Gus Yaqut Semakin Digoyang Semakin Solid, Bagaimana dengan Korlap PA’ 212 Ust. Dr. Fikri Bareno, M.Ag?

Penulis: Nurul Azizah

Pingin rasanya saya menulis aksi demo kelompok PA’ 212, eks FPI dan GNPF Jumat, 4/3/2022 di depan Kantor Kementerian Agama Pusat, yang ditujukan kepada Menteri Agama (Menag) H. Yaqut Cholil Qoumas. Tapi di dunia nyata saya baru ada kegiatan yang membutuhkan waktu, tenaga dan fikiran. Kebetulan ada tetangga saya yang meninggal dunia. Ya sudah saya dahulukan dulu kegiatan di dunia nyata dimana saya harus hadir bersama warga lain untuk bertakziah dan ikut berbela sungkawa.

Untuk kegiatan demo menentang Surat Edaran (SE) No 5 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala saya terus mengikuti.

-Iklan-

Alhamdulillah baru kali ini saya sempatkan untuk menulis demo yang dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan alumni 212 yang lebih di kenal PA’ 212.

Kelompok yang mengatasnamakan Front Persaudaraan Islam (FPI) orang mengenal sebagai eks FPI dan kelompok GNPF ulama atau orang mengenal dengan Gerakan Nasi Plus Fulus (maaf) kalau ada singkatan yang lain? Setahu penulis ya itulah singkatannya. Jangan tersinggung ya? Apalagi marah pada penulis, jangan gitulah entar cepat tua.

Pada demo kali ini dipimpin oleh Koordinator Lapangan (Korlap) yang sangat keren dan tidak sembarang orang. Beliau adalah ustad Dr. Fikri Bareno, M.Ag. Saat demo beliau memimpin di atas mobil memakai jubah warna hijau. Yang belakangan menjadi viral banget karena telah mempraktekkan sholat di atas mobil dengan gerakan sholat model baru.

Video gerakan sholat orang pakai gamis hijau di atas mobil begitu cepat tersebar dan wus meluncur deras di berbagai media sosial. Dia melakukan gerakan ruku’ kemudian i’tidal, lha kok ruku’ lagi sehabis i’tidal, shalat apaan nih? Harusnya habis i’tidal itu sujud bukan ruku’ lagi. Wah ini dilakukan di atas mobil di tengah jalan dan disaksikan ratusan orang dan videonya ditonton jutaan netizen 62.

Siapa dia orang yang berjubah hijau dengan mempraktekkan sholat gaya baru tersebut? Ayo kita telusuri siapa dia.

Ternyata dia Korlap (koordinator lapangan) demo kelompok PA’ 212 cs. Dia adalah Dr. KH. Fikri Bareno, M.Ag wakil sekretaris umum (wasekum) Persaudaraan Alumni 212. Dia juga Wakil Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat di MUI Pusat.

Ya Allah, terima kasih yang tak terhingga, Engkau telah tunjukkan kepada kami, bahwa orang yang menyandang gelar ustad dan haji serta gelar akademik sebagai penyandang doktor dan master telah melakukan gerakan sholat yang salah. Bisa jadi ini adalah pelecehan terhadap sholat. Sengaja atau tidak disengaja ini adalah penistaan terhadap agama.

Menag Gus Yaqut memperlakukan imbauan dalam penggunaan pengeras suara di masjid dan di musola saja digoreng habis-habisan oleh kelompok kadrun (pembenci NU dan NKRI). Sekarang Engkau tunjukkan kebesaranmu, siapa yang sebenarnya penista agama.

Sugik Nur Raharja kemaren telah menistakan adzan, sekarang Dr. KH. Fikri Bareno, M.Ag telah menistakan sholat.

KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam quote yang beredar, mengatakan: “Ketika mereka membuat fitnah tentang aturan TOA, aku masih menahan diri. Tapi ketika mereka bermain-main dengan sholat yang sakral, aku benar-benar takut.”

“Astagfirullahal adzhim…, Ya Allah berilah hidayah kepada mereka dan ampunilah para pengikut mereka yang tidak tahu,” tulis Gus Mus di quotesnya.

Para netizen 62 juga beramai-ramai mengomentari model sholat Korlap demo kelompok PA’ 212 diantaranya:

“Ini tatacara shalat model baru dari gerombolan 212, kalau sholat di jalan sudah kebiasaan mereka, tapi ini lihat ada shalat di atas mobil (gamis hijau), yang lain di jalan, gerakan tidak sama, terus yang memandu sholat pakai TOA itu sebagai apa ya? Yang duduk leha-leha di atas mobil? Ampun deh… rusak!”

“Kalaupun ada ‘bilal’ yang biasa ngencengin suara setelah takbir Imam itu seharusnya juga ikut sholat berjamaah. Malah duduk leha-leha di atas mobil. Ini benar-benar model baru sholat berjamaah dari gerombolan PA’ 212. Kejadian ini saat demo di depan kantor Kemenag pusat, padahal Masjid Istiqlal tidak jauh dari situ.”

“Perkara TOA Masjid saja pada ribut, eh ternyata sholatnya di jalan, rukuknya dua, sujud satu.. hahaha.”

“Kelompok debus… masjid dikosongkan, jalan orang dibuat sholat, somplak hehehe.”

“Goblok… demi gengsi, sok pintar, sok keliatan alim.”

“Itulah cara Allah menunjukkan ketololan mereka dan Allah juga menunjukkan kebenaran statement Gus Menag.”

“Mereka sedang menunjukkan kegoblokannya.”

“Laiyo koyo ngono kok dipamer-pamerkan, apa nggak isin, astaghfirullahal adzim.”

“Sebutir debu sifat riya’ di dalam hatinya, maka musnahlah ibadahmu.”

“Orang yang berjubah hijau ingin menjadi kholifah, sholatnya tidak beraturan, bagaimana mau jadi pemimpin?”

“Yang jubah hijau, aku yakin dia bukan muslim.”

Dan tentunya masih banyak komen-komen dari netizen 62 yang muncul di berbagai media sosial.

Kebodohan demi kebodohan telah ditunjukkan oleh kelompok yang membenci Gus Yaqut. Di sinilah Allah menunjukkan kebesaran-Nya.

Semakin digoyang Gus Yaqut semakin solid. Beberapa hari ini Gus Yaqut telah dicaci, dihina, poster gambar beliau dinjak-injak, disamakan dengan anjing, difitnah, diganggu program kerjanya. Tapi Gus Yaqut tetap kosisten melawan intoleransi dan radikalisme di NKRI.

Siapapun yang melawan kelompok radikalisme intoleransi tidak usah takut. Hal ini telah dicontohkan oleh Pak Jokowi dan Gus Yaqut. Semakin digoyang semakin solid. Mereka tidak sendirian, ratusan juta rakyat dari pecinta NU dan NKRI telah mendukungnya. Para pendukung Jokowi dan Gus Yaqut tak tinggal diam. Mereka semua bergerak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.

Hai para gerombolan yang mengaku kelompok PA’ 212, eks FPI dan GNPF ingatlah, lawan tumbang bukan karena serangan dari pihak Gus Yaqut. Bumerang fitnah yang justru menyerang balik ke dirinya sendiri.

Hai para pendemo Gus Yaqut, berhentilah memfitnah, dan buanglah rasa dendam dan sakit hati. Surat edaran tentang kebijakan pemerintah dalam pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid dan musola harus difahami. Surat edaran ini hanya imbauan dari Kemenag, sebab surat edaran tersebut tidak akan berimplikasi apapun, sebab tidak punya kekuatan memaksa.

Berbeda kalau Gus Yaqut membuat PERMEN (Peraturan Menteri) maka akan memiliki kekuatan memaksa. Jadi apa yang diributkan?

SE no 5 tahun 2022 sifatnya anjuran sesuai dengan niat Gus Menag yang ingin menciptakan harmoni. SE yang sama yang pernah dikeluarkan pada era presiden Suharto pada tahun 1978 oleh pejabat setingkat Dirjen. Kemudian dikeluarkan lagi pada tahun 2022 oleh Menteri Agama.

Dan yang menarik dari Surat Edaran ini adalah sekelompok wahabi masuk dalam jebakan Gus Menag, mengapa mereka memakai TOA, apakah tidak bi’ah? Di zaman Nabi Muhammad tidak ada TOA lho. Malah kelompok wahabi menggunakan TOA dalam aktivitasnya di Masjid. Mereka yang paling menentang baca Al-quran, sholawatan, puji-pujian sebelum dan sesudah adzan itu bid’ah dolalah (sesat), tidak ada contoh Nabi. Sekarang ada surat edaran pengaturan TOA di masjid, mereka juga ramai-ramai menghujat ibadah yang makruf (ibadahnya orang NU) kok dilarang oleh menteri agama yang orang NU?

Waduh saya jadi bingung dengan pola pikir orang wahabi, suka kebalek balek. Jadi mumet sendiri saya lihat ulah kelompok PA’ 212, eks FPI dan GNPF serta Wahabi.

Ah ngapain mumet atau pusing mikir gerombolan sakit hati dan pendendam. Mending semangati Gus Yaqut, menteri agama yang tegas dan pemberani.

Maju terus Gus Yaqut, menag yang cerdas, bagaimana tidak cerdas, dengan adanya SE no 5 tahun 2022, kelompok sebelah saat ini mengakui dzikir, sholawatan, puji-pujian sebelum dan sesudah adzan itu ibadah ma’ruf… baik gitu loh. Siip deh…, hehehe.

Nurul Azizah, penulis Kolom Bunga Rampai, penulis Buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi“, minat hub penulis atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.

Buku “Muslimat di Sarang Wahabi” karya penulis Nurul Azizah. Pemesanan hub. Penulis atau SintesaNews.com di nomor 085810220132

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here