Dua Ribu Boneka Perempuan Dewasa Terjual Setiap Tahun di Jepang untuk Jadi Kekasih

SintesaNews.com – Diperkirakan sekitar 2.000 boneka seukuran perempuan dewasa yang terbuat dari silikon terjual di Jepang setiap tahunnya, untuk dijadikan “istri” atau pasangan hidup layaknya kekasih atau suami-istri. Bisa dikatakan ribuan laki-laki lajang di Jepang “menikah” dengan boneka perempuan ini.

Boneka-boneka perempuan seukuran manusia ini tubuhnya bisa diatur, jari tangan bisa digerakkan, kepala yang bisa diganti, serta lengkap dengan alat kelamin tiruan.

-Iklan-

Boneka-boneka perempuan yang terbuat dari silikon itu dibuat di sebuah pabrik Saitama yang dijual dengan harga sektiar US$6.000 atau setara dengan Rp80 juta.

Turunnya Populasi di Jepang

National Institute of Population and Social Security Research sempat melakukan penelitian terhadap penduduk dewasa di Jepang. Hasilnya bahwa sebagian besar orang dewasa Jepang lebih memilih menjadi lajang.

Hampir setengah dari orang dewasa di Jepang tidak pernah berhubungan seksual hingga usia mereka 34 tahun. Sebanyak 42 persen pria dan 44,2 persen perempuan usia 18-24 tahun diketahui masih  perjaka atau perawan.

Hal ini mengakibatkan turunnya populasi di Jepang hingga lebih dari satu juta jiwa dalam 10 tahun terakhir.

Data terbaru menunjukan 70 persen pria tidak menikah dan 60 persen perempuan lajang. Merespons hal ini, para peneliti mengatakan, demografi Jepang menghadapi tantangan cukup berat.

Pasalnya semakin banyak orang dewasa yang masih lajang. Padahal usia 20 – 30-an adalah usia subur dan produktif.

Hampir 90 persen responden juga mengaku tidak terburu-buru untuk menikah. Mereka berencana melakukan sesuatu yang lain di masa depan. Penelitian ini melibatkan 2.706 pria dan 2.570 perempuan.

Sekitar 30 persen pria juga mengklaim mereka tidak mencari pasangan lawan jenis. Sementara perempuan yang bukan heteroseksual berjumlah sekitar 26 persen.

Kepala departemen penelitian dinamis NIPSSR, Futoshi Ishii mengatakan orang dewasa Jepang memilih lajang karena mereka berpikir pernikahan ideal dan kenyataannya jauh berbeda. “Mereka ingin menikah sebenarnya, tapi mengurungkan karena mereka punya celah antara kenyataan dan idealitas,” kata Futoshi.

Senji Nakajima yang berusia 62 tahun sedang berbicara di telepon sementara Saori berbaring di tempat tidur.

Maka bagi ribuan pria lajang di Jepang, daripada menikah namun tidak bisa mencapai pernikahan yang ideal, boneka perempuan dewasa jadi jalan keluar untuk menemani hidup mereka.

Baca juga:

Lowongan Kerja Baby Sitter Gaji Rp 10 Juta per Bulan untuk “Anak Arwah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here