SintesaNews.com JAKARTA, 1 Juni 2025 — Pada hari kedua BNI Java Jazz Festival 2025, suasana penuh sukacita dan energi hangat menyelimuti JIExpo Kemayoran. Menghidupkan semangat kolaborasi dan keberagaman, dengan menghadirkan 42 pertunjukan musik di 11 panggung yang tersebar di area festival.
Tunde, Lighthouse Family
Di antara gemerlap lampu panggung dan riuh tepuk tangan penonton, special show hari kedua menghadirkan Tunde, vokalis utama dari duo legendaris Lighthouse Family yang membuka pertunjukannya dengan lagu bertajuk “Lifted”, salah satu lagu hits dari Lighthouse Family. Kehadirannya menjadi magnet utama malam ini, menegaskan daya tarik Java Jazz sebagai festival kelas dunia.
Kris Dayanti
Sementara itu, salah satu penampilan yang paling dinanti datang dari Kris dayanti, diva pop Indonesia yang mencatatkan debut solonya di Java Jazz Festival tahun ini. Membuka panggung dengan lagu “Rembulan”, Kris dayanti tampil dalam nuansa yang begitu colourful, memadukan kekuatan vokal dan visual yang memikat. Lagu “Pilihlah Aku” mendapat sentuhan aransemen jazz yang segar, begitu pula dengan “Mencintaimu” yang tampil sebagai sajian ketiga, membawa nuansa baru dalam karir musiknya.
“Saya selalu kagum dengan dedikasi Bapak Peter terhadap bangsa dan negara melalui festival musik seperti ini,” ujar Kris Dayanti dalam jeda pertunjukan, memberi penghormatan kepada Peter F. Gontha, pendiri Java Jazz Festival.
Bilal Indrajaya
Tak kalah menggetarkan, Bilal Indrajaya membuka pertunjukannya dengan tembang “Achir Maret”, sebuah dedikasi emosional untuk alm. Ade Paloh dari Sore Band. Dalam format akustik yang intim, Bilal membawakan lagu “Bermuda” dan melanjutkan set-nya dengan materi dari mini album terbarunya yang berjudul “Dua Dunia” seperti lagu “Akhir Pekan yang Hilang” dan “Kaus Kaki Merah”, sebelum menutup dengan “Niscaya”.
Shakatak
Salah satu musisi internasional yang paling banyak mencuri perhatian di hari kedua adalah Shakatak.
“Apakah ada yang akan datang menonton kami?” ujar mereka dari atas panggung. Namun, kekhawatiran itu langsung sirna saat hall dipenuhi penonton yang antusias, bernyanyi dan berdansa bersama sepanjang penampilan.Momen paling meriah hadir saat mereka memainkan “Night Bird”, yang sejak intro-nya saja sudah disambut sorak sorai penuh nostalgia.
M.A.C dan Papua Youth Creative
Dari sisi timur Indonesia, grup musik M.A.C, hasil binaan Papua Youth Creative Hub (PYCH), mencuri perhatian lewat penampilan energik dan interaktif mereka di Wonderful Indonesia Stage.
“Sebuah kehormatan bagi kitong bisa tampil di Java Jazz 2025, dan terima kasih banyak sudah kasih kepercayaan untuk kami tampil di sini,” ujar mereka dari atas panggung. Membawakan 10 lagu, M.A.C tampil dengan semangat inklusif dan rasa bangga mewakili Papua di panggung internasional.
Sing ALong: Tribute untuk Titiek Puspa
Malam juga menjadi saksi dari sebuah momen spesial bertajuk “Sing ALong: Tribute untuk Titiek Puspa”, menampilkan Adikara Fardy, Danilla Riyadi, Bilal Indrajaya, dan Krisdayanti. Penampilan dibuka oleh Adikara lewat lagu “Permisi” (1986), disusul Danilla dengan “Jatuh Cinta” (2005), dan Bilal yang dengan penuh perasaan membawakan “Kupu-Kupu Malam”. Puncaknya, keempat musisi bersatu dalam lagu penutup “Apanya Dong”, menciptakan harmoni hangat untuk mengenang sang legenda musik Indonesia. Nikita Dompas turut hadir mengiringi sebagai gitaris, menambah kekayaan musikal dalam pertunjukan ini.
“I think she’s gonna smile in heaven untuk kita semua,” ucap Krisdayanti usai menyanyikan “Marilah Kemari”.
Tak hanya itu, panggung Java Jazz malam ini juga diramaikan dengan “That 2000’s Show”, dipersembahkan oleh Sony Music Indonesia, yang menjadi ajang penghormatan untuk lagu-lagu hits Indonesia era 2000-an. Farel Hilal, Sisca Saras, Janita Gabriela, Cecil Yang, dan Eltasya menyuguhkan medley kreatif dari lagu-lagu seperti “Hikayat Cintaku”, hingga perpaduan “Kasmaran” (Pinkan Mambo) dan “Buaya Darat” (Ratu).
“Pertunjukan ini didedikasikan untuk pelaku dan pendengar musik era 2000-an,” ucap Farel Hilal di tengah penampilan.
Jesus Molina dan Isyana Sarasvati
Panggung kolaborasi lain yang sukses mendatangkan banyak penonton merupakan pertunjukan dari Jesus Molina dimana ia berbagi panggung dengan Isyana Sarasvati untuk membawakan lagu “Tetap Dalam Jiwa”. Seluruh penonton turun menyanyikan liriknya bersama-sama diiringi aransemen khas Jesus Molina.
Setelah panggung tersebut, malam ditutup dengan pertunjukan teatrikal dari Isyana Sarasvati yang tampil membuka dengan “Lexicon”. Dengan keytar di tangan dan narasi personal, Isyana berbagi cerita hidup di atas panggung. Ia membawakan tiga lagu baru yang dirilis bulan ini—“Hari Ini”, “Something New”, serta “Frenemy” yang dibawakan bersama Vidi Aldiano di panggung Java Jazz tahun ini. Lewat pertunjukan tersebut, Isyana menunjukkan bahwa musik dapat menjadi medium ekspresi sekaligus refleksi yang kuat.

Hari ketiga dari Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 siap menjadi penutup yang lebih meriah lagi. Special Show dari Raye jadi salah satu yang paling dinantikan, namun atmosfer hari ketiga juga akan diperkaya oleh kehadiran musisi-musisi ternama seperti Snarky Puppy, UMI, Sore, serta panggung kolaborasi Ambon Jazz Rock (Barry Likumahuwa ReWork) bersama Abraham Kevin, Teddy Adhitya, Yance Manusama, dan Ron King Horn Section. Tak ketinggalan, sebuah persembahan istimewa bertajuk 20 Years of Java Jazz Festival di Java Jazz Stage (outdoor stage) akan menghadirkan sederet musisi lintas generasi—Andien, Barry Likumahuwa, Dira Sugandi, Elfa Zulham, Endah ‘n Rhesa, Humania, Indra Aziz, MALIQ & D’Essentials, Nikita Dompas, Rafi M, dan Teddy Adhitya yang akan menjadi pertunjukan pamungkas yang pastinya sayang untuk di lewatkan.
Baca juga:
Highlight Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025: Andien, RAN, Nyoman Paul Mengesankan
[…] Hari ke-2 BNI Java Jazz Festival 2025: Tunde Lighthouse Family, Bilal… […]