Komite Internasional Indonesia Bergerak Kecam Represi Aparat yang Akibatkan 9 Orang Tewas, Pemerintahan Prabowo Lakukan Pembangkangan terhadap Konstitusi

Pernyataan Sikap Komite Internasional Indonesia Bergerak

“Rakyat Merebut Kembali Kuasa”
2 September 2025

Demonstrasi Rakyat di berbagai wilayah di Indonesia selama 25-31 Agustus 2025 menunjukkan kemarahan dan ketidakpuasan rakyat Indonesia kepada rezim pemerintahan Prabowo-Gibran yang mengeluarkan kebijakan ekonomi pro elit, bisnis-politik yang melanggengkan praktik, koruptif dan tidak berkeadilan di Indonesia.

-Iklan-

Mulai dari efisiensi dan pungutan pajak yang berlebihan, pengerukan sumber daya alam secara ekstraktif, perluasan peran militer di ruang sipil, pembagian jabatan secara politis tanpa menimbang kompetensi, serta upaya membelokkan sejarah pelanggaran HAM melalui proyek penulisan sejarah baru.

Puncaknya, keputusan Prabowo menaikkan total pendapatan bulanan anggota DPR hingga 20 kali lipat rata-rata pendapatan minimum rakyat sekaligus sikap dan pernyataan nir-empatik dari anggota DPR atas keberatan publik memicu kemarahan kolektif di berbagai daerah.

Alih-alih mendengarkan rakyat dan membuka dialog yang bermakna, Prabowo melalui Polri justru merespon aksi dengan pendekatan represif hingga mengakibatkan hilangnya 9 nyawa warga negara Indonesia.

Kami berduka sekaligus mengecam terbunuhnya Affan Kurniawan (21), Muhammad Akbar Basri (25), Sarina Wati (26), Saiful Akbar (43), Rusdamdiansyah (25), Rheza Sendy Pratama (21), Sumari (60), Andika Lutfi Falah (16), dan Iko Juliant Junior (18), akibat kegagalan pemerintah merespons tuntutan publik dan kebrutalan aparat kepolisian dalam rangkaian demonstrasi 28-31 Agustus 2025.

Kami juga mengecam pernyataan Prabowo yang mendelegitimasi gerakan rakyat dengan tuduhan makar dan terorisme. Selain berbahaya, tuduhan tersebut memperlihatkan bagaimana rezim berusaha membungkam kritik dengan stigmatisasi. Retorika ini tidak hanya mengancam kebebasan berekspresi dan hak berkumpul, tetapi juga menjadi pembenaran tindakan represif, bahkan pemberlakuan darurat militer.

Atas tragedi ini dan pembangkangan pemerintahan presiden Prabowo Subianto pada amanat konstitusi, kami, Komite Internasional Indonesia Bergerak menuntut:

  1. Presiden melalui Kapolri untuk menghentikan kekerasan polisi terhadap demonstran dan bebaskan seluruh demonstran yang ditahan secara sewenang-wenang.
  2. Presiden untuk menghentikan pembungkaman ekspresi berupa pemutusan dan pembatasan akses dan manipulasi informasi digital, tekanan pada institusi pers dan perguruan tinggi, maupun kriminalisasi kritik.
  3. Presiden untuk membentuk Tim Independen untuk melakukan investigasi kasus pembunuhan Affan Kurniawan, Muhamad Akbar Basri, Syahrina Wati, Syaiful Akbar, Rusdam Diansyah, Rheza Sendy Pratama, Andika Lutfi Falah, Sumari, Iko Juliant Junior, dan korban kekerasan aparat bersenjata lainnya, yang bekerja dengan transparan dan akuntabel.
  4. Presiden untuk segera menyediakan layanan pemulihan bagi para korban dan keluarga korban kekerasan.
  5. Presiden untuk menghentikan dan mencabut pelibatan TNI pada jabatan sipil serta dalam pengamanan aksi
  6. Presiden untuk meminta maaf dan mencabut tuduhan makar dan terorisme pada rakyat Indonesia
  7. Presiden untuk melakukan reformasi menyeluruh pada instansi Polri dengan membatasi kewenangan dan membentuk mekanisme pengawasan independen yang akuntabel
  8. Presiden untuk meninjau ulang semua kebijakan sektor ekonomi yang merugikan rakyat dan memprioritaskan APBN untuk kepentingan pendidikan, kesehatan, layanan publik, dan pembukaan lapangan kerja
  9. Presiden dan DPR untuk membatalkan kenaikan gaji, tunjangan, fasilitas, dan pensiun anggota DPR
  10. DPR dan ketua partai politik untuk memberhentikan anggota DPR yang melanggar etik dan menimbulkan kemarahan rakyat
  11. Presiden dan DPR segera melakukan reformasi sistem partai politik dan pemilihan umum yang partisipatif, transparan dan akuntabel.

Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menyadari dan percaya dengan sungguh-sungguh pada kedaulatan rakyat dan bersama-sama menuntut Pemerintah dan DPR berpihak pada rakyat.

Kami mengajak rakyat Indonesia, di dalam dan luar negeri, dari latar belakang apapun, untuk terus bersatu, berjejaring, mengorganisasikan diri, dan menghimpun kekuatan rakyat.

Kita mesti bergerak sekarang! Rakyat mesti mengambil kembali kuasanya!

Atas nama rakyat Indonesia,

Komite Internasional Indonesia Bergerak

Anggota:
1) Melbourne Bergerak
2) Canberra Bergerak
3) Perth Bergerak
4) Brisbane Bergerak
5) Belanda Bergerak
6) Amerika Bergerak
7) Glasgow Bergerak
8) Taiwan Bergerak
9) London Bergerak
10) Polandia Bergerak
11) Garis Djoeang Singapura
12) Jong Eropa
13) Jerman Bergerak
14) Vancouver Bergerak
15) Groningen Bergerak

Berikan dukungan Anda dengan scan QRIS ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here