Gerakan Pemuda Marhaenis Kelabakan Paksakan Kongres di Bali, Ada Siapa di Belakangnya

SintesaNews.com – Kongres Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) 5-7 November 2021 yang diprakarsai oleh Heri Satmoko bersama petinggi Golkar Bambang Soesatyo, semakin mendekati hari H pembukaan masih menghadapi banyak persoalan. Terutama masalah perizinan. Dalam proposal dan undangan yang mencantumkan tamu undangan dari Presiden Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani hingga Ketua MPR Bambang Soesatyo, dipilih Hotel Mercure Harvesland Kuta Bali.

Baca: Kongres Gerakan Pemuda Marhaenis di Bali Terancam Gagal Terkait Perizinan

Namun dari informasi peserta Kongres yang sebagian sudah hadir di Bali, lokasi acara berpindah. Salah satunya terkait perizinan yang belum tuntas meskipun publikasi sudah tersebar. Hingga pukul tadi malam (3/11) panitia lokal masih belum menentukan lokasi pembukaan Kongres. Salah satu alternatifnya dipilih lokasi acara Pembukaan Kongres X GPM di Istana Mancawarna Tampaksiring Bali.

-Iklan-

Menurut keterangan salah satu peserta yang meminta dirahasiakan namanya, ketidakpastian lokasi pembukaan terkait prosedur acara kerumunan dari pihak Kepolisian Daerah Bali yang berstatus PPKM level 2. Kongres yang rencananya dihadiri ratusan peserta dari berbagai daerah tidak mendapatkan izin apabila dilaksanakan di ruangan tertutup dengan kapasitas 100%.

“Pihak Kepolisian mengizinkan dengan sejumlah persyaratan ketat. Tetapi Instansi Gugus Tugas Covid-19 tidak memberikan izin,” jelas salah satu peserta melalui telepon.

Baca juga: Klarifikasi Terbuka Kongres Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM)

Upaya Panitia Kongres untuk ngotot melaksanakan acara dengan berpindah-pindah tempat berdampak langsung pada sektor akomodasi peserta yang sudah berdatangan mulai hari Selasa (2/11).

“Kami belum dapat kepastian penginapan, padahal sudah datang dari jauh,” ungkap salah satu peserta yang mengaku dari luar Jawa Bali.

“Dalam proposal dan undangan tercantum biaya transportasi ditanggung panitia, setelah kami sampai di Bali terjadi perubahan, panitia hanya menanggung biaya penginapan dan makan,” imbuh peserta lain yang kecewa.

Baca: Hura-hura Kaum Marhaen yang Tergadaikan

Kongres GPM yang dipaksakan digelar sejak awal menuai banyak kritik terkait legalitas yang disinyalir palsu hanya demi memuluskan rencana Kongres. Kini harus berhadapan dengan persoalan teknis mendekati hari pelaksanaan. Wajar saja Ganjar Pranowo yang didaulat sebagai keynote speaker memilih tidak menghadiri undangan Kongres tersebut.

Akankah Kongres GPM kali ini akan melahirkan kesepakatan perjuangan ideologi ke depannya, ataukah sebaliknya. Akankah terjadi kericuhan di lokasi seperti konggres ormas-ormas lain sebelumnya, kita ikuti kiprah mereka beberapa hari ke depan.

Reportase: Dahono Prasetyo

Baca juga:

Kongres Gerakan Pemuda Marhaenis Ilegal Berpotensi Ricuh, Ganjar Batal Hadir

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here