Sein Kanan Belok Kiri (lagi)?

Penulis: Dahono Prasetyo

Barangkali para ahli bahasa mesti mendefinisikan ulang, saat kata intervensi disangkal bukan berarti campur tangan, ketika kata keberpihakan dibantah bagian dari netralitas. Publik mendadak bodoh memahami pernyataan yang dibuat penguasa tidak sesuai definisinya.

Idiom cawe-cawe Jokowi dilestarikan Prabowo, sementara sein kanan belok kiri menjadi tradisi politik untuk mengelabuhi pemahaman publik.

-Iklan-

Bantahan demi bantahan semakin memunculkan pertanyaan baru. Jika atas nama Partai, Lutfi yang bukan kader Gerindra mengapa harus repot dibela Ketumnya sekaligus Presiden. Sebegitu mengkhawatirkan-kah peluang menang melawan Andika, hingga butuh Prabowo effect (kata lain bansos effect)

Lalu kita dipaksa untuk positif sinting pada manuver politik mereka yang beragenda menghancurkan Banteng. Partai yang membuat seseorang punya dendam 7 turunan karena disebut Petugas Partai.

Pengamat mengkritik, netizen menyindir, media sudah buka-bukaan tidak lagi bocor alus. Dan mereka sudah siapkan mental berani malu dan headset agar pura-pura tidak dengar.

Mereka jalan terus
Demos-kratos jadi kendaraan untuk The Most-kratos

@Dahono Prasetyo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here