Penulis: Langit Quinn
Heboh di Media Sosial, soal pemberian jam tangan Rolex kepada para pemain Timnas Indonesia oleh Presiden Prabowo Subianto yang memicu kontroversi dan kritik dari atlet lain, termasuk Lindswell Kwok, mantan atlet Wushu.
Kritik ini bersumber pada perasaan ketidakadilan dan kesenjangan perhatian terhadap atlet dari cabang olahraga lain, yang dianggap tidak mendapatkan apresiasi yang sama.
Berikut adalah beberapa poin utama mengenai kontroversi ini:
1. Ketidakadilan
Kritik utama yang muncul adalah terkait dengan kesenjangan perlakuan antara atlet sepak bola dan atlet di cabang olahraga lain. Banyak yang merasa bahwa Timnas mendapatkan perhatian khusus, sedangkan atlet di cabang olahraga lain tidak mendapatkan penghargaan yang sama.
2. Kesenjangan Perhatian
Atlet lain merasa bahwa pemerintah lebih fokus pada sepak bola, dan kurang memperhatikan atlet di cabang olahraga lain. Hal ini menimbulkan rasa tidak adil, terutama karena Timnas mendapatkan jam tangan Rolex yang sangat mewah.
3. Perasaan Iri
Beberapa atlet menyatakan rasa iri dan kecewa karena Timnas mendapatkan hadiah mewah, sementara mereka sendiri tidak mendapatkan penghargaan yang sama.
4. Perdebatan Publik
Pemberian jam tangan Rolex memicu perdebatan luas di media sosial dan media massa, dengan banyak orang yang mempertanyakan sumber dana hadiah tersebut dan juga kesesuaiannya dengan kondisi ekonomi saat ini.
5. Kritik Lindswell Kwok
Lindswell Kwok, mantan atlet Wushu dan peraih medali emas Asian Games 2018, secara terbuka menyampaikan kritik mengenai ketidakadilan perlakuan terhadap atlet di cabang olahraga lain. Ia mengungkapkan bahwa hadiah jam tangan Rolex untuk Timnas memicu rasa sakit karena tidak ada penghargaan yang serupa untuk atlet lain.
Lindswell juga menegaskan kritiknya bukan ditujukan kepada para atlet atau penggemar sepak bola. “Bukan karena sejawat kita dapat apresiasi lalu kita kepanasan. Bukan. Tapi lihat dulu siapa yang kasih, presiden,” ungkapnya. Ia menilai bahwa di tengah kebijakan efisiensi anggaran, pemerintah cenderung mengabaikan cabang olahraga lain dan justru lebih memprioritaskan yang memiliki banyak peminat.
Ia menegaskan bahwa sebagai sosok yang telah lama berkecimpung di dunia olahraga, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan persoalan tersebut. Pernyataan Lindswell kemudian menuai kritik keras dari sebagian netizen yang menuduhnya iri dan ‘panas’ terhadap popularitas dan apresiasi tersebut karena cabang wushu tak mendapat perhatian seperti sepak bola. Hingga kini, komentar hujatan masih berdatangan di media sosialnya.
Menurut Lindswell, perlakuan istimewa terhadap sepak bola mencerminkan ketimpangan dalam kebijakan anggaran olahraga nasional. Ia menyebut sepak bola mendapat anggaran hampir Rp 200 miliar, sedangkan cabang lain hanya di kisaran Rp 10-30 miliar.