
Penulis: Nurul Azizah
Setelah Bonatua Silalahi dan sejumlah pihak yang mempermasalahkan ijazah Jokowi mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Salemba Jakarta Pusat, maka kepanikan Jokowi pun terlihat. Bagaimana tidak panik. Salinan ijazah milik Jokowi itu sama persis dengan ijazah yang diupload oleh Kader PSI, yang kemudian ijazah tersebut diteliti oleh Dr. Roy Suryo dan kawan-kawan.
Penyerahan salinan ijazah ke pengamat kebijakan publik oleh KPU adalah kemenangan publik. Karena Bonatua meminta salinan ijazah tersebut atas nama publik (13/10/2025).
Bonatua mengatakan bahwa salinan ijazah yang diperolehnya merupakan berkas administrasi oleh Jokowi ke KPU DKI sebagai persyaratan pencalonan Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2012. Bonatua mengaku menemukan kejanggalan dalam dokumen tersebut, khususnya pada bagian legalisasi yang tidak mencantumkan tanggal.
Temuan baru dari Bonatua ini diserahkan ke tim pencari fakta tentang ijazah palsu Jokowi, yaitu Dr. Roy Suryo, Dr. Rismon, Refli Harun dan dr. Tifauzia Tyassuma (dokter Tifa). Tentunya tim pencari fakta ini akan terus mendalami lebih lanjut tentang fakta-fakta ijazah Jokowi.
Dua kubu terus mempertahankan hasil temuannya, pihak tim pencari fakta Roy Suryo cs sudah menyakinkan publik bahwa ijazah memang palsu. Kalau semakin banyak pihak yang bersuara maka semakin yakin bahwa publik percaya kalau Jokowi tidak berani menunjukkan ijazah aslinya, ya berarti apa yang ditudingkan oleh Roy Suryo cs itu benar adanya. Pihak Jokowi pun membalas dengan mempertahankan argumen bahwa ijazahnya asli.
Setiap disuruh menunjukkan ijazah aslinya, alih-alih dijawab dengan mengadakan reuni-reunian. Tanggal 13 Oktober 2025 Bonatua memperoleh salinan ijazah Jokowi dari KPU, maka dirancanglah acara reuni alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Dies Natalis ke-62 diadakan di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM, Jum’at (17/10/2025).
Kegiatan yang dipaksakan harus ada. Padahal Dies Natalis Fakultas Kehutanan itu jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Masak Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM diadakan setahun dua kali yaitu tanggal 17 Agustus dan 17 Oktober.
Orang awam yang tidak pernah mengenyam pendidikan di UGM pun tahu apa makna dari Dies Natalis. Yaitu hari ulang tahun berdirinya suatu lembaga pendidikan tinggi. Dies Natalis sama dengan ulang tahun untuk lembaga, universitas atau akademi, baik untuk Perguruan Tinggi ataupun Fakultasnya. Tidak mungkin hari ulang tahun dirayakan dua kali, dengan tanggal yang sama yaitu 17 dan bulan yang berbeda, resminya 17 Agustus tapi dirayakan lagi 17 Oktober.
17 Oktober mah tanggal lahirnya bapak saya, juga lahirnya bapak Presiden Prabowo Subianto (17/10/1951). Bukan lahirnya Fakultas Kehutanan UGM.
Ketika Roy Suryo diwawancarai oleh pihak Kompas maka Roy Suryo tahu siapa saja yang hadir di acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan versi 17 Oktober, siapa Prof Ova Emilia dan teman-teman Jokowi yang sudah menikmati berbagai jabatan karena mau membela ijazah Jokowi itu asli.
Masih menurut Roy Suryo di WhatsApp Group alumni UGM sedang ramai membahas mengapa sekelas Rektor UGM mau mengadakan Dies Natalis tidak pada tanggalnya. “Baru kali ini Dies Natalis Fakultas Kehutanan diundur sampai dua bulan, seharusnya 17 Agustus kok jadi 17 Oktober, baru kali ini terjadi,” katanya.
Ijazah Jokowi sebenarnya bisa ditunjukkan, tinggal nunjukin saja kepada masyarakat. Tidak usah reunian melulu. Rakyat lama-lama bosan dengan sinetron yang dipertunjukkan oleh Jokowi dan kroni-kroninya termasuk Prof Ova Rektor UGM. UGM sering dijadikan olok-olok oleh masyarakat apa tidak malu. Karena pihak rektor menyakinkan kepada publik bahwa ijazah Jokowi asli, tetapi publik tidak percaya dengan perkataan Prof Ova selama pihak Jokowi belum menunjukkan ijazah asli.
“Masyarakat malah menjawab dengan enteng sambil tersenyum, ijazah Jokowi memang asli, asli dari pasar Pramuka hehehe”.
Kuat-kuatan mana antara pihak Jokowi dengan pihak Roy Suryo cs yang didukung oleh masyarakat yang cerdas dan waras. Semoga yang dipercaya oleh publik kalau ijazah Jokowi asli buatan pasar Pramuka itu bukan fitnah. Semoga ke depannya banyak profesional yang punya keberanian untuk mengungkap ijazah Jokowi, karena Dr. Roy Suryo itu ahli telematika. Dalam hal ini Roy Suryo profesional di bidang teknologi informasi, fotografi dan multimedia. Dr. Roy Suryo sering tampil sebagai Nara sumber di media massa untuk berbicara kasus-kasus yang melibatkan bukti digital. Hingga pada tahun 2025 Dr. Roy Suryo menjadi sorotan publik saat menyelidiki keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi.
Dr. Roy Suryo tidak sendirian, ada Dr. Rismon Hasiholan Sianipar seorang ahli forensik digital. Bidang keahliannya meliputi keamanan multimedia, pemrosesan sinyal, kriptografi, forensik multimedia.
Semoga ke depannya ada fakta baru tentang ijazah Jokowi, sehingga rakyat menjadi tenang. Jangan sampai mengadakan reuni terus menerus, sementara ijazah Jokowi tidak dimunculkan ke publik.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI
