Lagu Ya Lal Wathan Kurang Ada Ruhnya Ketika Dibawa ke Panggung Politik PKS

Penulis: Nurul Azizah

Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dr. Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si (Cak Imin) menyambangi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jakarta Selatan, Selasa, 12 September 2023. Cak Imin diundang ke kantor DPP PKS sekitar jam 16.30 WIB. Dia akan menyampaikan presentasi kepada majelis syuro PKS dalam rapat tertutup. Cak Imin mendapatkan dukungan dari PKS menjadi cawapres Anies Baswedan di pilpres 2024.

Lagu Ya Lal Wathan dikumandangkan saat pertemuan NasDem, PKB dan PKS beberapa waktu lalu. Berkumandangnya lagu Ya Lal Wathan tidak dipersoalkan oleh Gus Yahya Ketum PBNU. Menurutnya, kejadian ini akan menjadi koreksi pihaknya, lantaran lagu tersebut belum pernah didaftarkan hak ciptanya lebih dulu. “PBNU belum mendaftarkan hak cipta soal Ya Lal Wathan ini,” kata Gus Yahya saat jumpa pers di kantor PBNU Jakarta, Jum’at (15/8/2023).

-Iklan-

Lagu ini jadi tidak biasa dinyanyikan di ruangan yang gambarnya didominasi lambang PKS, pasalnya lagu Ya Lal Wathan identik dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Yang menjadi perhatian penulis adalah pernyataan dari orang-orang yang pro PKS, “Capres Anies menyanyikan Ya Lal Wathan, orang NU kaget ternyata PKS itu NU garis Modern.” Pernyataan itu beredar luas di grup WhatsApp yang penulis ikuti.

Kapan PKS jadi NU garis modern, kok baru tahu ada NU garis modern. Dan tentunya video yang isinya Anies Baswedan, Cak Imin, Ketua PKS Ahmad Syaikhu dan hadirin menyanyikan lagu Ya Lal Wathan dengan latar lambang PKS.

Lagu yang diciptakan KH. Abdul Wahab Chasbullah pada tahun 1916 kurang ada ruhnya ketika dibawa ke panggung politik. Lagu Ya Lal Wathan ketika dinyanyikan oleh warga Nahdliyyin bisa dirasakan getarannya sampai ke relung hati, bulu kuduk merinding, heroik. Beda dengan lagu yang dinyanyikan oleh orang-orang yang biasa nyinyirin NU. Terasa hambar, tidak ada ruhnya.

Biasanya warga Nahdliyyin setelah menyanyikan lagu tersebut langsung berteriak dengan lantang,
“Siapa kita!” NU
“NKRI .. !” Harga mati
“Pancasila .. !” Jaya
“Aswaja .. !” Aqidah kita
“Nusantara .. !” Milik kita.

Itulah bedanya ruh lagu Ya Lal Wathan ketika dinyanyikan warga Nahdliyyin dengan orang-orang yang ada di ruang PKS. Terasa hambar rasanya, kayak makanan yang kurang bumbu. Hal ini bisa dilihat bergabungnya Cak Imin ke NasDem dan PKS kurang dapat respon dari warga Nahdliyyin. Karena lagu itu memang lagu kebesaran warga Nahdliyyin. Politik ya politik, jangan bawa-bawa lagu kebesaran warga Nahdliyyin ke panggung politik. Teman-teman penulis yang rata-rata warga Nahdlyyin banyak yang komen, “Kenapa sih bawa NU ke panggung politik PKS Cak, seharusnya fokus politik ya politik.” Ada lagi yang komen, “mendadak NU demi ambisi politik,” dan komen lainnya.

Ya kita kembalikan lagi ke hati nurani masing-masing, apakah saat menyanyikan lagu Ya Lal Wathan rasa nasionalisme merekat kuat di dada. Karena lagu tersebut memiliki sejarah yang mampu membakar semangat perjuangan bangsa Indonesia. Karena lagu Ya Lal Wathan dikenal juga sebagai Syubbanul Wathan (pemuda yang cinta tanah air). Benih-benih cinta tanah air ini akhirnya bisa menjadi energi positif bagi rakyat Indonesia secara luas. Sehingga perjuangan tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi pergerakan bangsa Indonesia yang mencintai tanah airnya untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan.

Di bawah ini penulis sertakan lirik lagu Ya Lal Wathan berserta terjemahannya:

ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ
Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ
Hubbul wathon minal Iman
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ
Wala takun minal hirman
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ
Inhadlu ahlal wathon
ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ
Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ
Hubbul wathon minal iman
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ
Wala takun minal hirman
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ
Inhadlu ahlal wathon
اِندُونيْسِياَ بِلاَدى
Indonesia biladi
أَنْتَ عُنْواَنُ الْفَخَاما
Anta ‘Unwanul fakhoma
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ
Kullu may ya’tika yauma
طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا
Thomihay yalqo himama
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ
Kullu may ya’tika yauma
طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا
Thomihay yalqo himama

#Terjemahan
Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah hai bangsaku

Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah hai bangsaku

Indonesia negeriku
Engkau panji martabatku
Siapa datang mengancammu
Kan binasa di bawah durimu
Siapa datang mengancammu
Kan binasa di bawah durimu.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI, minat hub. 0851-0240-8616.

 

Buku kedua karya Nurul Azizah. “Muslimat NU Militan untuk NKRI”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here