Gus Yahya: NU Tidak Boleh Jadi Alat Politik PKB, Warga NU Tidak Wajib memilih PKB

Ketum PBNU Gus Yahya.

Penulis: Nurul Azizah

Saat ini sedang ramai dibicarakan kalau Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si atau lebih dikenal sebagai Cak Imin yang notabene Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tampak mesra dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tidak ada yang tahu maksud dan tujuan Cak Imin menggandeng PKS.

Tentunya banyak pertanyaan di kalangan warga Nahdliyin, ada apa dengan Cak Imin?

Cak Imin menghadiri acara puncak milad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke-20 pada Minggu, 29 Mei 2022.

Cak Imin dengan percaya diri naik ke podium menyampaikan pidato pada acara milad PKS yang digelar di Istora Senayan, Jakarta.

“Selamat kepada jajaran DPP PKS, selamat kepada seluruh kader-kader PKS di seluruh Tanah Air, selamat milad yang ke-20. Semoga usia yang ke-20 ini PKS semakin bermanfaat oleh rakyat dan bangsa Indonesia,” kata Cak Imin.

Cak Imin menyatakan bahwa PKS punya tekad yang sama dengan PKB untuk menata dan memperbaiki Indonesia di masa depan yang lebih baik.

Sontak saja, kehadiran Cak Imin di acara Milad PKS, membuat panas dingin warga NU. Orang sekelas Cak Imin malah menyamakan tekad antara PKB dengan PKS.

Inilah alasan penulis mengangkat tema tulisan ini, Cak Imin beda dengan Gus Dur. Kalau Gus Dur memimpin PKB itu tegak lurus dengan PBNU. Tetapi PKB yang digawangi Cak Imin malah tidak tegak lurus dengan PBNU. Melenceng ke partai yang memusuhi NU yaitu PKS.

Dimana saat Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019 kita sudah faham kayak apa itu PKS. Banyak fitnah dan hoax yang dihembuskan oleh PKS.

Ada banyak fitnah dan hoax yang dimainkan PKS, tapi lihatlah sekarang ini, PKS masih eksis, bahkan sudah berganti logo, tetap saja tidak bisa membersihkan kebusukan yang ada di dalam partai tersebut. Kader-kader PKS banyak memfitnah pak Jokowi dan Ahok serta suka nyinyirin kinerja pemerintah.

Hadirnya Cak Imin ke Milad PKS ke-20 dan pidatonya ke acara tersebut, memberi sinyal kalau Cak Imin ingin berkolaborasi dengan PKS.

Ada beberapa bakal calon presiden yang ingin dipinang oleh PKS, diantaranya Anies Baswedan, AHY, dan Cak Iminpun merapat ke PKS. Ada yang tidak beres dengan PKB-nya Cak Imin.

Ini kesempatan bagi PKS untuk memerankan tujuan politiknya. Saat ini PKS masih mengamati tokoh mana yang paling menarik untuk dipinang sebagai Capres.

Ada sinyal dari PKS untuk merangkul Cak Imin. Cak Imin pun diberikan kesempatan untuk berpidato diacaranya PKS. Hal ini juga diberikan kepada Sandiaga Uno, Zulkifli Hasan, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Mengapa Cak Imin yang orang NU malah memilih kolaborasi dengan PKS yang anggotanya menjadi kelompok minhum, kelompok yang selalu berseberangan dengan pemerintah. Kelompok yang selalu mengkritik kinerja Jokowi, kelompok minoritas yang tidak familiar dengan budaya Nusantara atau budaya Indonesia.

Cak Imin telah mengecewakan hati warga Nahdliyin, karena membawa PKB yang anggotanya banyak warga NU untuk berkoalisi dengan partai-partai yang tidak mendukung pemerintah (PKS, Demokrat dan Partai Umat).

PKS banyak didukung kelompok wahabi, salafi, takfiri, HTI, JI, JAD, NII cs. Terus akan dibawa ke mana PKB yang dinakhodai Cak Imin ini?

Siapapun yang mengaku warga NU, seharusnya mengikuti apa yang menjadi visi misi PBNU. Warga Nahdliyin akan tegak lurus bersama PBNU pimpinan Gus Yahya Cholil Staquf atau dikenal dengan panggilan Gus Yahya.

Gus Yahya menghimbau kepada semua partai politik agar tidak menggunakan NU sebagai senjata dalam kompetisi politik.

Gus Yahya menegaskan bahwa hal ini tidak dikhususkan untuk partai tertentu saja, tetapi semuanya. Jadi warga NU tidak wajib memilih PKB.

Gus Yahya tidak akan membiarkan NU menjadi alat politik bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Tidak bisa kita biarkan PKB main-main klaim NU untuk dapat suara,” ujar Gus Yahya.
“Kalau mau medapatkan suara, dia harus bekerja secara rasional dan memberikan maslahat yang nyata bagi masyarakat,” tegas Gus Yahya saat menyampaikan pidato pada acara di Kantor NU Kabupaten Kediri, Minggu malam (6/3/2022).

Cak Imin berkolaborasi dengan PKS sudah lama, tidak menjelang Pilpres 2024 saja.

Baca tulisan: PKB Koalisi dengan PKS? Kyai Marzuqi: Goblok Sak Pol-pole

Gus Yahya tidak segan memberikan sanksi tegas dengan peringatan tertulis pertama dan selanjutnya jika ada pengurus NU yang melanggar aturan.

“Langsung kami terbitkan surat peringatan tertulis tahap satu, diulangi lagi surat tertulis tahap dua, diulangi lagi dibekukan. Pokoknya tidak boleh,” tegasnya.

Gus Yahya selalu menegaskan NU tidak boleh jadi alat politik jelang pemilu 2024. Hal ini merespon ketua PKB yang bergerak berkolaborasi dengan PKS. Selain itu Gus Yahya juga merespon Ketum PKB Cak Imin yang memamerkan kaos bertuliskan ‘NU pilih PKB.

Ketua pengurus PBNU Ahmad Fahrur Rozi juga merespon unggahan Cak Imin di Instagram yang memamerkan kaos bertuliskan “NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sakarepmu.”

Fahrur menegaskan warga NU tidak wajib memilih PKB dalam pemilihan umum, baik Pilkada dan Pilpres.

“Ya, tidaklah (tidak wajib pilih PKB – pen.), itu pilihan hak demokrasi masing-masing,” kata Fahrur, Rabu (18/5/2022).

Warga NU bebas menentukan pilihan politik masing-masing. Pilihan orang NU tidak hanya di satu partai politik, masih banyak partai politik yang pro pemerintah. NU lebih besar dari hanya di satu partai politik saja. Jadilah warga NU yang cerdas.

Dengan sinyal dari Gus Yahya, tentunya Cak Imin merespon dengan baik, jangan malah berseberangan dengan PBNU.

Wahai warga NU, dengarkanlah pernyataan Gus Yahya, yang meminta PKB jangan mengeksploitasi NU jelang pemilihan umum 2024. Gus Yahya dengan tegas mengemukakan agar PKB tidak menjadikan NU sebagai alat kepentingan politik identitas.

Nurul Azizah, penulis buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi’, minat hub. penulis, atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.

Buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi” karya penulis Nurul Azizah. Pemesanan hub. Penulis atau SintesaNews.com di nomor 085810220132

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here