Penulis: Langit Quinn
SintesaNews.com – Presiden Jokowi diketahui menjadi pembicara utama di Uni Emirat Arab. Selian itu, Jokowi juga menandatangani 16 perjanjian kerja sama antar dua negara untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Di antaranya adalah, 5 perjanjian di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan, pertanian, dan penanggulangan terorisme. 11 Perjanjian lain adalah perjanjian bisnis di beberapa bidang, yaitu petrokimia, migas, energi, telekomunikasi, pelabuhan dan riset.
Sebelas perjanjian tersebut di antaranya adalah perjanjian investasi bernilai US$22,8 miliar atau sekitar Rp314,9 triliun!
“Perkiraan nilai investasi dalam perjanjian ini sebesar US$22,8 miliar atau sekitar Rp314,9 triliun,” ujarnya dalam laman Facebook, dikutip Senin (13/1).
Jokowi juga mengungkapkan kunjungannya ke Uni Emirat Arab mendapatkan sambutan meriah dari Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed.
“PEA [Persatuan Emirat Arab] akan tetap menjadi salah satu mitra penting kerja sama ekonomi Indonesia, terutama di bidang investasi,” kata Jokowi, seperti dikutip melalui keterangan resmi Sekretariat Kepresidenan, Jakarta.
“Kita dapat memulai era baru hubungan kedua negara yang lebih erat,” kata Mohamed bin Zayed.
Presiden Jokowi, ditegaskan Luhut, bahkan telah meminta Pangeran UEA Mohammed Bin Zayed untuk menjadi Dewan Pengarah dalam pembangunan ibu kota baru tersebut. Ia juga mengemukakan bahwa sebagian dana tersebut akan diinvestasikan dalam pembangunan Ibu Kota baru di Kuta Kartanegara, Kalimantan Timur. Selain itu, UEA pun menyatakan ketertarikannya menanam modal untuk pembangunan di Aceh.
Menurut Luhut, sebagian besar dana investasi tersebut akan lebih banyak berada di sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun di sektor-sektor strategis seperti petrochemical.
Di UEA, Jokowi juga bertemu dengan Presiden Armenia, seperti yang dikutip dalam akun media sosialnya:
Hari kedua kunjungan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, saya menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Armenia Armen Sarkissian yang juga tengah hadir di sana. Indonesia dan Armenia ini memiliki hubungan sejarah yang cukup lama.
Saya antara lain meminta agar pemerintah Armenia memberikan fasilitas bebas visa bagi warga negara Indonesia, sebagaimana yang telah kita berlakukan kepada warga Armenia yang datang ke Indonesia. Presiden Armen Sarkissian berjanji untuk segera menindaklanjuti permintaan saya itu.
Indonesia dan Armenia adalah dua negara dengan perkembangan industri teknologi informasi yang pesat. Saya meminta kerja sama kedua negara juga diprioritaskan di bidang tersebut.