Aktivis Menggonggong Pemerintah Berkokok

Penulis: Dahono Prasetyo

Teknologi memungkinkan penciptaan benda untuk memudahkan manusia menuju suatu tempat dengan mudah. Begitu pula tangga curam di candi Borobudur dianggap menyusahkan pengunjung dengan kemampuan terbatas.

Penambahan sarana naik turun otomatis dalam rangka kunjungan wisata kenegaraan menuai pro kontra. Begitulah pemerintah mendefinisikan candi terbesar di dunia sebagai tempat wisata, bukan tempat ibadah yang selama ini diyakini oleh umat Buddha.

-Iklan-

Filosofi dan kesakralan bangunan peninggalan arkeologi tempatnya hanya di buku ensiklopedi atau catatan sejarah yang belakangan ini hendak ditulis ulang. Sementara di altar Kamadhatu hingga Arupadhatu dipenuhi perangkat teknologi.

Sarana kemudahan yang menguburkan ketidak-mudahan pembangunan candi.

Bangsa ini terlalu jumawa pada masa depan, menganggap masa lalu sungguh terlalu.

Kontroversi lift duduk selesai, penolakan beberapa pihak dianggap angin lalu. Pemerintah harus benar dengan bermacam kebijakannya.

Kita tunggu tidak lama lagi stairlift permanen dipasang. Para vendor sedang bernegosiasi dengan pengelola, berapa tarif yang nanti akan dilabelkan bagi pemakainya.

Matre banget kan?

Dahono Prasetyo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here