Waspada Lowongan Kerja Ternyata Penipuan

Para korban dugaan penipuan yang hak-haknya tidak dipenuhi PT SBA.

SintesaNews.com – Beragam cara orang atau sekelompok pihak yang memiliki modus penipuan dengan berbagai kedoknya.

Salah satu yang diliput SintesaNews.com kali ini adalah dugaan penipuan yang berkedok lowongan keja. Modusnya sangat sistematis, dan menjebak,dan seakan-akan perusahaan yang membuka lowongan kerja tersebut benar-benar perusahaan bonafid.

Seperti dikisahkan oleh salah satu korban penipuan, dari ratusan orang entah bisa jadi lebih, yang telah terjebak dengan modus penipuan ini, namun enggan untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib.

-Iklan-

“Awal aku masuk property ini karena diajak teman yang katanya kerjanya mengundang orang-orang untuk gabung di perusahaan ini,” tutur Ibu Aprilita

“Kalo kita banyak mengundang orang ada bonus lain diluar gaji Rp 2 juta asal diharuskan hadir setiap hari sesuai jam kerja yang sudah ditetapkan perusahaan,” lanjutnya.

“Beberapa hari kemudian aku disuruh isi ini itu semacam formulir tanda kita sudah menjadi karyawan, termasuk absen hadir seperti kebanyakan orang kerja pada umumnya untuk tanda kita hadir untuk proses gaji selama sebulan.”

Tapi setelah sebulan penuh, ternyata gaji itu tidak terbukti.

“Lemas rasanya, saat saya tanyakan hal itu, kata yang mengaku direktur property itu, kalo kita sudah memenuhi target perusahaan, baru gaji itu diberi. Saya punya mata dan telinga yang alhamdulillah masih normal dan bagus untuk melihat dan mendengar apa yang pernah selalu direktur itu sampaikan dalam setiap presentasinya, kalo leader itu tugasnya bukan jualan tapi hanya mengundang orang,” geramnya.

“Astagfirullah…, sebenernya dari setiap minggunya, setiap dia menyampaikan sistem property yang selalu berubah-ubah dan peraturan-peraturan yang tidak sesuai dengan janji-janjinya kepada kami karyawan-karyawannya, saya sudah mulai curiga ada kejanggalan-kejanggalan yang tidak masuk akal,” aku Ibu Aprilita.

“Tapi karena sudah separuh jalan yang mengikuti property ini, saya masih bertahan hanya karena sampai gaji saya terbayarkan untuk mengganti transportasi yang sudah keluar selama di property ini,” tuturnya.

Tapi ternyata bukan hanya satu orang yang dirugikan, banyak yang lain.

“Saya hanya ingin hak saya dikeluarkan yaitu gaji yang Rp2 juta itu untuk mengganti pengeluaran saya selama mengikuti property ini. Kalo tau tidak digaji buat apa saya buang-buang waktu, ongkos, lelahnya mondar mandir ke perusahaan property yang punya nama PT SBA (Sembilan Benua Abadi). Saya gak mau ribut apalagi demo, buat apa,” ujar Ibu Aprilita.

“Buang-buang waktu dan energi, kita cuma pengen hak kita yaitu gaji Rp 2 juta itu dikeluarkan. Kita sudah datang baik-baik untuk musyawarah, tapi malah disepelekan dan tidak dianggap.”

“Uang yg kita keluarkan dari ongkos dan makan yang sudah banyak kami keluarkan lebih dari gaji Rp 2 juta yang dijanjikan pihak SBA, tapi ternyata Rp 2 jt saja tetap SBA tidak mau perduli. Sakit rasanya hati saya diperlakukan seperti ini. Padahal saya mencari kerja agar saya punya penghasilan untuk menghidupi anak saya yang yatim, untuk kebutuhan hidup anak, agar saya juga bisa merasakan menafkahi tanpa terus tergantung dari orang lain terutama keluarga,” ucapnya.

“Hanya Allah Yang Maha Tahu, dan saya percaya akan ada campur tangan Allah dari kejadian ini bila hak itu tidak saya dapatkan dari perusahaan yang sudah memperkerjakan saya.”

“Kasihaan juga nasib teman-teman seperjuangan yang sama mendapat perlakuan seperti itu, hak gajinya tidak dikeluarkan. Kami tidak ingin demo, dan tidak menjelekan perusahaan ini, tapi kami hanya ingin perjuangan kami dihargai, pendapat kami didengar.”

“Semoga Allah mendengar doa2-doa kami, menuntun arah jalan kami yang benar, menjabah setiap zikir kami, dan kami bukan mencemarkan nama baik SBA, kami hanya menuntut hak kami yang sederhana dari orang-orang yang berjuang dan menafkahi keluarganya walau hanya sedikit kami yakin akan menjadi berkah dalam kehidupan kami hari ini dan selamanya Aamiin.”

Demikian penuturan Ibu Aprilita yang merasa sudah dibohongi dan sangat dirugikan.

SintesaNews.com menelusuri lebih jauh permasalahan ini, ternyata bukan cuma persoalan gaji yang tidak dibayarkan sesuai kontrak yang telah ditandatangani Direktur perusahaan dengan para karyawan PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Terbatas), melainkan juga adanya modus penipuan booking fee apartemen dan pinjaman/kredit.

Hal ini diungkapkan oleh Andre Hutapea, SH. yang juga turut menjadi korban dugaan penipuan berkedok lowongan kerja.

“Jadi kita diminta Rp 1 juta untuk booking fee 1 unit apartemen. Namun hasilnya nihil, dan uang pun tidak bisa kembali. Lalu kita di-“paksa” untuk mendaftar skema pinjaman (kredit), itu pun tidak ada hasilnya. Uang pinjaman tidak diterima, tapi harus mencicil,” ujar Andre yang juga Ketua Umum organ relawan Pancasila Bicara Satu Tujuan (PARASUT)

“Tidak hanya kredit pinjaman dengan kartu kredit dari bank ternama tetapi juga dengan pinjol (pinjaman online), untuk modal usaha dari PT SBA. Serta untuk ikut dalam sistem Trading/Monex,” pungkas Andre.

Sebagian korban dugaan penipuan ini telah mengadukan masalah ini ke Disnaker Pemprov DKI Jakarta. Mereka juga berencana membawa kasus ini ke pihak kepolisian

Nantikan dalam liputan SintesaNews.com selanjutnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here