Putri Diana: Yang Terlihat Hanyalah Kegelapan, Sangat Menyakitkan

Penulis: Langit Quinn

Tulisan sebelumnya, Putri Diana: Hatiku Hancur, Aku Seperti Domba di Rumah Jagal

….tak ada seorangpun yang diajak untuk mencurahkan hatinya dan mendengar keluhnya, kecuali rekaman-rekaman yang dibuatnya.

-Iklan-

Sang Putri yang saat itu tinggal di istana mewah dan dingin itu juga menyampaikan keinginannya untuk mendiskusikan kasus tersebut dengan sang suami, Charles, juga ibu mertuanya, Ratu Inggris Elizabeth II. Namun, Diana merasa mengaku berhadapan dengan tembok yang dingin.

Ia menggambarkan Istana Buckingham dan staf kerajaan dihuni oleh orang-orang yang ‘dingin’ yang tak dapat dipercaya. Bahkan Diana kerap merasa kesepian tatkala harus tinggal di dalam sangkar emas tersebut. Diana, remaja dua puluhan tahun yang harus menghadapi segalanya sendirian.

Mungkin hal itu pula yang membuat Diana mempunyai kebiasaan merekam curhat pribadinya. Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang kehidupan pribadi Putri Diana adalah berkat kaset rekaman yang direkamnya. Begitu dia menyadari pernikahannya dengan Pangeran Charles berantakan, dia mendokumentasikan ceritanya di kaset rekaman dan memberikannya kepada teman dekatnya, Dr. James Colthurst.

Diana kembali menggambarkan kisah perjuangan dirinya yang harus menyesuaikan diri dari pengawasan publik. Sehingga ia tidak leluasa menjalankan hidupnya seperti manusia normal lainnya. Namun Diana mengakui bahwa hal itu sudah menjadi konsekuensinya sebagai bagian dari keluarga kerajaan.

Diana Diawasi Media

Perkataan Diana tentang kehebohan media terjadi tak lama setelah mereka mengumumkan hubungan mereka ke publik.

“Apakah ada paparazzi yang mengejar Anda ketika di mobil?” tanya Colthurst suatu hari saat Diana dikepung media ketika keluar dari flatnya.

“Oh, banyak sekali, sehingga aku merasa harus segera kabur bahkan ketika ada lampu merah. Mereka mengejar saya ke mana saja, dan kita berbicara tentang tiga puluh paparazzi, bukan dua!” ujar Diana.

“Aku bahkan bingung harus bagaimana. Namun aku tak pernah protes tentang kejaran media kepada Charles, karena aku merasa hal itu memang sudah konsekuensi. Sehingga aku tak mendapat bantuan dari Charles, ataupun media. Aku menyelesaikan masalah ini sendiri.”

“Pertama kali berhadapan dengan paparazzi, aku cuma bisa menundukkan kepalaku. Karena aku ketakutan dengan sorotan yang diberikan,“ ujarnya

“Karena aku selalu tersenyum ke semua orang seolah-olah aku sangat bahagia. Hal itulah yang mereka (media) percayai, karena mereka lebih senang berpikir seperti itu. Namun semakin hari segalanya tak mudah. Aku hanya sudah terbiasa dengan pandangan orang dari Princess of Wales.“

Kehadiran William

Diana mengetahui dia mengandung William pada bulan Oktober, dan dia sangat bahagia. Namun morning sickness menambah penderitaannya.

Berita Diana ‘jatuh’ dari tangga sempat menjadi headline di media massa dunia kala itu. Namun kenyataan yang terjadi bukanlah seperti itu.

“Aku sendiri yang melompat,” ujar Diana.

“Charles bilang aku terlalu cengeng, sehingga aku merasa menderita dan menangis kencang. Namun saat itu dia (Charles) bilang ‘aku tak mau mendengarmu, kamu selalu seperti ini… aku mau berkuda saja. Setelah itu aku menjatuhkan diri ke tangga,” ungkapnya.

“Saat itu Ratu tiba, ia gemetar dengan raut wajah yang ketakutan. Dan saat itu Charles sedang berkuda. Namun ketika dia (Charles) kembali, yang terjadi hanyalah penolakan. William harus diinduksi karena aku tak dapat menghadapi media. Aku tak sanggup lagi menghadapinya,” ujarnya.

Yang Terlihat Hanyalah Kegelapan… Sangat Menyakitkan!

Diana mencintai putranya, namun dia menderita depresi pasca melahirkan.

“Saat William dan Harry lahir, yang terlihat hanyalah kegelapan… Sangat menyakitkan! Dan aku tak ingat apa-apa. Saat itu terlalu menyakitkan,” katanya.

“Dokter Mitchell datang setiap pukul 6 sore dan aku harus menjelaskan pembicaraanku dengan suamiku setiap hari. Namun sebenarnya kami jarang bicara, yang ada hanyalah air mata….”

“Dari luar orang mengatakan: aku hanya membuat suamiku susah, karena berakting seperti anak manja. Namun aku tahu, aku hanya membutuhkan istirahat, kesabaran dan waktu untuk beradaptasi dengan peran yang harus aku jalankan setiap malam.”

Tak lama, Diana mengaku pernah melakukan beberapa percobaan bunuh diri.

Kehadiran Harry

“HAL ITU TERJADI…BEGITU SAJA!”

“Harry hadir bak keajaiban. Saat itu aku dan Charles, sangat, sangat dekat satu sama lain, 6 pekan sebelum Harry lahir. Itu merupakan hubungan terintim yang pernah kami rasakan,” kata Diana.

“Dan tiba-tiba setelah Harry lahir (September 1984), semua kembali memburuk. Pernikahan kami, seluruhnya hancur,” tuturnya.

Hubungan keduanya merenggang, Diana berjuang dengan bulimia, dan beberapa kali berusaha bunuh diri.

Bulan Mei 1986, kondisi Diana menjadi fokus dunia saat dia pingsan di hadapan publik selama tur Amerika. Saat itu Charles dan Diana telah berjalan selama 4 jam.

“Tak ada yang aku makan selama 4 hari sebelum itu, maksudku, makanan yang akhirnya aku telan dan tak kumuntahkan,” ujar Diana.

“Aku pucat seperti mayat, namun aku tak memberitahukan siapa pun karena nanti mereka akan berpikir aku terlalu manja.”

“Aku memegang erat lengan suamiku dan berkata ‘Sayang, sepertinya aku mau pingsan’ dan akan ambruk di sampingnya. Saat itu Charles menyuruhku pergi dan pingsan di tempat lain.”

Aku Ingin Suamiku…

Saat diundang ke ulang tahun saudara perempuan Camilla yang ke-40, Diana tiba-tiba datang, tanpa diduga. Saat itu, suara hati Diana seakan berkata: ‘ayo hadapi saja!’

Di perjalanan, Charles berkali-kali bertanya kenapa Diana harus datang.

Saat berbincang dengan tamu, Diana menyadari bahwa Charles dan Camilla menghilang.

Diana memutuskan untuk ke lantai atas, “Aku tahu aku akan menemukan mereka di sana, meski sudah diperingatkan untuk tak pergi ke atas.”

“Aku berkata, Camilla, aku ingin bicara denganmu bila memungkinkan.”

“Dia (Camilla) terlihat tak nyaman, namun mengangguk. Kemudian kami duduk, saat itu aku merasa takut dengannya.”

“Aku berkata, ‘Camilla, aku ingin kamu tahu bahwa selama ini aku mengetahui apa yang terjadi antara dirimu dan Charles.”

Camilla berkata, “Kamu memiliki apa yang kamu inginkan. Seluruh pria di dunia ini jatuh cinta kepadamu. Kamu punya 2 anak yang tampan, apa lagi yang kamu inginkan?”

Diana membalas, “AKU INGIN SUAMIKU… Aku minta maaf karena aku berada di antara kalian dan hal itu pasti menyiksa. Namun aku tahu apa yang selama ini terjadi. Jangan anggap aku bodoh,” ujar Diana.

Butuh 7 tahun bagi Diana untuk bersikap, dan saat itu dia merasakan perubahan. “Kemarahan dan cemburu masih ada, namun tak mematikan seperti sebelumnya,” ujar Diana.

Perselingkuhan Diana

Akibat memburuknya hubungan dengan Charles, Diana mengaku kepincut dengan lelaki lain, yaitu pengawalnya sendiri Barry Mannakee yang disebutnya “cinta terbesar”. Hubungan keduanya terendus pihak kerajaan, Mannakee lantas dipindahtugaskan, tidak lagi di samping Lady Di.

Mannakee yang lebih tua 14 tahun dari Diana tewas dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 1987. Walau pemeriksaan polisi menemukan bahwa kematian Mannakee adalah murni kecelakaan, namun berbagai teori konspirasi bermunculan termasuk dalam pengakuan Diana.

Diana mengatakan, Mannakee “ditabrak” oleh pasukan pengawal.

Akhirnya Ia Bercerai…

Bulan Mei 1992, sebuah buku yang dirilis Morton menghebohkan media massa, karena mengekspos perselingkuhan antara Diana dan Charles, dan upaya bunuh diri yang pernah dilakukan Diana.

Rekaman pembicaraan antara Charles dan Camilla, serta Diana dan kekasihnya terendus, sehingga tak ada satu pun yang bisa berpihak.

Bulan Desember 1992, PM Inggris John Major mengumumkan bahwa pasangan tersebut “berpisah secara baik-baik.” Charles dan Diana akhirnya bercerai secara resmi pada tahun 1996.

Dalam rekaman terakhir pembicaraan dengan Morton Book di tahun 1992, Diana ditanya harapannya untuk ke depan.

“Bila aku diberi kesempatan untuk menulis, aku akan berkata aku harap suamiku dapat pergi dengan Camilla, tinggalkan aku dan anak-anak untuk menggunakan nama Wales, hingga tiba saatnya William naik takhta,” ucap Diana.

“Dan aku akan berada di belakang mereka, melakukan apa pun sesuai keinginanku sendiri. Sehingga aku tak merasa terjebak.”

Dia juga berharap dapat menikmati “Liburan yang menyenangkan seperti menghabiskan akhir pekan di Paris.”

“Aku tahu, suatu hari saat aku memainkan peran dalam kehidupan, aku akan menerima konsekuensinya. Namun apa pun itu, pasti akan terasa istimewa, karena saat itu aku sudah lebih bijak, dan lebih bisa menghargai hidup,” tutup Diana.

Seorang teman sekelasnya, Joyce Carol Oates mengatakan, Diana masih perawan kala itu. “Dia adalah gadis yang romantis, yang akan menyerah keperawanannya pada cinta sejatinya, yang ia yakini suatu saat akan datang,” tulis Oates dalam esai yang ditulis pasca kematian Diana, seperti dikutip dari Time.

Sang putri memang telah mengetahui isu perselingkuhan sebelum Charles melamar dirinya.

Diana menyebut Camilla tahu segalanya. Seperti jadwal perjalanan dirinya dan Charles. Bahkan Diana mengklaim perempuan tersebut mewanti-wanti dirinya untuk tidak mendorong Charles melakukan hal-hal tertentu.

Dalam salah satu rekaman dalam videonya, ketika Putri Diana berbicara dengan pelatih vokalnya Peter Settelen, selain membeberkan banyak rahasia selama 12 jam,  ia juga membeberkan ketika ia memergoki Pangeran Charles tengah duduk di toilet dan berbincang intim dengan Camilla Parker Bowles.

Setelah mendengar percakapan eksplisit Charles dan Camilla, mendiang Princess of Wales itu mendeskripsikan kekasih gelap suaminya itu sebagai sosok yang cabul. Topik perbincangan Charles dan Camilla digambarkan sebagai “sex phone“. Selain itu,  Diana juga bicara soal keinginannya untuk menghentikan langkah Charles menjadi raja. Ia malah menginginkan putra sulungnya, Pangeran William yang naik takhta.

Settelen mengatakan, bahwa Diana tampil di video rekaman itu sebagai “wanita ketakutan” yang “dikejutkan dengan pernikahan yang buruk”.

Settelen sendiri dipekerjakan oleh Putri Diana untuk membangun kepercayaan dirinya dalam berbicara di muka umum. Namun, dalam prosesnya ia banyak mencatat pengakuan mengejutkan dari sang putri

Pada kunjungan tahun 1985 di sebuah rumah sakit di London, Diana sempat keceplosan dan berkata: “penyakit paling parah di dunia dialami orang-orang yang merasa tak dicintai.”

Sudah lama jadi desas-desus bahwa pada awal 1990-an,  Princess of Wales sudah berpisah dengan suaminya. Jauh lebih lama dari saat Diana berfoto di depan simbol cinta Taj Mahal pada Februari 1992.

Belakangan, mantan pengawalnya, Ken Wharfe juga menguak apa yang sebenarnya terjadi kala itu. Menurut Wharfe, Diana menyerah dengan pernikahannya saat Charles mengalami kecelakaan dalam pertandingan polo pada 1990.

Kala itu, suaminya sendiri melarangnya untuk menjenguk di rumah sakit. Namun sebaliknya, ia membolehkan Camilla, sang kekasih gelap datang.

“Diana mengaku kepadaku… dengan tekad bulat, bahwa itu adalah ‘batas kesabarannya’. Ia merasa kasih sayangnya kepada suaminya percuma… apa yang tak diinginkan sang pangeran, akan disalurkan pada publik,” kata Wharfe dalam memoarnya, seperti dikutip dari situs Inggris, Female First.

Jika boleh dibilang, Diana adalah putri malang yang sebenarnya. Usianya terlalu muda untuk merasakan segala duka lara di istananya.

Diana Kencan dengan Dodi Al Fayed

Pada 4 Agustus 1997, seorang juru foto Italia mengambil gambar Putri Diana dan Dodi Al Fayed tengah menikmati kencan dalam pesiar sembilan hari di Laut Tengah menggunakan yacht Jonikal senilai 12 juta poundsterling milik keluarga Al Fayed.

Sesuai dengan harapan Mohamed Al Fayed, ayah Dodi, kisah cinta itu bersemi antara putranya dengan wanita paling terkenal sedunia. Pasangan itu tertangkap kamera sedang berpelukan. Foto yang kemudian disebut “The Kiss” itu laku dijual hingga 250 ribu pound sterling.

Konon, Diana menggunakan pesiar itu untuk balas dendam pada mantan suaminya, Pangeran Charles.

Pada kesempatan lain, tatkala Pangeran Charles merayakan ulang tahun ke-50 kekasihnya, Camilla Parker Bowles, Diana sedang di St Tropez dan berfoto mengenakan baju renang bermotif kulit macan tutul.

Sebenarnya Dodi Al Fayed berencana menikahi pacarnya dari Amerika Serikat, Kelly Fisher, pada 9 Agustus. Tapi, ia malah pergi ke Paris bersama Diana.

Pembicaraan Terakhir dengan William dan Harry

Sabtu 30 Agustus 1997, pukul 17.50 sore atau 16.50 sore (waktu Inggris),
Diana menelepon ke Balmoral untuk berbicara dengan dua putranya. William dan Harry. Kala itu William bergegas berhenti bermain dengan dua sepupunya, Peter dan Zara Phillips.

Menerima telpon dari sang Ibu. Ia mengobrol sebentar lalu memanggil adiknya. Namun Harry tidak pernah suka bicara dengan orangtuanya melalui telepon, sehingga pembicaraannya pun singkat. Apalagi mereka berencana bertemu esok harinya.

Di toko Repossi, Dodi Al Fayed telah memilih 5 cincin, tapi ia tidak puas. Kemudian ka berjalan kembali ke Ritz bersama Wingfiled yang mengawasi paparazzi yang selalu menguntitnya.

Sabtu, 31 Agustus 1997, pukul 00.23 pagi waktu Paris

Mercedes itu memasuki terowongan Pont de l’Alma masih dengan kecepatan 137 kilometer per jam dan meliuk ke kiri dan kanan. Sang sopir, Paul yang sedang mabuk kemudian kehilangan kendali kendaraan. Mereka menghindari paparazzi yang menguntit. Tak ada yang mengenakan sabuk pengaman di dalam kala itu.

Mendadak ia melihat ada Fiat Uno berwarna putih di kanan dan ia mencoba menghindar, tak disangka, ia malah menabrak lampu kiri belakang Fiat dengan sisi depan kanan mobilnya.

Bagian depan Mercedes itu menghantam tiang ke-13. Orang-orang yang berjalan di atas terowongan mengaku mendengar suara dentuman seperti ledakan.

Mobil terpental lagi kemudian menabrak tembok di sisi seberang dan terhenti dengan arah berbalik. Bagian depan Mercedes ringsek dan klaksonnya berbunyi. Asap keluar dari ruang mesin.

Sang kekasih. Dodi Al Fayed dan sang sopir, Henri Paul  meninggal di tempat. Rees Jones sang pengawal, masih hidup di kursi depan, namun dalam keadaan cedera sangat parah.

Di dalam, Diana masih hidup dan terkulai di lantai. Punggungnya menempel pada kursi depan. Karpet mobil bertengger di atasnya. Mutiara-mutiara di kalungnya sudah berserakan di kursi dan lantai belakang.

Beberapa turis di mulut terowongan berteriak-teriak kepada 2 polisi yang baru tiba, “Ada kecelakaan di bawah sana, ayo masuk, di dalam terowongan, cepat!”

Petugas yang bernama Sebastien Dorzee meminta rekannya menggunakan radio untuk meminta pertolongan, sementara dirinya lari menuju mobil yang sudah ringsek.

Mailliez mundur dan Dorzee melihat ke dalam. Ia langsung mengenali Diana. Diana melihat jasad Dodi dan berkata, “Ya, Tuhanku.”

Tubuh Diana di keluarkan dari mobil yang ringsek. Setelah semua tubuh-tubuh dikeluarkan dari dalam mobil, polisi kemudian mengumpulkan barang-barang pribadi milik Diana, termasuk kalung mutiara, jam emas berbatu putih, cincin emas berbatu putih, dan sepatu Versace. Sebuah anting emas tergeletak di bawah dasbor.

Pukul 1.41 pagi

Ambulans yang membawa Diana bergerak ke arah Rumah Sakit Pitié-Salpêtrière yang berjarak 6 kilometer. Rumah sakit itu bukan yang terdekat, tapi memiliki perlengkapan terbaik.

Ambulans bergerak sangat perlahan karena para dokter khawatir kalau guncangan-guncangan bisa memicu serangan jantung. Semua jalan sudah dikosongkan dan Pitié-Salpêtrière sudah dikabari.

Pukul 2.10-2.30 pagi

Pemeriksaan sinar-X mengungkapkan adanya pendarahan dalam ruang dada Putri Diana. Pendarahan itu menekan jantung dan paru-paru bagian kanan.

Darah itu disedot ke luar dan ia diberi transfusi. Tapi jantung Diana berhenti sekali lagi.

Para ahli membedah dada Diana dan menemukan bahwa daya dorong saat tabrakan mendorong jantungnya dari kiri ke kanan sehingga melukai pembuluh nadi paru sebelah kiri.

Mereka menjahit sobekan itu untuk menghentikan pendarahan.

Sementara di berbagai negara, berita kecelakaan Diana mengudara malam itu. Gambar-gambar pertama kecelakaan itu mulai ditayangkan di hampir semua berita-berita televisi. Dan BBC Five Live melakukan wawancara dengan para saksi.

Di tempat lain. Sekitar 160 kilometer di utara, di bungalow di pulau Seil, Skotlandia, ibu Diana yang bernama Frances Shand Kydd, terbangun oleh dering telepon.

Ia berharap yang menelepon adalah Diana yang memang biasa menelepon saat subuh.

Mereka belum mengobrol lagi sejak wawancara Frances dengan majalah Hello! pada bulan Mei sebelumnya. Saat itu Frances bicara soal bulimia yang diderita Diana dan perceraiannya. Dan ia senang sebab gelar HRH dicabut dari Diana.

Namun ternyata bukan Diana yang bicara di telepon, tapi temannya, “Saya harus membangunkan kamu karena ada berita dadakan di Sky News. Diana cedera dalam sebuah kecelakaan di Paris.” Tuturnya panik.

Frances menyalakan TV. Ia melihat tayangan-tayangan ulang tentang putrinya, Diana. Juga tentang berita kecelakaanya,  tangan Frances pun bergetar.

Pukul 2.15 pagi atau 1.15 pagi (waktu Inggris)

Pangeran Charles yang telah mengetahui berita kecelakaan itu menghubungi juru bicara Mark Bolland melalui telepon. Bolland saat itu tengah berada di London dan ia ingin mengetahui kondisi terkini Diana.

Kata Pangeran Charles, “Saya selalu berharap Diana akan kembali kepada saya, agar mendapat perawatan.”

Sementara itu Mohamed Al Fayed, ayah Dodi, dibawa ke bandara Gatwick untuk menaiki helikopter pribadinya menuju Paris.

Ia pergi menjemput jasad sang putra,  Dodi Al Fayed,  karena menurut hukum Islam, jasadnya harus segera dikuburkan.

Pukul 3.15 pagi atau 2.15 pagi (waktu Inggris)

Di dalam ruangan itu, para ahli bedah tengah berjuang mempertahankan hidup Diana dengan suntikan adrenalin, pijat jantung dengan tangan maupun defibrillator. Tapi tidak ada yang berhasil.

Di ruang bedah dekatnya, para dokter tengah melakukan trakeotomi pada Rees-Jones, pengawal Dodi Al Fayed. Sementara di koridor rumah sakit tampak pasukan bersenjata dari Secret Services Inggris maupun Prancis sedang berjaga.

Pukul 4.00(waktu Inggris)

Diana Dinyatakan Meninggal Dunia

Dalam ruang bedah rumah sakit yang dingin itu,  Diana, Princess of Wales, diumumkan tak mampu bertahan dan  meninggal dunia. Ia menghembuskan nafas terkhirnya di sana, meninggalkan segala kedukaanya, dan menyusul kekasihnya Dodi Al Fayed.

Putri yang murah senyum itu telah pergi untuk selama-lamanya. Dunia menangis. Dan dunia menyaksikan kepergianya…

Pastor Yves-Marie Clochard-Bossuet, melakukan sakramen perminyakan dengan menggunakan jempolnya untuk mengurapi kening dan telapak tangan Diana dengan minyak urapan.

Ia duduk dengan Diana, untuk mendoakan jiwanya dan dua putranya. Ia berada di sana selama 4 jam menemani sang putri agar  Diana tidak sendirian.

Tim medis di rumah sakit itu mengabari Menteri Dalam Negeri Jean-Pierre Chevènement, bahwa Diana sudah wafat. Duta Besar Inggris, Sir Michael Jay, menangis ketika mendengar berita itu.

Pangeran Charles dan kedua saudara Diana menjemput jenazahnya di Paris, kendati Sang Ratu melarangnya. Sang ratu merasa hal tersebut tak pantas karena mereka  sudah bercerai. Akan tetapi sang pangeran tetap pada pendirianya.

Dituturkan perawat rumah sakit, Humbert, “Pangeran Charles terlihat sangat pucat. Dia seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dia terhuyung ketika melihat jenazah Putri Diana.”

Kini, 25 tahun telah berlalu…. Sang putri telah terbebas dari segala nestapa dunia…  

(Berbagai sumber.)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here