Save Lahan Pertanian dan Aliran Sungai di Kecamatan Badas Kediri dari Penambangan PT GBS

SintesaNews.com KEDIRI – Paguyuban Tani Masyarakat Sejahtera, Desa Blaru, Kecamatan Badas Kabupaten Kediri memasang spanduk di lokasi lahan DAS (daerah aliran sungai), sebagai bentuk menjaga lahan dari perusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penambangan PT Gemilang Bumi Sarana (GBS).

Sebelumnya situasi telah memanas dengan terjadinya adu mulut cek-cok antara Paguyuban Tani Masyarakat Sejahtera dengan PT. GBS, Minggu 5/9/2021. Hal ini dikarenakan pihak PT GBS mau memulai kembali beroperasi di penambangan galian C. Kini masyarakat memasangi spanduk di area lahan tersebut dengan tulisan “Lahan DAS ini dalam Pengawasan Masyarakat”, 12/9/2021.

Arifin ketua paguyuban menuturkan kepada SintesaNews.com bahwa ini adalah salah satu upaya masyarakat dalam menjaga lahan pertaniannya.

-Iklan-

Paguyuban Tani Masyarakat Sejahtera mewakili masyarakat dari 3 desa, yaitu Desa Blaru, Krecek, dan Karang Tengah, dan meliputi beberapa dusun, yaitu: Ngampelrejo, Selorejo, Klampok Rejo, Balongsari, Pulorejo, Plumpung Rejo, Oro Oro Ombo, dan Kedungrejo. Mereka berupaya melindungi lingkungan dari kerusakan yang diakibatkan dari penambangan PT GBS.

Pada Hari Minggu lalu, terjadi cekcok pihak PT GBS dengan masyarakat. PT GBS yang akan mulai beroperasi kembali diminta menunjukkan surat terbaru dari dinas terkait yang membolehkan PT GBS beraktivitas lagi. Namun PT GBS tidak bisa menunjukkan surat yang dimaksud.

Padahal sebelumnya telah terbit surat pemberhentian sementara dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dari propinsi, yang masih berlaku. Dasarnya adalah bahwa masih terjadi konflik dan penolakan masyarakat atas operasi penambangan PT GBS.

Disampaikan juga oleh salah satu Koordinator Dusun Paguyuban, Ridwan, bahwa mereka juga masih menunggu jawaban hasil sidak oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Ermarini yang saat ini masih dalam proses penanganan di Jakarta, dan berlanjut ke propinsi.

“Sambil menunggu kabar tersebut, apabila pihak PT GBS tetap mau beroperasi, kami akan terus melawan,” tegas Ridwan.

Hudlori selaku pendamping Paguyuban Tani Masyarakat Sejahtera menuturkan, “Masyarakat melakukan pembelaan itu sudah benar dan punya bukti secara administratif dari dinas terkait serta bukti garap hak-hak mereka.”

Paguyuban Tani Masyarakat Sejahtera memasang spanduk penolakan beroperasinya kembali penambangan galian C oleh PT Gemilang Sarana Baru di Kecamatan Badas, Kediri.

Dikabarkan sebelumnya memang Paguyuban Tani Masyarakat Sejahtera pada hari Minggu, 5/9/2021 telah cekcok adu mulut dengan pihak PT GBS, karena mau beroperasi kembali, sehingga menimbulkan reaksi ratusan masyarakat paguyuban berkumpul untuk memberikan dukungan penolakan.

Beedasarkan informasi, ada sekitar 600 KK dari masyarakat tani yang menggantungkan hidupnya di lahan tersebut, belum termasuk buruh taninya, yang jelas ada ribuan jiwa.

“Kalau rakyat harus kehilangan pekerjaan sehari-harinya hanya karena penambangan galian C, mau makan apa ribuan orang beserta keluarganya jika lahan pertaniannya yang biasanya menopang hidupnya sehari hari hilang dan rusak,” ujar Gus Wal, Ketua Garda Benteng Nusantara, yang pernah melaporkan Maaher ke polisi ini, kepada SintesaNews.com.

 

Editor: Erri Subakti
WA 081312004960

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here