Penulis: Nurul Azizah
Banyak kegiatan yang dilakukan oleh Nahdliyin untuk mengisi peristiwa yang sangat bersejarah dalam rangka menyambut resepsi satu abad NU. Dari berbagai kalangan merayakan dengan aneka karnaval, festival budaya, tarian, pengajian, sholawatan, semak’an Qur’an, tahlilan, jalan sehat, kirab bendera merah putih, kirab bendera NU, aneka macam lomba dan lain-lainnya.
Yang unik dari sekian lomba menurut penulis adalah lomba membuat video dengan tema sumbangsih NU untuk peradaban Islam serta Aku dan NU, yang diadakan oleh Republika. Tentunya dengan hadiah uang tunai lumayan besar bagi juara.
Kemudian lomba call for paper, yaitu menulis artikel ilmiah tema satu abad Nahdlatul Ulama. Membangun peradaban untuk kemandirian NU dan kedaulatan bangsa. Artikel minimal 1.500 kata, artikel tersebut akan diterbitkan menjadi buku “1 Abad NU Persembahan ISNU.”
Kemudian lembaga Ma’arif PBNU menyelenggarakan kompetensi Inovasi pembelajaran di lembaga naungan NU, baik bagi guru maupun siswa. Ada lagi lomba cipta jingle satu abad NU. Lomba menyanyi Mars Satu Abad NU. Lomba bazzar UMKM di berbagai wilayah di Indonesia.
Ada juga yang mengadakan lomba baca kitab kuning, lomba Puisi Satu Abad NU dan bersholawat. Masih banyak lomba yang diadakan warga Nahdliyin untuk menyemarakkan resepsi satu abad NU, 16 Rajab 1444 H atau bertepatan dengan tanggal 7 Februari 2023.
Penulis juga tak mau ketinggalan dalam memeriahkan resepsi satu abad NU. Yaitu ikut lomba menulis artikel ilmiah yang diadakan oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU).
Ya sebisanya, penulis biasa menulis tentang NU dan NKRI. Langsung publish di banyak media online. Bismillah nawaitu nulis artikel ilmiah untuk memeriahkan satu abad NU, menjadi bagian dari peristiwa bersejarah resepsi satu abad NU.
Penulis tertarik ikut lomba karya tulis ilmiah, karena semua tulisan yang masuk akan dijadikan satu buku dengan judul : “1 Abad NU Persembahan ISNU”.
Penulis terus menulis tentang kiprah NU dalam menjaga NKRI. Tak bosan-bosannya menyuarakan NU yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai hasil prestasi para ulama dan santri dalam mengusir penjajah di Indonesia. Untuk saat ini dan seterusnya NU mengawal NKRI dari rong-rongan kelompok yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Selain itu penulis terus menyuarakan bahwa NU selalu berikhtiar menjaga kebersamaan dalam keragaman berkeyakinan.
Saat penulis posting tulisan di media sosial tentang peran penulis dalam menyemarakkan resepsi satu abad NU, banyak sekali yang memberikan apresiasi. Banyak yang menyanjung dengan kata-kata: “Keren, Top markotop, barokallah, mantap, siapa kita, lancar dan sukses, semoga menjadi juara”, serta banyak komen-komen yang sifatnya membangun dan penyemangat. Ada satu komen yang membuat makjleb penulis, yaitu komen dari akun Idur Roger: “Sak isone .. sak mampune, berkhidmat untuk NU.” Sontak saja, penulis langsung membuat tulisan dengan tema komen tersebut. Memang benar adanya, sak isone, isone dungakke (sebisanya, bisanya kirim doa). Sak mampune, ya mampunya hanya derek e kiai-kiai NU. Selalu ikut sholat fardhu berjamaah di masjid atau mushola. Dilanjutkan kajian-kajian dari kitab-kitab fiqih dan kitab-kitab ajaran kebaikan dari poro guru dan ulama khos NU.
Derek e kiai dan bu nyai pengajian, tahlilan, manaqiban, semak’an Qur’an, ziaroh qubur, sholawatan, berjanjen, burdahan, maulidan dan lain-lain amaliyah NU.
Kiai-kiai kampung tidak minta gaji atas semua ilmu yang telah beliau sampaikan. Bisa derek e beliau-beliau dengan rutin saja, poro kiai sudah senang. Terutama ikut sholat fardhu berjamaah secara rutin. Dengan melalukan sak isone sak mampune berkhidmat bersama NU itu sudah luar biasa. Merekalah yang sesungguhnya menjaga marwah NU dengan kontribusi yang nyata. Warga Nahdliyin punya niatan yang tulus selalu bersama kiai, makan bareng dengan kiai, duduk bareng dalam satu majelis ilmu. Itu sudah luar biasa dalam berkhidmat satu abad NU.
Kita para Nahdliyin sangat bersyukur bisa bertemu dengan resepsi satu abad NU sungguh luar biasa. Bisa berkontribusi dengan perayaan satu abad NU merupakan kebanggaan sendiri. Kalau belum bisa datang langsung ke Sidoarjo ya bisa melihat lewat tayangan di TV, atau bisa mengikuti lewat medsos. Selalu panjatkan doa kepada Allah SWT, semoga acara perhelatan akbar resepsi satu abad NU di Sidoarjo berjalan lancar, tidak ada kendala apapun yang menyertainya. Lancar, sukses dan berkontribusi nyata bagi perkembangan NU serta bisa membuka mata dunia bahwa di Indonesia ada organisasi massa yang begitu kuat menjaga NKRI, yaitu NU.
Jayalah NU
Jayalah Negeriku
NKRI kuat, NU bermartabat.
Nurul Azizah, penulis buku “Muslimat NU Di Sarang Wahabi.”
