Penulis: Nurul Azizah
Meskipun saya tidak ikut di acara muktamar NU ke-34 di Lampung, tapi saya mengikuti terus beritanya lewat channel resmi di akun YouTube NU.
Sebenarnya saya mau diajak oleh pengurus PWNU Jawa Tengah karena suatu hal, tidak jadi diajak. Lagian rombongan naik mobil lewat jalur darat, melelahkan dan capek tetapi sangat senang sekali.
Selain mengikuti lewat akun YouTube NU, saya juga komunikasi dengan Bapak H. Dr. Iman Fadhilah, M.Si wakil sekretaris tanfidziyah PWNU Jawa Tengah lewat WhatsApp, beliau ikut acara muktamar NU ke-34 di Lampung.
Kamis malam (23/12/2021) situasi di tempat berlangsungnya muktamar NU ke-34 sangat ramai dan menegangkan menjelang pemilihan Ketua Umum PBNU. Masing-masing kubu membuat acara dukungan ke calon terkuat yaitu Kiai Said dan Gus Yahya.
Di beberapa WA Group ahlusunnah waljamaah yang saya ikuti juga ramai. Ada pernyataan dan tulisan bahwa KH. Yahya Cholil Staquf sudah dinyatakan menang. Ada pula gambar yang beredar Kiai Said Aqil Siradj juga menang.
Bahkan Kamis malam itu beredar video kemenangan Gus Yahya sebagai ketua Umum PBNU yang didukung oleg 28 PWNU bersama seluruh cabang di bawahnya. Mereka semua melakukan dekralasi kemenangan Gus Yahya.
Kepanikan telah melanda, saat itu saya mendukung Kiai Said. Karena penasaran, saya WA pak Iman dan bertanya, “Pak, leres njeh KH. Yahya Staquf jadi Ketua Umum PBNU.”
Untung beliau masih online dan langsung membalas WA saya, “Belum bu, itu deklarasi dukungan saja.”
“Kok sudah beredar video penetapan Ketua Umum PBNU dari 28 PWNU bersama seluruh cabang di bawahnya sambil mengarak Gus Yahya, sebagai simbul kemenangan,” tanyaku sambil terus penasaran.
Pak Iman menjawab lagi, “Belum bu, itu deklarasi dukungan, itu bentuk dukungan ke masing-masing calon bukan pemilihan, bu,” jelasnya. Saya tampak lega karena calonku belum tentu kalah.
Sampai larut malam, saya pun tertidur. Jam 02.30 saya terbangun dan mencari cannel akun YouTube NU tetapi tidak saya temukan.
Terus saya membuka WA Group Aswaja NU dan group-group lainnya. Belum ada postingan siapa ketua Umum PBNU.
Saya juga membuka Facebook belum ada postingan siapa yang jadi ketua umumnya. Dari kawan-kawan Ansor dan banser NU banyak yang memposting ucapan selamat untuk al-Mukarrom KH. Miftahul Akhyar terpilih sebagai Rois ‘Aam PBNU masa khidmat tahun 2021-2026.
Berita itu langsung saya kirim ke pak Iman, beliau hanya membaca. Ketika saya tanya siapa pemenang Ketua Umum PBNU HP-nya sudah tidak aktif.
Saya mencari-cari berita di akun YouTube NU belum ada perkembangan. Terus aku dapat kiriman gambar ucapan selamat kepada Kiai Said Aqil Siradj terpilih sebagai ketua PBNU. Saat itu adzan subuh berkumandang, tanpa saya sadari hari sudah berganti jumat. Saya ambil air wudhu sholat subuh dan saya akhiri dengan tadarus Al-quran sambil terus mengucap syukur atas kemenangan Kiai Said Aqil Siradj.
Saya ambil HP memposting kemenangan Kiai Said ke beberapa group FB. Rasanya bangga pertahana dan pilihannya memenangkan kompetisi.
Setelah itu saya melihat lagi akun Youtube NU, eh ternyata sudah tersambung sejak jam 04.00 WIB cuma saya tidak memperhatikan.
Saya kaget di siaran langsung cannel YouTube NU pemilihan ketua PBNU masih berlangsung dan saya ketinggalan.
Saat Gus Yahya sudah mendapatkan suara banyak yang mengungguli Kiai Said, saya baru sadar akan postingan saya di FB. Rasanya pengen saya hapus tapi masih ragu-ragu, siapa tahu Kiai Said menang.
Saat panitia muktamar mengumumkan bagi peserta muktamar yang belum sholat subuh bisa sholat dekat panggung. Suasana semakin tegang manakala Gus Yahya telah mendapat suara terbanyak.
Cerita dari pak Iman, semua peserta tegang yang amat sangat, sampai-sampai sholat subuh yang hanya 2 rakaat dilaksanakan kayak sholat teraweh yang super cepat. Semua yang hadir panik.
Saya pun ikut tegang karena saya yakin Kiai Said pertahana yang tidak mudah dikalahkan.
Tetapi kenyataan berkata lain, Kiai Said kalah, lemeslah diriku.
Dengan secepat kilat, saya hapus semua postingan ucapan selamat kepada Kiai Said atas terpilihnya menjadi Ketua PBNU. Padahal sudah dikomen dan di-like banyak oleh teman-teman FB-ku. Saya hapus semua, saya merasa berdosa telah memposting berita yang belum tentu kebenarannya, bahkan salah.
Saya langsung kembali ke akun Youtube NU, panitia sedang menghitung perolehan suara.
Ketegangan seketika pecah manakala panitia di ruang sidang pleno mengumumkan bahwa ada sandal yang tertukar ketika sholat subuh.
“Izin para kiai, yang tadi sholat subuh sebelah kiri, sandalnya merasa tertukar, mohon… sandalnya tertukar mungkin sebelah,” ujar panitia melalui pengeras suara disambut gelak tawa para peserta muktamar.
Pengumuman sandal tertukar bisa memecah ketegangan yang ada saat penghitungan saura. Suara itu ternyata membawa keberkahan karena para peserta yang semula tegang bisa tersenyum, ketawa lepas.
Sampai-sampai panitia pencatat perolehan suara berhenti sejenak sambil melihat sandalnya, apakah tertukar atau tidak.
Suara pengumuman sandal tertukar benar-benar mencairkan suasana tegang penghitungan suara. Bisa jadi ada kiai yang sandalnya tertukar atau memang panitia sengaja membuat pengumuman sandal tertukar saat sholat subuh.
Tapi dari nada pengumumannya memang ada yang lapor ke panitia bahwa sandal peserta ada yang tertukar.
Penghitungan suara dilanjutkan lagi, KH. Yahya Cholil Staquf memperoleh jumlah suara 337 dan pertahana KH. Said Aqil memperoleh 210 suara. Kemudian sidang pleno diskors, menunda sementara untuk istirahat dulu. Yang nantinya dilanjutkan pemilihan Ketua PBNU tahap kedua yang dilaksanakan dari pukul 09.22 hingga 10.16 WIB.
Pada akhirnya sidang pleno pemilihan ketua PBNU ditutup dengan keputusan ketua umum PBNU periode 2021-2026 adalah KH. Yahya Cholil Staquf.
Kejadian yang membuat treyuh semua peserta yang hadir, termasuk saya yang mengikuti sidang pleno lewat akun YouTube NU, Gus Yahya berdiri, mencium tangan Kiai Said dan mereka berciuman serta berpelukan. Tidak ada masalah atas pemilihan ketua PBNU, semua peserta muktamar menerima putusan dari panitia muktamar.
Sayapun menerima Gus Yahya sebagai ketua PBNU, karena Kiai Said telah menunjukkan kehebatannya dengan tetap berjiwa besar menerima kekalahan tersebut. Saya mah santri biasa yang hanya derek dawuhe poro kiai-kiai NU. Ya sudah kalau beliau-beliau rukun ya saya derek e. Tidak ada rasa kesal sama sekali walau Kiai Said kalah. Saya pun siap mendukung Gus Yahya sebagai ketua umum PBNU untuk masa khidmat 2021-2026.
Baca Bunga Rampai Kumpulan Artikel Nurul Azizah lainnya di sini: