Hidup adalah Perjuangan sampai Mati

Penulis: Erri Subakti

Awal Ramadhan biasanya saya mengirim-ngirim pesan kepada sahabat-sahabat yang lama tidak berkomunikasi. Sekedar untuk meminta maaf dan mengucapkan selamat puasa.

Dari berkirim-kirim pesan itu salah seorang sahabat mengabarkan bahwa dirinya baru saja pulang dari RS sehabis operasi tumor payudara. Ia meminta doanya agar biopsinya jinak. Bersyukur dia dikelilingi orang-orang terkasihnya, keluarganya. Itu pun dia harus tetap bekerja pada minggu depannya.

-Iklan-

Ada lagi sahabat yang baru saja sembuh dari 3 minggu batuk pilek. Tentu buat dia, seorang cancer survivor yang setahun ke belakang ini berjuang dengan kemoterapinya, sakit tersebut menambah perjuangan hidupnya di sampingjuga harus terus mencari nafkah seorang diri.

Yang lainnya ada yang baru saja pulang dari Uzbekistan. Menjadi tour guide. Asik kelihatannya? Ya bisa dibilang begitu. Tapi dia adalah insan pasca stroke sejak 14 tahun lalu. Tubuhnya lumpuh sebelah. Tangan dan kaki yang berfungsi hanya 1 masing-masing. Ke mana-mana harus menggunakan kursi roda, atau jalan dengan menyeret kaki. Bukan perjuangan yang mudah untuk bisa melalui hidup yang lumpuh dan terus bekerja dan berkarya.

Sejatinya, hidup ini memang sebuah perjalanan dan perjuangan yang hanya berhenti saat nyawa sudah tak lagi di tubuh ini.

Segala perjuangan demi perjuangan harus dilalui dan diatasi. Selesai 1 “pertempuran”, ada lagi pertempuran lainnya. Bahkan yang satu belum selesai sudah datang lagi beban yang harus diperjuangkan. Kadang mencapai kemenangan, tak jarang kekalahan. Semuanya, baik kemenangan atau kekalahan selalu memberikan pelajaran dan hikmah. Pelajaran seumur hidup hingga akhir hayat.

Jika lelah, berhenti sejenak. Lalu kembali berjalan dan berjuang. Dan tetap percaya akan akhir yang indah di depan. _It’s proven._

Sungguh merugi jika dalam setiap perjuangan kita tidak mengambil hikmah, mendapat pelajaran, dan mengevaluasi diri, introspeksi untuk memperbaiki diri terus menerus.

Sawang sinawang. Tidak ada manusia yang hidupnya enak terus tanpa ujiannya masing-masing untuk meningkatkan levelnya.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.”
(QS. Ali ‘Imran Ayat 142)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here