Meragukan Ke-Indonesiaan Anwar Abbas, Alfian Tanjung, Khalid Basalamah, Yahya Waloni, Novel Bamukmin Dkk.

Rakyat Indonesia kapan bisa tenang???
Rakyat Indonesia Kapan Bisa nyaman, tentram jika Ideologi, Identitas, dan Jatidiri bangsanya selalu diusik?

KOLOM

OPINI

-Iklan-

Gus Wal (AR Waluyo Wasis Nugroho)

 

Setelah beberapa hari lalu dihebohkan oleh video Khalid Basalamah yang menyatakan menolak Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang juga merupakan identitas dan jatidiri bangsa, kini mulai muncul narasi-narasi dan pernyataan “sumbang” yang dilontarkan oleh itu-itu aja.

Berturut-turut rakyat Indonesia diusik, setelah Khalid Basalamah bikin “kegilaan” maka muncullah pembelaan dari Anwar Abbas yang malah membela pernyataan Khalid Basalamah stress, bisa gila. Jangan sampai anak ini stress gara-gara lagu Indonesia Raya, ya sudah, praktisnya, supaya nggak gila, ya sudah, nggak usah dinyanyikan.

Rakyat Indonesia dan Umat Islam terhenyak dan murka akan pembelaan Anwar Abbas terhadap Khalid Basalamah yang membela membabi buta tanpa memikirkan dampak domino dan dampak ke depannya bagi anak-anak Indonesia di masa depan.

Apakah Anwar Abbas mau semua generasi Indonesia masa depan hanya mengenal dan menyanyikan Nisya Sabyan dan K-pop? Atau apakah Anwar Abbas hanya ingin generasi anak Indonesia di masa depan hanya menyanyikan lagu-lagu semboyan, Mars HTI ISIS?
Apakah Anwar Abbas lupa jika TKR/laskar yang berjuang mempertahankan dan merebut kemerdekaan pun juga menyanyikan “Indonesia raya”??? Yang notabene para pejuang kemerdekaan saat itu sebagian besar adalah beragama Islam.

Lantas Anwar Abbas yang sebagai wakil ketua MUI dan sekian lama “tuwuk” nyaman di elite MUI haruskah membela Khalid Basalamah yang menolak lagu kebangsaan Indonesia Raya yang notabene adalah juga merupakan perjuangan Umat Islam Indonesia atas resolusi Jihad yang didawuhkan KH Hasyim Asy’ari???

Begitukah seorang Anwar Abbas “menghargai” perjuangan Rakyat Indonesia dan Umat Islam Indonesia???

Lantas dimana “peran” Anwar Abbas saat Yahya Waloni dan Felix Siaw membuat polemik yang membuat gerah seluruh negeri?

Jika beberapa hari terakhir Anwar Abbas ingin mundur dari MUI itu bagus, artinya ia sadar diri kalau usianya sudah 66 tahun, harus lebih banyak ibadah dan mengurusi amaliah akhirat. Namun jika Anwar Abbas tak mundur semoga ketua MUI bisa segera memecat ataupun memberhentikan Anwar Abbas.

Anwar Abbas juga minta KEMENAG dibubarkan, itu sungguh tidak mencerminkan sikap seorang ulama’.

Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke lebih sepakat MUI dibubarkan, karena tak ada manfaat dan mashlahah bagi rakyat Indonesia dan Umat Islam Indonesia.

Setelah Anwar Abbas buat polemik maka segera dilanjutkan dengan pernyataan Alfian Tanjung yang konon katanya merupakan ahli dan pakar PKI melontarkan “statement” bahwa 1 Juni adalah kelahiran Pancasila PKI???
Apakah alfian Tanjung sehat? Apakah Alfian Tanjung waras? Apakah Alfian Tanjung paham atau ingat sejarah???

Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan umum dari Rakyat Indonesia. Statementnya yang melontarkan 1 Juni kelahiran Pancasila PKI. Rakyat Indonesia meminta Alfian Tanjung belajar sejarah bangsa Indonesia, dari mulai sejarah tentang masa Kerajaan, Pergerakan nasional di era kolonial Belanda, era Pergerakan nasional di era Jepang, hingga perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mungkin Alfian Tanjung belum paham atau lupa karena terlalu sibuk “paranoid” akan PKI.

Alfian Tanjung mungkin lupa jika PKI sudah bubar, sudah tidak ada, yang ada hanyalah bendera bendera dan atribut PKI yang sering dibawa oleh eks FPI HTI setiap mereka demo dan dalam serial demo berjilid-jilid itu, namun Alfian Tanjung tak pernah membahas dan mencari tahu darimana eks FPI HTI mendapatkan bendera dan atribut PKI itu sendiri?

Jadi publik hanya bisa menilai yang membawa (atribut PKI, red.) adalah yang membuat (melanggar Undang-undang), jadi Rakyat Indonesia meminta agar Alfian Tanjung lebih banyak belajar tentang sejarah bangsa, agar tidak terlalu super paranoid kepada PKI yang nyata-nyata sudah bubar.

Dalam pemahaman Umat islam lazimnya memahami “Yang Tahu Wali adalah Wali” dan Yang “Tahu PKI adalah PKI itu sendiri”.

Belum reda polemik yang ditimbulkan oleh statement Khalid Basalamah, Anwar Abbas dan Alfian Tanjung muncul lagi “dagelan namun tidak lucu” yang dilontarkan oleh Novel Bamukmin yang menolak TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) bagi setiap Da’i atau penceramah yang akan dilakukan oleh Kementrian Agama.

Bukankah TWK dan sertifikasi ulama’ bagi penceramah sangat bagus bagi anak anak generasi mendatang dan Umat Islam?

Mengapa bagus? Karena jika seorang Da’i tidak punya wawasan kebangsaan dan tidak punya kompetensi pendidikan nan pemahaman agama yang mumpuni maka besar kemungkinan para penceramah yang tidak lolos TWK dan tidak mempunyai sertifikasi ulama’ akan terus menerus membuat propoganda hoax, fitnah dan akhirnya bukan seruan menjalankan agama dengan baik dan benar namun malah hanya mengajak umat islam melupakan kewajiban beribadah dan hanya diajak sibuk ghibah serta diajak demo demo berseri berjilid jilid layaknya sinetron “tersanjung” yang episodenya tak habis habis.

Akankah anak-anak dan Umat Islam hanya terus akan diajak menjadi komoditas untuk demo berjilid-jilid hingga lupa akan beribadah menunaikan kewajibanya kepada Alloh Swt?

Seharusnya Novel Bamukmin kalau memang benar-benar ulama lebih banyak mengajak umat untuk beribadah kepada Alloh swt, bukan selalu mengajak umat islam demo. Harusnya Novel Bamukmin menyerukan ajakan beribadah sesuai dengan Al Qur’an, Sunnah, Ijma, Qiyas, bukan sibuk ngajak umat ngurusin Pangdam, Munarman yang ditangkap Densus 88, dan ngurusin Ahok yang sedang bekerja memajukan Pertamina.

Rakyat Indonesia bertakon-takon, sebenarnya Novel Bamukmin mau ajak ke surga apa ajak demo dan ribut terus sih???

Khalid Basalamah, Anwar Abbas, Novel Bamukmin, Felix Siaw, Yahya Waloni, Yusuf Martak, Adi Hidayat dkk. harusnya mereka menjadi prioritas Tes Wawasan Kebangsaan dan Tes Sertifikasi Ulama’. Jika tidak lolos maka semoga Pemerintah melalui Aparat penegak hukum lekas menghukum dan memenjarakan mereka karena “Rakyat Indonesia dan Umat Islam Indonesia” sudah sangat terganggu dengan segala macam statement mereka.

Rakyat Indonesia hanya ingin adem, ayem tenteram nyaman bisa bekerja menafkahi keluarga.
Dan hanya ongin Indonesia Maju, Aman, Makmur Damai tanpa mereka-mereka yang selalu bikin ribut, dengan faham terorisme radikalisme intoleransi hti khilafah serta faham ideologi trans nasional “haram terlarang”.

Selamat Hari Kelahiran Pancasila

Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.

Pancasila Sepanjang Masa
AR Waluyo Wasis Nugroho
GARDA BENTENG NUSANTARA
bersatu berjuang bergerak berkhidmat bermanfaat untuk negeri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here