Komisaris PT GAG yang Menambang Nikel di Raja Ampat adalah Ketua Keagamaan PBNU

PBNU Dijadikan Boneka Politik Era Jokowi, Pusaran Kasus Tambang.

Penulis: Nurul Azizah

Tidak hanya TNI dan Polri yang dibelah menjadi dua, organisasi keagamaan yaitu Nahdlatul Ulama (NU) juga dibelah menjadi dua oleh Jokowi Presiden ke-7 RI. Penulis akan memaparkan betapa gemuruhnya warga Nahdliyyin ahlussunnah wal jamaah (aswaja) NU yang harus perang dengan saudaranya sendiri, berbeda pandangan dengan kiainya sendiri. Hal ini terlihat saat pilpres 2024 yang lalu, hingga sekarang. Warga Nahdliyyin yang melek politik pasti faham, ke mana arah politik sebagian besar pengurus PBNU yang dinahkodai oleh Gus Yahya Cholil Staquf. Banyak warga Nahdliyyin yang menyatakan mengikuti arahan resmi dari PBNU untuk memilih paslon 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, karena warga NU yang tidak tahu seluk beluk politik ya samikna wa atokna, jelas warga Nahdliyyin mendukung 02 dan Jokowi karena ngikut kiai-kiai yang di PBNU.

Bagi warga Nahdliyyin yang kurang pendidikan atau taklid buta yang penting mati urip derek e kiai NU, kata “samikna wa atokna (kami telah mendengar dan kami taat)” menjadi senjata ampuh PBNU untuk mempengaruhi warga NU agar pro Jokowi.

-Iklan-

Ketika Presiden Joko Widodo sebagai kepala pemerintahan membuat Peraturan Pemerintah (PP) nomor 25 tahun 2024 tentang perubahan atas PP nomor 96/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang diberlakukan pada tanggal 30 Mei 2024. Dalam PP No. 25/2024 ormas keagamaan diberi wewenang untuk mengolah wilayah pertambangan. Banyak ormas keagamaan menolak kecuali NU. Dibawah PBNU Gus Yahya, NU siap menerima ijin usaha pertambangan karena PBNU selalu siap mendampingi pemerintah. Jadi setelah Jokowi purna, penggantinya pun harus siap dekat dengan PBNU. Sekarang yang menjadi presiden RI ke 8 adalah Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka maka PBNU harus menyiapkan orang-orang yang biasa dekat Jokowi dan Prabowo untuk mengelola tambang.

Maka Gus Yahya menunjuk penanggung jawab proyek adalah Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif Ghofur, selain bendahara di PBNU Gus Gudfan juga politikus Gerindra dan pengusaha tambang batu bara. PBNU dan Jokowi memiliki keinginan yang sama yaitu kemesraan dan keberlanjutan.

Maka penulis tidak heran kalau nama Ahmad Fahrur Rozi muncul sebagai komisaris PT GAG Nikel perusahaan pengelola pertambangan di kawasan Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Daya yang belakangan menjadi sorotan publik.

Nama GAG kepanjangan dari Ghassan Aboud Group. Ghassan Aboud adalah seorang pengusaha, pebisnis, dan filantropis internasional yang tinggal di UEA, dia adalah pendiri dan ketua konglomerat multi bisnis PT GAG Nikel. Menjadi komisaris PT GAG Nikel ya karena Gus Fahrur yang menjadi ketua PBNU bidang keagamaan ada ikatan dengan Jokowi. Inilah yang menjadi sorotan banyak orang bahwa PBNU dijadikan boneka politik Jokowi dengan memberikan ijin mengelola tambang dan memberikan jabatan untuk ketuanya.

Sebagai ketua PBNU periode 2022-2027 seorang kiai pengasuh pondok pesantren Annur 1 Bululawang Malang Jawa Timur, seharusnya beliau menjaga warga NU tetap rukun, tidak terbelah menjadi dua, ada yang pro Jokowi dan ada yang tidak berpihak pada Jokowi.

Ketua PBNU memiliki tanggung jawab besar di bidang keagamaan, antara lain memberikan petunjuk, bimbingan dan pembinaan dalam memahami, mengamalkan, dan mengembangkan ajaran Islam berdasarkan Ahlussunah Waljamaah. Seharusnya Ketua PBNU itu mengawasi dan mengoreksi perangkat pengurus struktural NU, serta membimbing dan mengarahkan Badan Otonom, Lembaga, dan Lajnah yang ada di bawahnya.

Saat ini Gus Fahrur berbicara di media, ‘sebut tak mewakili PBNU’ ya terserah, itu hak dia. Tapi ingat masyarakat terutama warga Nahdliyyin yang melek politik sudah faham bahwa Gus Fahrur adalah orang PBNU. Karena kegiatan yang dilakukan baik di dalam negeri maupun luar negeri, sering mengatasnamakan ketua PBNU. Kecuali saat ini mundur dari Ketua PBNU itu masyarakat baru percaya omongannya.

Gus Fahrur itu dengan kecerdikannya dalam menulis dan bersilat lidah selalu membuat narasi “membungkus peran komisaris PT GAG Nikel dengan jubah keagamaan”. Seolah-olah ekploitasi alam dengan mengeruk tambang nikel sebanyak-banyaknya demi keuntungan material itu selaras dengan ajaran tasawuf yang menekankan keseimbangan manusia dan alam.

Gus Fahrur menyebutkan bahwa : “PT GAG Nikel beroperasi dengan tertib sesuai AMDAL dan patuh terhadap peraturan pemerintah tentang konservasi lingkungan, serta dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) serta instansi terkait.”

“Selama ini tidak ada aturan yang dilanggar,” ujar Gus Fahrur ketika diwawancarai awak media, Senin (9/6/2025).

Inilah cara Gus Fahrur memanipulasi fiqih secara canggih, dimana dalil-dalil ulama dipelintir untuk membenarkan kerusakan alam karena sifat rakus manusia.

Padahal warga NU khususnya dan masyarakat pada umumnya tahu bahwa Allah SWT memerintahkan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hal ini terdapat dalam Al Qur’an surat Al-A’raf ayat 56: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya Rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”

QS Ar-Ruum ayat 41: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Keterlibatan Ahmad Fahrur Rozi sebagai ketua PBNU dalam usaha tambang PT GAG Nikel dan tentunya ada pihak PBNU lainnya dalam industri tambang adalah kepentingan korporasi agar diterima oleh umat beragama melalui ormas keagamaan yang dipimpinnya.

Ada kolonialisme yang sangat rentan di dalam tubuh PBNU. Organisasi keagamaan besar yang dimanfaatkan oleh penguasa untuk kepentingan korporasi. Kalau ada oknum yang mengatasnamakan NU, PBNU menjadi rentan untuk dimanipulasi oleh kelompok-kelompok politik yang ingin menguasai ormas NU sebagai alat kekuasaan. Bisa jadi PBNU ikut tersandera dan menjadi boneka politik di tangan oknum penguasa dan pengusaha.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI. Pemesanan hub. 085810220132

Buku kedua karya Nurul Azizah. “Muslimat NU Militan untuk NKRI”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here