SintesaNews.com – “Delapan belas ribu, sekilo,” ujar penjual di warung di wilayah pemukiman padat Jakarta, ketika ditanyakan harga gula per kg.
Harga gula eceran di pasaran yang di atas Rp 18 ribu ini cukup tinggi dari harga gula yang semestinya di kisaran Rp 12 ribu.
“Kelangkaan gula yang terjadi akhir-akhir ini diindikasikan karena keterlambatan distribusi stok ke pasar,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo minggu lalu (3/4).
Untuk mengatasi kelangkaan gula di pasar Bulog akan mempercepat proses pengolahan Gula Kristal Putih (GKP) oleh anak usaha, PT Gendhis Multi Manis (GMM) untuk meningkatkan pasokan komoditas yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Rencananya, akan ada 29 ribu ton gula yang diolah kemudian didistribusikan ke masyarakat.
“Insyaallah kami bisa segera lakukan sehingga harga gula akan segera turun,” kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso saat rapat bersama Komisi IV DPR secara virtual, Kamis (9/4).
Selain itu, Bulog juga akan mempercepat distribusi gula hasil kerja sama dengan perusahaan gula swasta, PT Sugar Group Companies (Gulaku). Gulaku, katanya, memberikan pasokan gula sebanyak 15 ribu ton kepada Bulog untuk kemudian disalurkan ke berbagai daerah.
“Kami dapat bantuan dari pabrik gula di Lampung, Gulaku, itu lagi kami distribusikan,” ujarnya.
Hanya saja, ia mengaku distribusi gula saat ini agak terganggu karena dampak penyebaran pandemi virus corona atau covid-19. Pasalnya, penyebaran virus membuat kalangan supir ‘ogah’ mengangkut gula ke pelosok negeri.
“Misalnya kemarin ke Aceh, itu baru sampai 400 ton gula, sehingga ada keterlambatan, mekanismenya jadi panjang, masyarakat jadi lebih takut, khususnya pengemudi. Maka kami minta bantuan pengawalan dari TNI dan Polri,” tuturnya.
Di sisi lain, ia berharap harga gula bisa turun karena pemerintah sebelumnya sudah memberikan izin impor gula rafinasi kepada beberapa perusahaan dengan total 250 ribu ton. Dari ketentuan impor tersebut, perusahaan diberi mandat untuk tidak hanya menggunakan gula untuk kebutuhan industri, namun juga mengalirkan ke masyarakat.
“Kalau ini terjadi, kami yakin sesegera mungkin harga gula akan normal lagi, paling mahal Rp12 ribu per kg. Sekarang di pinggir Jakarta masih Rp15 ribu per kg, tapi kami operasi terus,” katanya.
Sementara Ketua Komisi IV DPR Sudin memberi masukan agar pemerintah bisa mewajibkan setiap perusahaan gula swasta untuk menyalurkan sekitar 20 persen hasil produksinya ke Bulog.