Pemerintah Singapura Keluarkan Aturan Larangan Keluar Rumah

SintesaNews.com – Wabah virus Covid 19 yang sudah menulari warga Singapura membuat pemerintah negeri Singa itu semakin waspada dan memperketat aturan-aturannya bagi penduduk. Pemerintah Singapura melarang penduduknya untuk keluar rumah. Aturan ini ketat untuk warga Singapura yang baru kembali dari China, tidak boleh keluar rumah selama 14 hari.

Informasi hingga kini, telah ditemukan 77 kasus pasien positif Covid-19 di Singapura, namun 26 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Karena itu pemerintah Singapura semakin memperketat aturannya. Setelah menutup penerbangan ke dan dari Tiongkok, juga menerbitkan aturan untuk warganya “mengkarantina diri sendiri di rumah.”

Aturan ini berlaku terutama untuk mereka yang diduga berinteraksi dengan orang yang berhubungan virus covid 19. Atau mereka yang dari China, yang berhubungan dengan suspect, atau yang berinteraksi dengan orang yang punya hubungan dengan suspect.

-Iklan-

Kebijakan itu perlu diambil pemerintah kami karena Singapura sangat kecil, padat, dan multinasional.

Karena kasus ini Singapura diprediksi akan mengalami penurunan tingkat kunjungan wisatawan sebesar 25–30 persen pada 2020. Hal tersebut jelas memengaruhi GDP negeri itu yang empat persen di antaranya disumbang oleh sektor pariwisata.

“Kami kehilangan 20.000  turis setiap harinya (usai penutupan akses bagi Tiongkok),” ujar John Gregory Conceicao, Executive Director Singapore Tourism Board untuk South East Asia International Group, di Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Liong mengatakan, bukan tidak mungkin negaranya terjerumus ke resesi. Sebab dampak virus corona ke perekonomian sudah akan terasa dalam jangka pendek. “Dampaknya akan signifikan, setidaknya dalam beberapa kuartal ke depan. Penyebaran (virus Corona) sangat intensif,” kata PM Lee.

“Saya tidak bisa mengatakan bahwa Singapura akan resesi atau tidak. Bisa saja, tetapi yang jelas perekonomian Singapura akan terpukul,” ungkap Lee, seperti diberitakan Reuters.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here