilarang baik organisasinya, faham ideologinya maupun kegiatannya oleh pemerintah setahunan lalu di awal-awal september ini banyak diberitakan akan lahir kembali alias reborn dengan memakai nama baru. Front Pembela Islam FPI kini akan lahir kembali alias reborn dengan “tajuk” nama Forum Persaudaraan Islam, singkatanya masih sama FPI.

“Dari susunan nama-nama yang banyak berseliweran di media online dan media sosial kepengurusan Forum Persaudaraan Islam sebut saja FPI baru banyak terdapat sisa-sisa nama nama dari FPI yang telah dibubarkan dan dilarang keberadaannya dan segala bentuk kegiatan aktivitasnya,” kata Ketua Garda Benteng Nusantara, AR. Waluyo Wasis Nugroho atau biasa disapa Gus Wal.

Sebut saja Novel Bamukmin, Sobri Lubis, Hanif Alatas, Azis Yanuar dll. Mereka adalah orang orang yang selama ini menjadi bagian dari “public enemy” rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kalaupun toh ada sebuah “Penghargaan Orang-orang Ter-eneg se-Indonesia”, maka merekalah sudah pasti jadi nominator-nominatornya.

“Cukuplah Innova yang reborn, FPI HTI PKI Jangan Pernah reborn!!!” ujar Gus Wal yang pernah malporkan Maheer atau Soni Erata ke polisi.

Begitulah yang didengar dan baca dari berbagai macam reaksi masyarakat tentang kabar akan lahirnya kembali FPI meski berubah namanya menjadi forum persaudaraan islam.

Bukankah namanya sudah beda? Iya. Tapi singkatanya masih sama.
Bukankah orang dan tokoh sentralnya sudah beda? Iya, tapi muka-muka lama mirip wajah-wajah bengis taliban masih banyak dan tersedia di susunan struktural FPI baru yang berseliweran di media online, medsos dan WA.

Bukankah AD/ART-nya sudah pasti beda? Iya sudah beda. “Tapi kita tetap harus waspada dengan mereka, kita bisa berkaca pada taliban bagaimana cara mereka dahulu bermertamorfosis hingga banyak menghancurkan heritage-heritage penting di Afghanistan dalam periode awal-awal mereka berkuasa,” jelas Gus Wal.

“Intinya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke menolak keras kehadiran kembali FPI HTI PKI reborn, titik tidak pakai koma,” tegas Gus Wal.

“FPI baru rasa FPI lama, rakyat Indonesia sudah sedemikian muaknya dengan hal-hal yang berbau FPI meskipun saat ini berganti nama dengan memakai nama-nama manis nan indah dengan memakai singkatan Forum Persaudaraan Islam. Mereka pikir rakyat Indonesia ini pikunkah dengan mereka beserta kegilaan aksi-aksinya saat FPI lama? Tidak. Rakyat Indonesia bukan pelupa dan pikun,” kata Gus Wal.

“Hanif Al Athos, Sobri Lubis, Novel Bamukmin, Aziz Yanuar jika dengan menghidupkan kembali FPI dengan nama dan singkatan baru beserta konsep baru semestinya belajar sejarah bangsa Indonesia secara utuh dari mulai masa pergerakan nasional hingga saat ini. Tidak usah jauh-jauh, seharusnya mereka belajar dari Bu Megawati Soekarnoputri dan Bung Guruh Soekarno Putra dimana beliau berdua harus susah payah bersabar dalam tempo 30 tahun lebih untuk kembali menggaungkan Soekarnoisme dan Marhaenisme hadir kembali di tengah-tengah rakyat Indonesia. Atau bisa pula Hanif Al Atos, Aziz Yanuar, Sobri Lubis, Novel Bamukmin dkk. belajar sejarah mengikuti Menhan RI Prabowo Subianto pasca 1998 ia menepi dan uzlah bertahun-tahun di Yordania. Barulah baru menjelang Pilpres 2009 Prabowo kembali muncul di tengah-tengah publik setelah kisaran 11 tahunan kira-kira dia menepi dan uzlah di Yordania,” ucap Gus Wal.

“Tiru dan contohlah beliau-beliau itu kalau mereka (FPI baru) benar–benar mau berubah menjadi baik, mashlahat bagi umat, rakyat dan bangsa Indonesia. Ya harus tidak lain dan tidak bukan meniru role model kepemimpinan di Indonesia. Jangan sak enak wudele sekian tahun berbuat salah dan membuat jengah rakyat Indonesia, belum ada setahun mereka dibubarkan dan dilarang kegiatanya, sudah gatal ingin tampil, ingin cari panggung di Indonesia,” kata Gus Wal.

“Sebenarnya mereka ini WNI bukan sih kok gak paham sejarah, budaya, kultur dan antropologi Indonesia secara utuh?”

“Rakyat Indonesia meminta kepada negara dalam hal ini pemerintah, dalam hal ini Kemendagri dan Kemenkumham untuk meninjau ulang izin dari FPI baru ini. Kalaupun toh sudah dengan diam-diam keberadaan FPI baru ini sudah disahkan dan mendapatkan izin dari Kemendagri maupun Kemenkumham, maka kami Rakyat Indonesia meminta sekali mereka membuat kesalahan yang sama seperti FPI terdahulu maka kami meminta agar mereka ditindak tegas. Maksimalkan Pulau Komodo, Ujung Kulon, bagi para anggota, simpatisan, pengurusnya yang melanggar hukum negara,” usul Gus Wal.

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pesannya.

“Hanya Innova yang boleh reborn, FPI HTI PKI tidak boleh!!!” Gus Wal berseloroh sebelum menutup wawancara.

“Jaga Kampung Desa dari Corona, Hoax, Talibanisasi, Radikalisme Khilafah Komunisme Terorisme,” tutup Gus Wal.

#GardaNusantaraBersatu
#GardaBentengNusantara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here