Impor Kok Dewan Penasihat?

Penulis: Dahono Prasetyo

Jabatan Dewan Penasihat yang melibatkan pihak asing lebih berorientasi politis daripada turut serta memberi nasihat. Pemahaman asing tentang Danantara tidak lebih baik dari orasi dan optimisme para pencetusnya.

Nama mereka dipasang untuk meyakinkan publik bahwa Danantara menjadi skema yang disetujui pihak Internasional. Jangan tanya apa sumbangsih 5 orang tersebut yang celakanya mereka digaji tinggi sekedar untuk jaminan untuk menarik hutang (lagi).

-Iklan-

Bagaimana aset BUMN yang sebagian besar terlilit hutang dikumpulkan untuk dikembangbiakkan menjadi bisnis rente pinjaman dana investasi.

Rumit.

Namun itulah yang bisa dilakukan dengan skema debitur dibisniskan menjadi kreditur.

Masih lebih ugal-ugalan era Jokowi : Hutang sebanyak-banyaknya untuk membangun infrastruktur. Gimana bayarnya pikir belakangan. Kini duit hutang dihutangkan lagi itu unik. Penikmatnya sudah pasti para pemodal swasta yang hutangnya macet.

Infus dana segar.

Macet lagi pikir belakangan.

Negeri yang berlimpah SDA namun sebagian kebutuhan hidup didapat dari impor. Sampai dewan penasihat bisnis pinjam meminjam mesti impor juga.

Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, Thaksin Shinawatra.
Mereka pada akhirnya penikmat kucuran kredit Danantara juga.

Siapa yang nggak ngiler lihat 11 ribu triliun duit nganggur diobral siapa yang mau pinjam?

Jadi negara kok gini-gini amat bisnisnya.

Sama rakyat pelit, paling royal kalau sama kapitalis.

@Dahono Prasetyo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here