SintesaNews.com – Produser sekaligus investor rumah produksi Omah Kreatif Picture (OKP) mendadak membatalkan produksi film “Sandiwara Langit”. Padahal sejak pertengahan bulan Agustus 2023 si produser sudah mengumpukan sejumlah crew film di kantor OKP di Raffless Hills Cibubur.
Casting pemain, bedah skenario hingga kalkulasi anggaran produksi dilakukan di perumahan kawasan elite tersebut. Hunting lokasi oleh sejumlah tim produksi di kota Semarang sebagai lokasi syuting dilaksanakan selama beberapa kali sekaligus tes camera di beberapa tempat.
Skedul syuting hari pertama yang melibatkan puluhan crew dijadwalkan tanggal 14 September 2023 di kota Semarang. Hari keberangkatan crew, artis, peralatan sudah ditentukan secara bertahap.
Pembatalan mendadak itu terjadi pada hari Selasa 12 September 2023, sehari sebelum keberangkatan crew.
Pembatalan produksi tersebut terkait pendanaan produksi film yang belum dicairkan oleh pihak produser. Belakangan diketahui sosok produser adalah wanita berinisial GS yang juga berprofesi sebagai artis sinetron. GS menganggap biaya produksi yang harus dikeluarkannya terlalu mahal pada saat persiapan syuting sudah mencapai 90%.
Efek dari pembatalan produksi tersebut adalah kerugian finansial yang harus ditanggung beberapa crew produksi yang telah melakukan persiapan selama 1 bulan sebelumnya.
“Kami sudah berada di lokasi syuting Semarang selama 4 hari untuk persiapan artistik, property dan sett yang nantinya akan dipergunakan dalam adegan. Tim artistik kami berjumlah 10 orang dengan 2 armada transportasi barang dan 1 mobil penumpang,” ungkap Edo salah satu tim artistik mengungkapkan kekecewaannya atas kabar pembatalan sepihak tersebut.
Menurut keterangan Edo, tim artistik bergabung atas inisiatif dan permintaan sutradara Dodi Zeboth yang menjamin terlaksananya produksi dan telah melakukan persiapan sesuai tahapannya. Kontrak kerja produksi dengan pihak produser juga dipercayakan pada Sutradara yang sudah lebih dahulu melakukan pembicaraan dengan Omah Kreatif Picture.
“Kami di bagian artistik yang paling berdampak kerugian materi paling besar. Kami sudah berbelanja kebutuhan sesuai tuntutan scenario, beberapa sett dan property sudah sebagian kami kerjakan. Kami sudah bekerja secara fisik sebelum crew lain datang dan itu merupakan tanggung jawab bagian kami,” imbuh Herman, crew artistik bagian keuangan yang sudah mengeluarkan biaya puluhan juta untuk persiapan.
“Kalau produser punya akhlak, seharusnya ada pertanggungjawaban. Minimalnya mengganti biaya kerja persiapan dan akomodasi selama kami bekerja beberapa hari. Katanya film religius berisi pesan-pesan moral namun ternyata produsernya tidak bermoral,” ucap Herman mengungkapkan kekecawaannya kepada awak media.
Sutradara Dodi Zeboth mengaku pasrah dengan keputusan pembatalan syuting secara sepihak.
Kini, pihak pimpinan produksi maupun produser sudah tidak dapat dihubungi melalui sambungan telefon. Alias ghosting.
Akibat ghosting si produser, kantornya pun datangi sejumlah crew film yang menuntut pertanggungjawaban keuangan.