Menggugat Korupsi Jokowi di Era Prabowo

Penulis: Dahono Prasetyo

Transfer kekuasaan dari Jokowi ke Prabowo hanya beralih gerbong dari Kapitalis Timur ke Kapitalis Barat. Ekonomi Kapitalis selalu melahirkan sebuah sistem oligarki kekuasaan demi mempertahankan hegemoninya

Apa itu Kapitalis? Siapa yang menguasai modal menjadi paling berkuasa. Bagaimana caranya jadi Kapitalis? Ya dagang dengan meraup untung sebesar-besarnya dengan berbagai cara termasuk mematikan pesaingnya.

-Iklan-

Politik kaum kapitalis juga selalu memelihara kemiskinan sebagai komoditas perdagangan. Dan suatu saat dimanfaatkan untuk mendukung kekuasaan dengan janji memberantas kemiskinan yang sesungguhnya tidak pernah dilakukan.

Jutaan bansos bukan untuk mengentaskan kemiskinan, menjadi skema meraup gula-gula simpati. Ribuan UMKM dibina bukan untuk menjadikan mereka mandiri, namun merumuskan skema ketergantungan kepada pemilik modal.

Begitu pula dengan simpul-simpul penegakan hukum. Orang miskin dilarang berurusan hukum, apalagi bermasalah dengan orang kaya. Palu hakim hanya sesekali membela yang lemah untuk menjaga Pengadilan tetap menjadi harapan. Selebihnya menghukum berat si kaya akan membuatnya bermasalah dengan kesepakatan jaringan oligarki kapitalis yang menguasai mereka.

Korupsi adalah jalan cepat naik level menjadi kapitalis baru. Mustahil dilakukan sendirian, kecuali mengantongi uang damai tilang. Dalam korupsi berjama’ah akan selalu ada sosok mentor yang memberinya contoh modus korup yang aman. Dan jika ada yang terbongkar bukan berarti permainan selesai, hanya urusan tumbal yang baik bagi pelaku lain agar aman tidak terjamah pasal pasal .

Tututan mengadili Jokowi bukan berarti sia-sia. Sebagai pencipta sistem kapitalis dengan meminjam gorong-gorong, dia juga menciptakan pengamannya juga. Termasuk membuat jalan tikus untuk kabur sebagai pilihan paling buruk.

Menuduh Jokowi korup itu sudah benar meski mustahil menjadikannya memakai rompi orange. Sistem yang Jokowi ciptakan sudah banyak berjasa memperkaya kapitalis dan menyelamatkan berikut meninggikan karir para loyalisnya.

Dan tidak semua warga penerima bansos paham tulisan ini. Lebih memilih memuja setinggi langit para pemberi makan orang lapar dan memaki orang yang menanyakan apa penyebab kelaparannya.

@Dahono Prasetyo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here