ILUNI UI: Rumah Kosong di Pondok Indah

Penulis: Heri HEP Cakra

ILUNI UI hari ini, bagi banyak alumni, tak lebih dari rumah kosong di kawasan elit: megah tampak luar, tapi sunyi dan tak berpenghuni. Terlihat eksklusif, elitis, namun jauh dari denyut kehidupan alumni secara luas. Organisasi ini telah bertransformasi menjadi simbol tanpa substansi. Mentereng secara kosmetik, tapi kehilangan roh keterlibatan dan kebermanfaatan.

Sebagai organisasi alumni universitas terbaik di negeri ini, ILUNI UI menyimpan potensi luar biasa—namun gagal mengelolanya. Legitimasi yang rendah dan tata kelola yang amburadul jadi penyakit menahun. Pengurusnya bekerja tanpa gaji, katanya nirlaba dan pengabdian, tapi praktiknya justru mirip yayasan-yayasan abal-abal: uang yang didapat justru diputar untuk proyek internal perusahaan-perusahaan milik atau terkait pengurusnya. Paham kan, caranya “muterin duit”? Tanpa pengawasan ketat dan akuntabilitas publik, ini jadi ladang konflik kepentingan yang merugikan kredibilitas organisasi, (bukan nuduh sih, tapi kalau boleh di share laporan keuangannya – kemarin Bang Henki /auditor independen nanyain, tapi gak ada yang balesin meskipun bendaharanya ada di sini 🫣)

-Iklan-

Lebih parah lagi, ILUNI UI telah gagal selama tiga periode kepemimpinan untuk memanfaatkan aset digital berbasis komunitas. Padahal, database alumni adalah harta karun yang sangat penting untuk konektivitas, kolaborasi, dan kemajuan organisasi. UI punya pangkalan data alumni per fakultas dan universitas, tapi entah mengapa integrasi ini tak pernah berhasil diwujudkan. Puncaknya terjadi di periode kepemimpinan Didit Ratam (DR), UI Connect (UIC) dibiarkan mangkrak selama tiga tahun, website alumni mati berhari-hari tanpa penanganan cepat. Ini bukan soal kemampuan teknis, tapi soal niat, komitmen, dan tanggung jawab dalam memimpin.

ILUNI UI juga gagal membangun kepercayaan publik alumni. Setiap kali pemilihan umum ketua, partisipasi menurun drastis. Sosialisasi lemah, informasi tidak menyebar, dan semua terasa dikendalikan dari lingkaran kecil yang itu-itu saja.

Lalu, ada persoalan besar lain: dinasti. Selama tiga periode, ILUNI UI dijalankan dalam satu poros kekuasaan yang sama. Dinasti ini bukan hanya mempertahankan jabatan dan pengaruh, tapi juga memperburuk struktur organisasi. Contohnya, UIC yang sebelumnya di bawah kendali Badan Pengurus Harian malah dipindahkan ke Bendahara Umum—padahal ini sangat tidak relevan. Semua dikunci dalam rotasi internal yang rapat, penuh konflik kepentingan, tanpa ruang partisipasi bagi alumni yang lebih luas.

Saran untuk Perubahan

Sudah saatnya ILUNI UI kembali ke akarnya sebagai wadah inklusif untuk alumni, bukan alat permainan segelintir elite. Ini beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan:

  1. Reformasi Tata Kelola: Bangun sistem organisasi yang transparan, akuntabel, dan partisipatif. Pisahkan fungsi eksekutif dan pengawasan secara jelas. Libatkan auditor independen untuk setiap program dan laporan keuangan.
  2. Demokratisasi Proses Organisasi: Pemilihan ketua harus dilakukan secara terbuka, dengan sistem verifikasi alumni yang kuat dan kampanye yang adil. Hindari praktik dinasti dengan transparansi dan keterbukaan, serta memberikan kesempatan bagi kaderisasi sehat.
  3. Transformasi Digital Nyata: Hidupkan kembali UI Connect sebagai platform komunitas digital yang relevan dan aktif. Sinkronkan database alumni dengan universitas dan fakultas, dan kelola secara profesional.
  4. Kembalikan Semangat Pengabdian: Pengurus ILUNI harus menyadari bahwa jabatan ini bukan sarana cari proyek atau gengsi, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan komitmen dan integritas.

ILUNI UI tidak akan berarti tanpa kepercayaan alumni. Dan kepercayaan hanya bisa tumbuh dari keterbukaan, kebermanfaatan, dan keteladanan. Jika tidak berubah, organisasi ini hanya akan menjadi monumen kehampaan yang membanggakan masa lalu, tapi tidak menyiapkan masa depan. Sudah saatnya berhenti jadi rumah kosong. Mari hidupkan kembali ILUNI UI — untuk semua alumni, bukan hanya untuk segelintir orang.

Salam Cinta buat ILUNI UI
HEP
Sastra Jawa 94

Baca juga:

Highlight Adu Gagasan Caketum ILUNI UI 2025, Adu Jurus dan Manuver Menuju Puncak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here