PNIB: Lawan Kegilaan Demo berjilid-jilid Berkedok Bela Agama yang Ternyata Hanya untuk Kudeta, Rusuh

SintesaNews.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengutarakan agar kita melawan aksi demo berjilid-jilid dari kelompok PA 212, eks ormas terlarang FPI- HTI yang hanya untuk tujuan kudeta kekuasaan politik dan membuat rusuh dengan kedok bela agama.

Gus Wal juga meminta kepada Polri dan TNI untuk menindak tegas para dalang, aktor intelektual dan para pendana donaturnya.

“PNIB juga meminta agar aparat keamanan mengusut dan menindak tegas para provokator ataupun dai provokator yang mengajak dan menyerukan demo berjilid-jilid yang punya motif untuk kudeta, bikin rusuh, tebar teror, dll.,” ujar Gus Wal.

PNIB juga mendukung Densus 88 yang mengeksekusi tersangka teroris Sunardi beberapa waktu lalu.

“Kami PNIB menyatakan dukungan penuh kepada pemerintah terutama Densus 88, BNPT, Polri, dan TNI yang terus menyisir habis sel-sel radikalisme dan terorisme di Indonesia,” imbuhnya melalui layanan percakapan kepada SintesaNews.com

“Rakyat Indonesia yang masih waras dari Sabang sampai Merauke berdoa dan berharap agar di tahun ini Indonesia lebih Bermartabat Berbudaya Aman Makmur Damai tanpa adanya aksi-aksi, sikap, statement maupun perbuatan intoleransi radikalisme terorisme, serta bebas dari propaganda yang dilontarkan oleh para dai provokator, yang sepertinya juga sudah menjadi bahaya laten dan ancaman serius bagi keselamatan bangsa dan persatuan anak bangsa Indonesia,” tegas Gus Wal.

Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal).

Di Tahun 2022 ini PNIB dan rakyat Indonesia ingin pemerintah dan aparat penegak hukum menindak tegas para dai provokator seperti Bahar bin Smith yang sudah ditahan, Yusuf Martak, UAS, Novel Bamukmin, Sugik Nur Raharja dll. yang selama ini sangat meresahkan, mengusik kedamaian nan ketentraman kehidupan bermasyarakat berbangsa bernegara rakyat Indonesia, merusak kerukunan antar umat beragama dan mencederai persatuan dan kesatuan anak bangsa Indonesia.

“Mereka-mereka ini yang sampai detik ini masih banyak merendahkan marwah dan martabat para pemimpin bangsa, merendahkan institusi negara seperti TNI POLRI, sangat layak untuk segera ditangkap, diadili dan dihukum berat,” tegas Gus Wal.

Bukan semata-mata mereka ini menebar kebencian, membuat propaganda dan melanggar hukum saja. Gus Wal menjelaskan, “Namun yang lebih sangat berbahaya adalah apa yang mereka sampaikan dan ucapkan sangat meracuni generasi bangsa mendatang yakni anak cucu kita kelak, kalau mereka semua ini dibiarkan berbuat seenak wudelnya.”

“Mau jadi apa generasi mendatang dan bangsa ini ke depannya kalau generasi muda kita ikut paham mereka yang tak bisa menghormati para pemimpin bangsa dan tidak mempunyai adab kepada institusi negara seperti TNI POLRI???” Gus Wal mempertanyakan.

PNIB dan Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke di tahun 2022 ini meminta pemerintah dan aparat penegak hukum lebih ekstra dalam menghadapi dan menanggulangi bahaya laten FPI HTI, PA 212, intoleransi radikalisme khilafah terorisme.

“Di tahun 2022 bersama kita kuatkan kembali nilai-nilai kearifan lokal, menguatkan budaya dan tradisi nusantara, membangun semangat cinta tanah air Indonesia dan membangun fondasi Semangat Bela Negara kepada generasi muda kita,” pesan Gus Wal.

“Agar jangan sampai terjadi Indonesia dan Nusantara yang kita cintai ini di-‘talibanisasi, diarabisasi, di-suriahisasi’,” tuturnya kemudian.

“Kita Songsong Indonesia Maju Aman Makmur Damai Beradab Berbudaya Bermartabat.”

“Bersama Kita Wujudkan Indonesia ber-Pancasila dengan sebenar-benarnya, Indonesia tanpa koma, Indonesia tanpa intoleransi radikalisme khilafah terorisme dengan menolak da’i provokator.”

“Bubarkan PA 212!” pungkasnya.

Gus Wal menutup percakapannya dengan pesan, “Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”

“Jaga Kampung Desa dari Omicron, corong propoganda eks FPI HTI, da’i-da’i provokator, bahaya laten FPI HTI radikalisme khilafah terorisme.”

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here