Veronica Koman dan Rizieq Shihab apa bedanya? Sama-sama berisik nan membahayakan kedaulatan bangsa Indonesia.
KOLOM
OPINI
AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal)
Barangkali memang tak ada suku bangsa yang benar-benar mencintai Indonesia dengan sepenuh hati, segenap jiwa selain daripada suku bangsa asli nusantara ini, apapun agamanya dan dimanapun mereka tinggal, hati dan jiwa mereka cuma satu, Indonesia Berpancasila, tulus ikhlas tanpa tedeng aling-aling, tanpa adanya kepura puraan, kepalsuan, dan keterpaksaan.
Anak suku bangsa asli trah nusantara bertumpah darah Indonesia, hanya Indonesia di dada, karena jelas sudah trah asli suku bangsa nusantara memang Indonesia, bukan mengagungkan negeri yang bukan asalnya seperti Jazirah Arab ataupun Tiongkok.
Sejak kakek buyut mereka suku bangsa asli nusantara ini hanya punya Indonesia merah putih di dada sebagai tanah airnya, tanah tumpah darahnya.
Akhir-akhir tahun ini kita begitu sedemikian kesal, benci, marah kepada aktor-aktor maupun anggota nan pelaku maupun pendukung paham ideologi khilafah, intoleransi, radikalisme yang dimana HTI, FPI sebagai wadah utama (yang kini keduanya telah dibubarkan) menjadi public enemy rakyat Indonesia yang masih waras dan selalu mencoba untuk waras.
Bahkan, tak Hhnya membenci dan menjadikan FPI HTI sebagai public enemy, tokoh-tokoh keduanya dan yang mendukung mereka pun sontak menjadi figur-figur paling tidak diinginkan oleh rakyat Indonesia untuk hidup di tanah surga ini.
Dan sentimen kepada ras/etnis Arab yang “bukan merupakan suku bangsa asli nusantara” pun mencuat menggebu di kalangan rakyat Indonesia asli pribumi dengan berbagai macam anekdot seperti arabpatinghenah, sarabpatinggenah dan Kadrun (kadal gurun).
Tanpa ada iklan, anekdot-anekdot liar tersebut beredar dari mulut ke mulut, layar ke layar karena terlalu “jengkelnya” rakyat Indonesia melihat, mendengar, dan merasakan betapa gila nan ngawurnya Rizieq Shihab, Yahya Waloni, Haikal Hasan, Khalid Basalamah, Munarman, alm. Tengku Zulkarnaen, alm. Soni Eranata alias Maaher, Yusuf Martak, Novel Bamukmin dll.
Yang kerjaan mereka adalah membuat gaduh republik ini, menyinggung tentang nasionalisme Indonesia yang ber-Pancasila, mengobrak-abrik kerukunan antar umat beragama, mengkritik pemerintah membabi-buta tanpa data yang valid nan benar, menyuarakan khilafah, dan mengajak menyeru demo dengan lebih dulu membuat propoganda anti pemerintah, terus selalu berputar dan selalu diselingi oleh “joke” tak bermutu bernada pembelaan ataupun penguatan mereka dari oknum “Majlis Urusan Iseng”.
Okelah, selama ini kita kaum Nasionalis Pancasilais, selalu hanya beranggapan jika yang mengancam Persatuan Indonesia, mengancam kerukunan antar umat agama, dan mengancam kedaulatan bangsa adalah dari kelompok eks hti fpi beserta para tokoh-tokohnya, yang adanya kegiatan mereka yang sudah terbukti dengan jelas ingin mengganti sistem pemerintahan bangsa ini sesuai keinginan mereka yakni khilafah, dan ISIS. Mereka merongrong kedaulatan dan keutuhan bangsa negara dengan propoganda kampanye khilafahnya. Syukur alhamdulillah, HTI dibubarkan 2017, Dan FPI dibubarkan 2021.
Mereka kaum sarabpatinggenah.
Selain masalah masih bebas sebebas-bebasnya nan seliar-liarnya tokoh-tokoh eks HTI FPI mengekspresikan segala bentuk kreatifitasnya yang jelas tetap menjadikan mereka public enemy Rakyat Indonesia, muncul lagi Veronica Koman yang bukan beretnis arab, namun beretnis Tionghoa kelahiran Medan.
Veronica Koman kita belum tahu dan juga tidak penting untuk tahu sejak kapan bapak ibunya kakek neneknya moyangnya berada di Tanah Surga Indonesia ini, karena jelas ia dan bapak ibu kakek moyang mereka bukan asli Trah nusantara ini, dan bahkan berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini pun tidak, meneteskan setetes darah juga keringat untuk bangsa inipun tidak.
namun mengapa Veronica Koman jadi lupa diri darimana ia dan nenek moyangnya berasal
Apakah ia keturunan 9 naga zaman old yang juga memberikan bantuan uang, senjata, dan alutsista untuk berperang melawan Belanda dalam merebut Irian/Papua/Hollandia??
Kenapa ia yang numpang lahir di Medan Sumatera Utara dari rahim ibunya ikut merongrong kedaulatan negara?
Mengapa ia dengan merasa sok tahu dan sok pahamnya merusak citra bangsa Indonesia di luar negeri dengan menyerukan kemerdekaan Papua?
Mengapa ia terus menerus mendukung pemberontak, kkb/ksb? apa hubungannya dia dengan Papua?
Jangankan dengan Papua, dengan Medan Sumatera Utara tempat ia numpang lahir pun ia tak punya ikatan, selain ia beruntung lahir di negeri surga ini, itu kalau ia tahu diri dan sadar diri.
Akibat ia tak tahu diri darimana ia dan moyangnya berasal, ia tak tahu dan gagal paham tentang sejarah bangsa Indonesia ini berikut perjuangan pergerakan kemerdekaan, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan bagaimana menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dengan merebut Papua dengan mengusir Belanda dari bumi cendrawasih. Mungkin karena ia bukan merasa asli dari Indonesia, ia tak sudi peduli sejarah bangsa Indonesia.
Apa susahnya menangkap Veronika Koman?
Kalau menangkap mantan bendahara umum demokrat M. Nazarudin saja bisa dengan mudah ditangkap di Kolombia, mengapa seperti terkesan membiarkan Veronica Koman terus berisik di luar negeri sana, sama persis seperti ketika Rizieq Shihab kabur “minggat” ke Arab Saudi dan terus menerus melakukan propoganda baik live streaming, rekaman, ataupun melalui tulisan-tulisannya.
Lantas apa bedanya Veronica Koman dengan Rizieq Shihab?
Bedanya adalah Rizieq Shihab mengklaim berdarah arab, dan Veronica Koman berdarah Tionghoa, keduanya sama sama merupakan pendatang dan anak kos di negeri ini, jika sadar diri.
Belajar dari fenomena Rizieq Shihab yang sempat membius para keturunan arab di Indonesia menjadi style ala Rizieq, rakyat Indonesia menjadi seakan-akan anti terhadap para keturunan arab yang ada di negeri ini, beruntung ada Figur Habib Luthfi Bin yahya yang cepat bertindak menyadarkan para ras arab di Indonesia dan syukur alhamdulillah mereka insyaf dengan kembali memegang teguh “Indonesia BerPancasila” dan mulai belajar andap asor kepada pribumi asli trah nusantara pemilik dan pewaris sah bangsa Indonesia.
Dan semoga jangan sampai ada yang sesuku dengan Veronica Koman menjadi seperti Veronica Koman dan meniru, mencontoh, mengikuti jejak Veronica Koman yaitu berkhianat kepada Bangsa dan negara Indonesia agar tak menjadi public enemy Rakyat Indonesia.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu menjaga keamanan, kedamaian, ketentraman dan keutuhan NKRI dari Sabang sampai Merauke.
Semoga TNI POLRI yang bertugas menjaga kedaulatan bangsa menumpas KKB KSB diberikan ketabahan, keselamatan, dan kemenangan demi keutuhan NKRI HARGA MATI dari Sabang sampai Merauke.
Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.
Gerakan Jaga Kampung Desa dari bahaya laten intoleransi radikalisme terorisme hti khilafah.
PANCASILA Sepanjang Masa
GARDA BENTENG NUSANTARA
bersatu berjuang bergerak berkhidmat bermanfaat untuk negeri