SintesaNews.com
Polda Metro Jaya menemukan uang Rp2,3 miliar milik Khilafatul Muslimin dalam brankas besi di markas ormas terlarang tersebut di Lampung, Sabtu, 11 Juni 2022.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Endra Zulfan mengatakan, “Ditemukan beberapa barang bukti diantaranya adalah kita temukan brankas besi sebanyak empat unit yang berisi uang tuai yang berjumlah lebih dari Rp2,3 miliar,” kata Endra Zulfan, sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu, 12 Juni 2022.
Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengecam ormas, LSM, yayasan atau lembaga yang menghimpun uang untuk penyebaran propaganda khilafah radikalisme terorisme.
“Tak hanya Khilafatul Muslimin saja yang memiliki dana miliaran dan lebih dari itu, masih banyak lembaga/yayasan/LSM juga ormas menampung dana-dana yang digunakan untuk mereka-mereka yang bahkan mendukung aksi terorisme,” ungkap Gus Wal.
Salah satunya ACT misalnya. Sudah pernah terkuak dari jejak digital dukungan ACT terhadap pemberontak di Suriah. Alih-alih menyalurkan bantuan kemanusiaan, ternyata disalurkan hanya untuk ke pihak pemberontak Suriah, organisasi teroris ISIS.
“Tutup atau bubarkan ACT dan LSM apapun yang terbukti menyokong radikalisme dan terorisme. Rakyat mendukung penuh Densus 88 Polri dan TNI,” ujar Gus Wal.
Sepak terjang ACT di Suriah adalah menyokong IHR milik Bachtiar Nasir yang membantu ISIS di sana. Terbukti dari ditemukannya bantuan-bantuan IHR di kamp pemberontak Suriah.
Karena itulah Gus Wal mengutarakan bahayanya lembaga-lembaga berkedok sosial, kemanusiaan, bahkan pendidikan yang ternyata berafiliasi dengan organisasi radikal dan terorisme.
PNIB dan rakyat Indonesia juga meminta kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas para dai provokator seperti UAS, Novel Bamukmin, Sugik Nur Raharja, Yusuf Martak, dll. yang selama ini sangat meresahkan, mengusik kedamaian nan ketentraman kehidupan bermasyarakat berbangsa bernegara rakyat Indonesia, merusak kerukunan antar umat beragama dan mencederai persatuan dan kesatuan anak bangsa Indonesia.
“Mereka-mereka ini yang sampai detik ini masih terus menebar kebencian dan propaganda khilafah,” ucap Gus Wal.
“Yang sangat berbahaya adalah apa yang mereka sampaikan dan ucapkan sangat meracuni generasi bangsa mendatang yakni anak cucu kita kelak, kalau mereka semua ini dibiarkan berbuat seenak wudelnya,” imbuhnya.
“Mau jadi apa generasi mendatang dan bangsa ini kedepannya kalau generasi muda kita ikut paham mereka yang pada akhirnya akan memporakporandakan negeri ini, seperti di Suriah dan atau Afghanistan yang kini dikuasai Taliban,” tutur Gus Wal.
“Karena itu, perkuat Nasionalisme Agama dan Budaya (NASAB) guna membentengi masyarakat dari ideologi transnasional khilafah radikalisme terorisme,” tegas Gus Wal.
“Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII dan dari paham ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
Baca juga: