SintesaNews.com – Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Propam Polda NTB, ditemukan tewas, diduga dihabisi dua atasannya.
Jenazah Nurhadi ditemukan tenggelam di dasar kolam dengan sejumlah luka parah. Hasil autopsi menunjukkan adanya patah tulang lidah yang mengindikasikan korban dicekik, serta luka di kepala, punggung, dan kaki. Air ditemukan dalam paru dan organ tubuh, menandakan korban masih hidup saat tenggelam, namun dalam kondisi tidak sadar. Dugaan kuat mengarah pada tindak kekerasan sebelum korban akhirnya meninggal di dalam kolam.
Polda NTB menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, yaitu Kompol Yogi, Ipda Haris, dan Misri. Ketiganya diduga terlibat dalam penganiayaan yang menyebabkan kematian, namun hingga kini belum ada yang mengakui sebagai pelaku utama.
Penyidik juga mengandalkan hasil rekaman video dan uji lie detector yang menunjukkan adanya kebohongan dari para tersangka.
Semua Mabuk
Salah satu tersangka, Misri Puspita Sari, sempat merekam video saat Brigadir Nurhadi berendam santai di kolam vila Gili Trawangan, NTB, pada 16 Juni 2025 pukul 19.55 WITA.
Video tersebut direkam oleh Misri saat menemani Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra dalam sebuah pesta.
Pengacara Misri menyebut semua orang dalam keadaan mabuk, sementara Misri mengaku tak mengingat apa pun yang terjadi setelah merekam video, termasuk waktu krusial antara pukul 20.00 hingga 21.00 WITA.
Sewa Perempuan
Misri Puspita Sari, 23 tahun, sosok yang kini ikut dijadikan tersangka oleh Polda NTB dalam kasus dugaan pembunuhan yang menyeret dua perwira polisi, Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda I Gede Aris Chandra Widianto.
Misri adalah lulusan SMA, anak yatim dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah sudut di NTB. Sejak kecil, ia dikenal cerdas dan berprestasi. Setelah ayahnya meninggal yang seorang buruh dan penjual ikan. Misri menjadi tulang punggung keluarga, bekerja apa saja demi menghidupi ibu dan lima adiknya.
Namun hidup membawanya ke arah yang sulit. Hingga April 2025, Misri mendapat pesan dari Yogi, perwira polisi yang dikenalnya sejak 2024. Dari percakapan ringan di Instagram, obrolan mereka berlanjut ke WhatsApp, dan pada 15 April 2025, ajakan datang.
“Klien kami diminta temani Yogi liburan ke Lombok dan Gili Trawangan. Ada imbalan Rp 10 juta untuk semalam. Akomodasi, tiket, semuanya ditanggung Yogi. Misri pun menyanggupi,” tutur Kuasa Hukum Misri, Yan Mangandar Putra, Rabu (9/7/2025).
Begitu tiba di Lombok, Misri dijemput Nurhadi, yang disebut-sebut sebagai sopir pribadi Yogi. Sesampainya di lokasi, sudah ada Aris dan seorang perempuan lain bernama Melanie Putri, yang menemani Haris. Mereka bukan pasangan resmi.
Sementara Nurhadi, kata pengacara Misri, hanya menjadi sopir.
“Yogi sewa Misri, Aris sewa Melanie. Nurhadi tidak ada teman perempuan,” ujar kuasa hukum Misri, Yan Mangandar Putra.
Pesta
Di vila itu, suasana beralih menjadi pesta. Mereka mulai mengonsumsi obat penenang dan ekstasi. Riklona dibawa Misri dari Bali atas perintah Yogi, Inex dibawa langsung oleh Yogi. Malam itu, tubuh dan pikiran mereka dilanda efek obat.
Nurhadi sempat diminta membeli minuman keras dan hanya berhasil mendapatkan Tequila. Ia lalu dicerca karena tak membawa pilihan lain, hingga Misri sempat membela: “Minum saja yang ada.” ujar Yan mengikuti cerita kliennya.
Dalam kondisi setengah sadar, Misri melihat Nurhadi mendekati Melanie dan sempat mencium perempuan itu. Ia menegur. Tapi tak lama kemudian, Aris dan Melanie kembali ke kamar mereka di hotel terpisah, Yogi masuk kamar, dan Misri duduk sendirian di sekitar kolam.
Pada pukul 19.55 WITA, Misri sempat merekam video berdurasi 7 detik, yang kini menjadi salah satu bukti kunci bahwa Nurhadi masih dalam keadaan hidup dan sehat saat itu. Tapi tiga menit setelahnya, Aris kembali terlihat di CCTV masuk ke vila. Momen itulah yang disebut sebagai detik-detik krusial. “Aku tak ingat apa-apa, begitu pengakuan klien kami,” ujar Yan.
Setelah pukul 20.00 WITA, semuanya menjadi gelap bagi Misri. Ia sempat membangunkan Yogi, masuk ke kamar mandi dan keluar lebih dari 20 menit kemudian—tanpa ingatan jelas tentang apa yang terjadi di luar.
Baca juga:
Dibayar Rp 10 Juta Semalam Berakhir Jadi Tersangka, Nemenin Polisi Pesta Seks dan Narkoba
[…] Polisi Bunuh Polisi di NTB, Diawali Pesta, Mabuk, dan Sewa Perempuan […]