Penulis: Nurul Azizah
Akhir-akhir ini warga netizen 62 ramai mengomentari ‘ustad’ PA’ 212 Yahya Waloni (YW) yang penuh provokasi kemudian ditangkap oleh Bareskrim Polri.
YW mencari uang di atas panggung suci dari ceramah yang isinya caci maki, jarang sekali dia mengutip dalil yang diambil dari Al-Quran dan al hadis.
Banyak netizen 62 pada heran mengapa ‘ustad’ seperti YW banyak yang mengundang untuk ceramah mengatasnamakan agama. Padahal YW orang yang temperamen, suka marah-marah bahkan dalam ceramahnya marahnya keblabasen sampai mau penggal kepala salah satu jamaahnya. Hal ini sangat tampak sekali kualitas YW kayak apa ? Kelihatan banget kualitas kelas rendahan.
Seharusnya juru dakwah itu memiliki misi dan visi untuk menyampaikan kebenaran dari firman-firman Allah SWT, jadi kalau YW menyampaikan fitnah dan kebohongan apalagi tipu daya dan hoaks ya efeknya kembali ke dirinya sendiri dan Allah memberi teguran berupa sakit.
‘Ustad’ PA’ 212 yang lainnya adalah Babe Haikal atau Haikal Hasan. Di atas mimbar dakwah sering bilang “guoblok” yang ditujukan ke pemerintah. Seakan-akan Haikal paling pinter yang lain dianggap guoblok (bodoh).
Demikian juga Nur Sugik, ngomongnya ngelantur asal bunyi. Suka memusuhi pemerintah dan selalu menjelek-jelekkan generasi muda Nahdlatul Ulama (NU).
Habib Bahar bin Smith di atas mimbar yang suci kelakuan dan perkataannya kayak kesetanan. Energinya habis untuk memaki-maki pemerintah dan penuh kata-kata kotor untuk terus propokasi dan ujaran kebencian.
Kata-kata: “Jahanam, bajingan, bangsat dan kata-kata kotor terus disuarakan oleh Habib Bahar bin smith. Bahkan Habib Bahar kena pasal “Hate Speech”.
Demikian juga Rizieq, sering memaki-maki Presiden Jokowi, “Presiden guoblok!!! Menteri agamanya sesat, kurang ajar, qorinya Dajjal, istananya menjadi istana iblis.”
Inilah contoh oknum Habib pecicilan dan membuat onar, semua habib jadi kena imbasnya. Makhluk-makhluk islam jadi teroris, radikalis membuat semua muslim jadi kena dampaknya.
Ada juga simbah Amien Rais, di atas mimbar suci selalu mengajak umat untuk berperang melawan pemerintah. Sampai sekarang Amien Rais selalu mengkritik kebijakan-kebijakan dari Pak Jokowi. Apa yang dilakukan Pak Jokowi tidak ada yang benar, semua salah di mata Amien Rais.
Di samping ustad-ustad PA’ 212 di atas ada juga ustad Abdul Shomat (UAS), Ustad Adi Hidayat (UAH), Eggi Sudjana, Felix Siauw, Novel Bakmumin, Ustad Bachtiar Nasir (yang suka minum air kencing unta) dan ustad-ustad wahabi, salafi, takfiri.
Apakah mereka para ustad PA’ 212 bisa dibilang ulama? Rasulullah SAW bersabda: “Ulama adalah pewaris Para Nabi.” (HR At Tirmidzi dari Abu Ad-Darda Radhiallahu Anhu). Mereka bukan ulama, karena dari cara dakwahnya tidak mencerminkan suri tauladan yang baik yang pernah diajarkan oleh Kanjeng Nabi.
Mereka tak ubahnya seorang yang suka menyebar fitnah dan kebencian, suka mengolok-ngolok orang lain, dan ini melanggar Alquran. Allah berfirman dalam QS. Al Hujurat :11 yang artinya : “Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).
Mari kita semua sudah saatnya untuk tidak lagi mengikuti ‘ustad PA’ 212, mereka rata-rata sombong dan berhati keras.
Siapapun yang sudah sombong dan berhati keras akan sulit menerima kebaikan ataupun nasehat. Apa yang mereka lakukan tidak dianggap sebagai keburukan tapi lebih ke-egoannya yang merasa paling baik dan paling benar, itulah yang dinamakan kesombongan.
Kesombongan dan keangkuhannya untuk merendahkan mereka yang dianggap lawannya. Apalagi mereka semua sok menjadi ustad dengan pengikut banyak.
Ingat kesombongan tidak akan pernah kekal, di atas langit ada langit. Allah bisa mengambilnya kapan saja.