Penulis: Nurul Azizah
Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan Kabinet Merah Putih saat ini sedang ditunggu kebijakan yang pro rakyat. Entah ke mana sekarang pak Purbaya, kok mulai jarang muncul di medsos, padahal dulu sering muncul dengan berbagai gebrakan untuk membongkar mafia keuangan, mafia pajak, mafia ekspor impor, mafia migas, mafia peradilan dan mafia-mafia lain yang menggunakan kekuasaan dan kedudukan untuk memperkaya diri sendiri dan koleganya.
Terus bagaimana dengan utang kereta cepat Whossh? Yang dulu oleh Purbaya menolak membayar utang Whossh dengan APBN. Purbaya menegaskan penolakannya terhadap penggunaan Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Negara (APBN) untuk membayar utang whossh.
Kemudian netizen 62 ramai mendukung kebijakan tersebut.
Tak berselang lama malah muncul pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan membayar utang Whossh pakai uang negara yang dikembalikan oleh koruptor.
Sontak saja keputusan Prabowo membuat rakyat menjadi lemes tak berdaya. Mengapa harus negara yang membayar utang warisan Presiden ke-7 Joko Widodo yang terindentifikasi penuh korupsi dan kolusi? Uang negara adalah uang rakyat yang dipungut dari pembayaran pajak ke kas negara. Ke depan kas negara akan habis hanya untuk membayar utang daripada untuk kesejahteraan masyarakat.
Uang sitaan korupsi seharusnya juga untuk kegiatan kepentingan rakyat bukan malah untuk membela kepentingan Jokowi dan Luhut Panjaitan demi membayar utang Whossh. Terus kapan rakyat bisa menikmati uang hasil sitaan korupsi? Rakyat juga berhak lho pak Presiden. Untuk membayar angsuran utang, membayar uang sekolah, membeli token listrik, membeli BBM, uang transportasi dan uang pendidikan untuk anak sekolah dan masih banyak kebutuhan rakyat kecil.
Inilah alasan mengapa Purbaya hilang dari dunia medsos bulan Oktober-Nopember ini. Purbaya hanya seorang pembantu presiden, tentunya harus manut kebijakan yang diambil presiden. Inilah yang membuat rakyat kecewa.
Satu sisi Purbaya keberatan menggunakan APBN untuk melunasi utang proyek kereta cepat Jakarta – Bandung (Whoosh) namun disisi lain, ia mengaku akan mematuhi instruksi Presiden Prabowo. Yaitu bekerja sama dengan Danantara selesaikan utang Whossh.
“Saya pribadi lebih memilih tidak membayar, tetapi keputusan akhir ada pada kebijakan pimpinan di atas,” katanya saat konferensi pers Lapor Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Jum’at (14/11/2025).
Lagi-lagi rakyat kecewa dulu awal Oktober 2025 kita bangga punya Menteri Keuangan yang berani melawan pejabat korup. Sekarang mulai redup lagi dan jarang muncul di media sosial.
Padahal keinginan rakyat sudah mulai digantungkan di pundaknya. Jangan menghilang Pak Purbaya, wujudkan keinginan rakyat kecil untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan, terutama dibidang keuangan.
Nurul Azizah penulis buku “Dari Perempuan NU untuk Indonesia.”


















