Penulis: Nurul Azizah
Kemungkinan banyak orang tidak paham apa itu sholawat al-fatih. Dengan tulisan ini mudah-mudahan saya dan sahabat-sahabat NU yang cinta NKRI akan mengamalkannya dengan terus bersholawat.
Bersholawat merupakan bukti cinta kita kepada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW. Dengan terus bersholawat atas Nabi menunjukkan ketundukan hati derajat cinta kita lebih tinggi dari mereka yang pernah bertemu dengan beliau.
Pernahkan kau dengar pernyataan Kanjeng Nabi? Bahwa kala kau baca sholawat di makamnya, apakah beliau akan segera menjawabnya. Namun manakala kau baca sholawat nun jauh dari pusaranya, beliau mengatakan, “Aku hadir menjengukmu.”
Orang yang terus menyerukan sholawat pertanda beliau memanggilnya.
Kerinduan kita akan berjumpa dengan beliau pertanda beliau menggapaimu, pertanda beliau mencintaimu.
Teruslah bersholawat atas Nabi, “Allahumma Sholi wasalim ‘ala Sayyidina Muhammad” seakan-akan Ruh Kanjeng itu hadir dan menjawab, “di sini aku bersamamu.”
Dan rasa kehadiran itu tidak akan pernah dimiliki bagi yang tidak memahami bahwa Ruh Kanjeng Nabi itu abadi dan tak pernah mati.
Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit mengulas tentang sholawat al-fatih.
Sholawat al-fatih disebut juga sebagai sholawat pembuka pintu ‘arsy. Maksudnya adalah sholawat yang bisa dilafalkan seseorang agar segala persoalan yang dihadapi bisa terselesaikan.
Sholawat al-fatih disusun seorang ulama bernama Al-Arif al-Kabir Sayyid Muhammad Al-Bakri RA. Menurutnya sholawat ini dapat membantu menghapus dosa dan mempermudah seseorang untuk mendapatkan surga.
Waktu membacanya bisa setelah sholat fardhu lima waktu, bisa juga saat selesai membaca tahlil kirim doa ke arwah atau setelah kegiatan ibadah lainnya.
Berikut bacaan sholawat al-fatih dalam tulisan latin dan artinya :
“Allahumma sholli wa sallim wa barik ‘ala Sayyidina Muhammadinil fatihi lima ughliqo, wal khatimi lima sabaqa, wan nasiril haqqa bil haqqi, wal hadi ila shirotim mustaqim. Shollallahu ‘alayhi, wa ‘ala alihi, wa ashhabihi haqqa qadrihi wa miqdarihil ‘azhim.”
Artinya : “Ya Allah limpahkanlah sholawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Agung Sayyidina Muhammad SAW. Pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan sholawat kepadanya, keluarga dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung.”
Menurut ustad Dr. H. Hasyim Arrazy, Lc, MA, Hum, ulama muda NU.
Kalau seseorang membaca sholawat dengan mengagungkan orang yang disholawati, lebih afdol 6x dari membaca Al-quran.
Sholawat al-fatih berarti ‘penakluk’ nanti di akherat untuk semua umat, semua nabi sedang menunggu syafaatnya Kanjeng Nabi.
Nabi Adam tidak bisa membantu manusia, dengan tawaduknya Nabi Adam bilang, “Karena akulah kalian terusir dari surga.”
Ketika datang ke Nabi Nuh, maka Nabi Nuh bilang, “Aku dulu tidak sabar mendoakan kehancuran umatku sendiri.”
Datang ke Nabi Ibrahim, “Aku pernah bohong.”
Datang ke Nabi Musa, “Aku pernah mukul orang.”
Datanglah ke Nabi Isa, beliau tidak bicara apa-apa.
Maka semua datang kepada Nabi Muhammad, “Sayalah al-fatih, Sang pembuka, sholawat ini pembuka jalan menuju surga-Nya.”
Maka sholawat Al-fatih adalah kunci syafaat saat berada di padang mahsyar.
Nurul Azizah, penulis buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi’
Minat WA 0851-0388-3445 atau ke SintesaNews.com 0858-1022-0132.