SintesaNews.com – EDITORIAL
Kalau masih ingat di masa lalu masyarakat Indonesia guyub dengan berbagai tradisi bernuansa lokal namun relijius, dengan penampilan yang sejuk juga ceramah-ceramah yang penuh hikmah hingga membawa berkah bagi siapapun agama apapun yang mendengarkannya, namun sejak munculnya PKS, perlahan semua berubah.
Wajah-wajah lokal dengan sarung dan peci yang guyub dan teduh berubah berangsur-angsur kita temui wajah-wajah merasa “paling Islam”, eksklusif, bahkan dengan ceramah-ceramah provokatif yang membuat kelompoknya di”cuci otak”nya. Tak mampu bernalar dengan sehat. Hanya ‘sami’na wa watho’na’. Mengikuti apapun kata pemimpin mereka, dianggap paling benar, di luar itu salah.
Sudah bukan rahasia lagi PKS mengharamkan:
· Menyelenggarakan Maulid Nabi SAW
· Membaca Tawasul dan Tahlil kepada orang yang sudah meninggal
· Mengamalkan Wirid dan Yasin Fadhilah
· Membuat dan mempercayai isim atau jimat
· Membaca Usholi di awal sholat
· Membaca Basmalah di awal surat dalam bacaan sholat
· Membaca doa qunut di waktu sholat subuh
· melakukan ziarah ke makam
· Membakar kemenyan, buhur dan wangi-wangian
· Mengikuti aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang musyrik
Yang notabene hal itu semua merupakan amalan yang sering dilakukan masyarakat muslim Indonesia yang merupakan pengikut Nahdlatul Ulama (NU).
PKS juga terang-terangan pernah menyebut jika NU adalah kelompok jahiliyah dan musyrik.
Surat pernyataan sikap DPP PKS pada NU sebagai kelompok jahiliyah dan musyrik berupa foto atas peristiwa yang terjadi 22 April 2007, diunggah akun Twitter Cassava @4Y4NKZ (26/1).
PKS menuding NU sebagai penganut aliran jahiliyah dan musyrik karena mengikuti tarekat yang dibawakan Imam Ghozali dan Syech Abdul Qodir Jailani yang dikenal kemusyrikannya.
“PKS melarang hal yang sudah dilakukan para wali, sunan, dan ulama terdahulu dengan menganggap semua itu bid’ah dan khurafat. Benarkah?” tanya @4Y4NKZ.
Menanggapi ulah PKS ini Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho atau biasa disapa Gus Wal menyatakan bahwa dirinya sudah berulangkali mengingatkan kepada masyarakat akan bahayanya parpol yang satu ini.
“Sudah banyak kita tahu pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh PKS mulai dari soal ideologinya, soal hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin, sikap PKS yang menolak azas tunggal Pancasila, hubungan PKS dengan Ikhwanul Muslimin yang merupakan organisasi terorisme terlarang di banyak negara negara Timur Tengah, dan keberadaan PKS yang selalu menimbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, serta banyak lagi hal-hal yang dilakukan ataupun disuarakan oleh PKS yang membahayakan dan merusak kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta pelanggaran-pelanggaran lainya,” beber Gus Wal.
“Kami PNIB dan Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke meminta kepada pemerintah dan DPR untuk membubarkan PKS melalui prosedural hukum di Mahkamah Konstitusi (MK),” tegas Gus Wal.
Jangan Ada PKS di NKRI
Dalam kurun waktu 2 periode pemerintahan Presiden Jolowi dimana PKS tidak ada di dalam pemerintahan, telah terbukti Indonesia semakin maju dan menjadi negara yang terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan global, sehingga Indonesia dipandang hormat di seluruh dunia.
Sebut saja dari mulai WHO yang mengakui Indonesia menjadi negara terdepan dalam menangani pandemi, termasuk berhasil mengatasi dampak buruk ekonominya. Lalu Bank Dunia yang menyebutkan bahwa dunia akan mengalami resesi ekonomi KECUALI Indonesia. Dan kepemimpinan Jokowi sebagai Presidensi G20 yang berani menjadi penengah antara Ukraina dan Rusia, yang langsung pergi menemui kedua pemimpin negara-negara tersebut dan disambut hangat seperti sahabat.
Dan itu semua TANPA ADA PKS di dalam pemerintahan.
Belum lagi sudah tak terhitung program-program pemerintah yang berdampak sangat signifikan untuk kemaslahatan rakyat. Infrastruktur jalan, jembatan, bendungan, pelabuhan raksasa, bandara bertaraf internasional, dll. hingga ke pelosok negeri semua dibangun tak saja sekedar dibangun, namun juga indah dan megah, membanggakan.
Dan itu semua TANPA ADA PKS di dalam pemerintahan.
Sudah bukan rahasia lagi pergerakan parpol ini merayap halus dengan akal bulus penuh muslihat ke dalam masjid-masjid dan mimbar-mimbar dakwah, ditambah gimmick marketing untuk menyasar masyarakat yang awam agama.
Ajaran wahabi yang dibawanya berkelindan dengan ormas khilafah radikalisme seperti FPI, HTI, NII, bahkan juga diam-diam mendukung aksi terorisme. PKS tak pernah mengutuk aksi-aksi terorisme.
PKS mengklaim telah menguasai masjid besar di seluruh Indonesia melalui kepengurusan Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM).
Bahkan DPP PKS mengaku bersepakat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan Wahabi di Indonesia.
“Khusus kepada Keluarga Besar Wahabi, yaitu Hizbut Tahrir, FPI, LPPI, JIL dan Persis beserta dosen dan mahasiswa UIK, UIN, dan IPB agar semakin merapatkan barisan dan segera mengambil tindakan yang dianggap perlu karena adanya peningkatan gerakan Ahlus Sunnah Wal Jamaah dalam melakukan kegiatan yang bertentangan dengan syariat Islam,” pernyataan DPP PKS.
PNIB: Bubarkan PKS! Ikhwanul Muslimin Organisasi Terorisme
Ketum PNIB Gus Wal sontak menanggapi pernyataan DPP PKS tersebut. Ia mengungkapkan kepada SintesaNews.com bahwa dirinya telah sering mengingatkan berulang kali bahayanya parpol yang satu ini.
“Semakin banyak sekali ulah dan propaganda dari para pengasong Khilafah Radikalisme Terorisme, entah itu dari kelompok eks FPI, HTI, NII dsb. yang notabene sudah dilarang keberadaannya, beserta dengan segala aktivitas gerakan programnya beserta penggunaan atributnya, maupun oleh parpol yang beraliran ideologi transnasional seperti PKS (Ikhwanul Muslimin),” ujar Gus Wal.
“Seolah tiada henti kelompok kelompok public enemy tersebut membuat gaduh, rusuh dan propaganda-propaganda lainnya tanpa kenal lelah,” imbuhnya.
“Rakyat Indonesia dari sabang sampai merauke sudah jengah dengan keberadaan PKS yang menurut sudut pandang rakyat sudah sangat bertentangan dengan ideologi Negara, dan sudah banyak mengancam kedaulatan bangsa, serta sering meresahkan masyarakat dengan berbagai kebijakan, statement ataupun polah para pengurus, ketua, pengurus, anggota maupun simpatisannya.”
Gus Wal mengemukakan, “Untuk itu kami PNIB juga menyuarakan suara rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang ingin PKS dibubarkan oleh negara.” #BubarkanPKS
“Sampai detik ini hanya PKS yang sejak dulu mengikrarkan dirinya sebagai Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi terlarang di seluruh dunia karena bagian dari gerakan Terorisme Radikalisme Khilafah.”
“Sangat penting bagi negara untuk segera membubarkan PKS jika tak ingin Radikalisme Khilafah Terorisme bertambah kuat dan besar bahkan bisa menjadi the New DI/TII dan PKI jika negara membiarkan PKS terus eksis dan menaungi nan mem-backup segala bentuk gerakan program maupun kegiatan kelompok kelompok Radikalisme Khilafah Terorisme HTI FPI.” #BubarkanPKS
Melalui telepon seluler, Ketum PNIB Gus Wal menyampaikan, “Sudah selayaknya pemerintah tegas terkait keberadaan PKS ini. Sejak lama Rakyat Indonesia ingin Negara bubarkan PKS karena berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin yang nyata-nyata organisasi teroris dan di semua negara dunia dilarang keberadaannya. Bubarkan PKS harga mati.”
“Seluruh negeri, mari kita perkuat Nasionalisme Kebangsaan Agama dan Budaya (NASAB) untuk menjaga Indonesia tetap jaya, rukun Aman Makmur Damai.”
Menutup wawancara, Gus Wal berpesan, “Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII, PA212, Radikalisme Khilafah Terorisme.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
Baca juga:
PKS Tuding NU Jahiliyah, PNIB: PKS ‘Sarabpatigenah’, Ikhwanul Muslimin di Indonesia