SintesaNews.com – Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho, atau akrab disapa Gus Wal, mengutarakan pendapatnya mengenai semakin bermunculan da’i-da’i yang melarang seni dan budaya lokal nusantara.
Begini ulasannya kepada SintesaNews.com melalui layanan percakapan.
“Belum lama ini Khalid Basalamah kembali mengutarakan ceramahnya yang merusak tatanan budaya nusantara, setelah sebelumnya ia juga pernah menganjurkan untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka sejak itulah Kami PNIB melakukan penolakan terhadap para da’i provokator yang justru membuat gaduh di masyarakat,” katanya.
“Jika ada yang bertanya mengapa kami sangat keras menolak para da’i provokator adalah karena kami cinta negeri tempat dimana kami dilahirkan, kami cinta tanah air warisan moyang leluhur kami, kami cinta keBhineka-an akan kemajemukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan segala keragaman budayanya,” papar Gus Wal.
“Kami tidak ingin negeri ini selalu diributkan dan dibuat gaduh oleh para da’i provokator seperti bertahun-tahun yang lampau di masa pentolan FPI belum dihukum karena perbuatannya. Kita tidak menginginkan persatuan dan kerukunan antar umat beragama dikoyak-koyak nan dicabik-cabik oleh FPI yang sudah menjadi ormas terlarang, seperti tahun-tahun yang usang. Kami tak ingin Pancasila sebagai dasar negara pedoman hidup bermasyarakat dalam bingkai NKRI dihina oleh para da’i provokator dan sejenis eks FPI.”
Sudah, cukup sudah, jangan sampai provokator berkedok pendakwah justru memberi kesuraman dalam tatanan hidup rakyat Indonesia.
“Selamatkan anak bangsa ke depan, anak cucu kita kelak dari bahaya laten FPI HTI PKI,” imbuhnya.
“Kita harus belajar dari sejarah yang telah dilalui bangsa ini pada masa yang telah lampau. Kita mesti mengingat bagaimana PKI yang di tahun 1948 melakukan kudeta/pemberontakan di Madiun namun hanya segelintir tokohnya yang ditindak tegas, maka tokoh lainya yang selamat bermanuver eksotik dengan melakukan pengkaderan yang ciamik hingga memunculkan orang orang baru di tampuk pimpinan PKI, hingga kembali mengadakan kembali kudeta/pemberontakan September 1965. Terlepas dari berbagai sudut pandang benar tidaknya PKI terlibat dalam peristiwa paling kelam tersebut namun itulah fakta yang terjadi,” Gus Wal menerangkan.
Bangsa ini perlu mengamini pesan dari proklamator RI Ir Soekarno “Jasmerah”, Jangan sekali kali melupakan sejarah.
Kalau dulu PKI dibubarkan dan menjadi haram secara patent keberadaanya beserta kegiatan, atribut dan segala hal yang berbau PKI, maka sekaranglah saatnya Negara dalam hal ini Pemerintah dan Aparat penegak hukum juga berlaku demikian secara keras dan tegas memperlakukan hal sama terhadap FPI HTI PKI, haram terlarang selamanya.
Mengapa demikian? Agar jangan sampai sejarah kelam di masa lampau kembali terulang. Apa bedanya PKI dengan FPI HTI?
“Sama-sama haram terlarang bukan? Kalau dibiarkan bukan hak mustahil FPI akan meniru jejak PKI, pasca Madiun 48 diberikan angin, 17 tahun kemudian melakukan kudeta,” ujar Gus Wal.
Bangkai busuk yang sudah dikubur dalam-dalam jangan pernah digali dan diangkat, isinya hanya belatung, penyakit dan virus yang mengganggu nan mengancam kesehatan dan keselamatan rakyat Indonesia.
“Demi kemashlahatan bangsa dan nasib masa depan anak cucu kita kelak, maka seyogyanya negara dalam hal ini pemerintah dan aparat penegak hukum berlaku tegas dalam mengambil sikap. Ssekali dibubarkan tak boleh bangkit kembali, berlaku bagi FPI HTI PKI walaupun berganti nama ataupun singkatan,” ucap Gus Wal.
“Rakyat Indonesia sangat mengharapkan bangsa ini maju, aman, makmur, damai, bermartabat, berbudaya dan berdaulat. Hal itu hanya bisa tercapai jika tak diganggu dengan keberadaan FPI HTI PKI. Maka sudah sangat wajib jika keberadaan FPI HTI PKI haram terlarang sepanjang masa di negeri ini,” tambah Gus Wal.
“Jombang, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan seantero negeri dari Sabang sampai Merauke menolak keras keberadaan, kegiatan, nama, atribut dan ideologi FPI HTI PKI sampai kiamat,” lanjutnya.
Gus Wal berharap, “Indonesia Aman Makmur Damai bermartabat Berbudaya berdaulat tanpa FPI HTI PKI.”
Tak luput ia sampaikan bahwa organisasi-organisasi di bawah komandonya, mendukung penuh BNPT, DENSUS 88, POLRI dan TNI menumpas tindak tegas aksi maupun gerakan intoleransi radikalisme terorisme.
Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.
Jaga Kampung Desa dari Omicron, corong propoganda eks FPI HTI, da’i-da’i provokator, bahaya laten FPI HTI radikalisme khilafah terorisme.