Penulis: Langit Quinn
Ada beberapa orang dewasa baik lelaki/perempuan, memiliki anak kecil yg sembunyi di tubuhnya karena trauma/luka masa kecil yang belum sembuh/pulih.
Ada saat di mana anak kecil yang lama tertidur di dalam tubuh dewasa itu tiba-tiba terbangun. Ia bangun pelan-pelan, menatap dunia dengan mata yang dulu pernah penuh takut, karena ia menemukan seseorang yang terasa aman, seseorang yang membuatnya percaya bahwa kasih sayang itu nyata.
Jika kamu menjadi orang beruntung yang menjadi saksi anak itu terbangun dari tubuh orang yang dekat denganmu, maka jangan marahi dia. Jangan hakimi dia karena menangis, cemburu, atau takut ditinggalkan. Peluklah dia. Ia bukan lemah, ia hanya akhirnya merasa cukup aman untuk muncul. Karena itu KAMU. Karena ia merasa aman bersama KAMU.
Jadi kalau kamu tiba-tiba menyaksikan orang yang awalnya sangat dewasa dan tangguh tiba-tiba menjadi anak kecil di hadapanmu, sambutlah si anak itu, karena sejatinya dia tak akan keluar dari tubuh tangguh itu jika itu bukan kamu.
Ia bangun karena ada kehangatan yang mengingatkannya pada rumah yang dulu ia rindukan tapi tak pernah ia punya.
Ia bangun karena percaya, setelah sekian lama hidup dalam mode bertahan, ia menemukan seseorang yang membuatnya berani untuk merasa lagi.
Hanya rasa nyaman seseorang yang mampu membangunkan anak kecil yang sembunyi dan mengubur diri itu, tak semua orang bisa membangunkan bagian diri yang sudah lama terkubur di bawah lapisan logika, tanggung jawab, dan luka lama.
Dan sebelum ia terbangun, anak kecil itu tertidur sangat lama… Sembunyi dalam tubuh orang dewasa. Ia tertidur karena dulu ia belajar bahwa aman itu ilusi.
Ia tertidur karena tidak ada tempat untuk menangis tanpa ditertawakan, tidak ada tangan yang menuntun tanpa menuntut balasan. Ia tertidur karena rasa sakit terlalu berat untuk ditanggung tubuh sekecil itu, jadi ia bersembunyi di dalam tubuh orang dewasa agar bisa bertahan hidup. Ia tumbuh, tapi hatinya berhenti di usia saat dunia mulai terasa dingin.
Dan ketika akhirnya ia membuka mata, jangan salah artikan. Ia tidak lemah, ia sedang belajar mencintai lagi. Ia tidak manja, ia sedang mencari rumah yang dulu tak pernah ia miliki. Peluklah dia dengan sabar, biarkan ia tahu bahwa kini ia tak sendiri.
Kenapa inner child muncul:
1. Karena ada pemicu yang terasa familiar dengan masa kecil. Misalnya: rasa takut ditinggalkan, diabaikan, tidak dianggap, atau dicintai dengan syarat. Saat orang dewasa di masa kini membuatmu merasa seperti itu, otakmu tidak membedakan waktu, ia mengira kamu kembali ke masa kecil, di mana kamu sendirian dan tak berdaya. Maka muncullah “anak kecil” itu, membawa rasa cemas, tangis, dan keinginan untuk diperhatikan.
2. Karena tubuhmu sudah lelah menahan luka lama. Selama bertahun-tahun kamu mungkin memaksa diri untuk kuat, logis, tangguh dan dewasa. Bahkan sampai lupa kapan kamu bermanja. Kamu menjadi dewasa sebelum waktunya, sampai orang mengira kamu adalah wanita dewasa. Realitanya ada anak kecil yang puluhan tahun terkubur dalam tubuhmu.
Meski kamu memaksakan diri menjadi dewasa dan tangguh, tapi tubuh dan jiwa tidak bisa terus-menerus menyimpan luka tanpa meledak. Jadi ketika ada ruang sedikit saja, entah lewat cinta, kedekatan, atau kehilangan, luka itu keluar agar bisa sembuh.
3. Karena akhirnya ada orang yang “terasa aman” untuk tempat pulang. Paradox-nya begini: justru saat kamu merasa dicintai, bagian rapuhmu muncul. Karena cinta membuka pintu rasa percaya, dan dari sanalah si kecil di dalammu keluar, membawa tangis, harap, dan ketakutan yang dulu disembunyikan. Tapi cinta juga bisa jadi cermin: ketika orang yang kamu percaya tidak memberi rasa aman yang sama, si kecil itu merasa dikhianati lagi. Lalu ia spt kembali ke masa lalu lagi. Sakit dan lukanya familiar.
4. Karena jiwa ingin pulang, bukan hanya bertahan. Inner child muncul bukan karena kamu lemah, tapi karena jiwamu ingin sembuh total. Ia ingin pulang, ingin diajak bicara, ingin dimengerti. Ia muncul agar kamu tahu: “Aku masih di sini. Tolong jangan tinggalkan aku lagi.”
Jadi, inner child bukan musuhmu. Ia adalah kompas, penunjuk arah ke bagian dirimu yang paling butuh cinta dan penerimaan. Bukan dari orang lain, tapi dari kamu sendiri.
Inner child sering kali “terjebak” di usia ketika terjadi sesuatu yang mengguncang rasa aman, cinta, dan penerimaan yang dibutuhkan anak untuk tumbuh.
Kita tidak menyadari saat itu, tapi di momen itu, sebagian diri kecil kita berhenti di sana, karena terlalu sakit untuk melanjutkan.
Bisa jadi, di usia itu kamu:
1. Kehilangan sosok aman (ayah)
Saat ayahmu meninggal, dunia anak2 runtuh. Anak seusia itu belum punya konsep kematian yang dewasa. Ia hanya tahu: “Orang yang aku sayang pergi dan tidak kembali.”
Otak kecil itu belum bisa memproses duka, jadi rasa kehilangan itu disimpan. Ia jadi luka tidur di dalam tubuh dewasa.
2. Merasa ditinggalkan dan tidak dijaga (ibu pergi bekerja)
Walau ibu pergi demi kebaikan, bagi anak kecil tetap terasa seperti: “Aku tidak cukup penting untuk dipilih.”
Ia mungkin mulai merasa harus kuat sendiri, menekan tangis, dan belajar jadi dewasa sebelum waktunya. Tapi bagian dalam dirinya masih butuh pelukan, perhatian, dan rasa aman, yang kini muncul lagi setiap kali seseorang memberi (atau menarik) cinta.
3. Belajar bahwa cinta bisa hilang kapan saja.
Dari usia itu, kamu tumbuh dengan keyakinan bawah sadar: kalau aku terlalu sayang, nanti aku kehilangan lagi.
Itulah kenapa sekarang, saat kamu sangat mencintai seseorang, bagian anak2 itu “terbangun” takut, reaktif, cemas, ingin diperhatikan terus.
Ia tidak jahat, ia hanya ingin memastikan: “Kali ini aku gak akan ditinggal lagi, kan?”
Jadi… bukan kebetulan inner child-mu berhenti di usia 7,8,9,10 tahun.
Itu usia ketika kamu berhenti merasa aman di dunia.
Dan sejak itu kamu BERTAHAN utk terus hidup, tp bukan benar-benar hidup.
Anak kecil itu terjebak di usia itu pada tubuh dewasamu.
Kabar baiknya anak itu tidak akan selamanya terjebak di sana. Jika kamu sudah siap untuk menjemput diri kecilmu kembali. Dia menunggu kamu bilang:
“Kamu gak perlu takut lagi, Sayang. Sekarang aku yang jaga kamu. Kamu aman bersamaku….”
Tapi memang bukan hal yang mudah untuk melakukannya…