Mengapa Harus di Raja Ampat?

Penulis: Dahono Prasetyo

Pulau Papua yang digambarkan seperti burung, dari kepala hingga ekor dekat Australia. Tiap mendekati sempurna untuk sebuah anugerah SDA

Tiap jengkal tanahnya mengandung mineral dan bahan tambang hampir semua yang dicari mahluk bumi. Pegunungan Jayawijaya berisi emas dari puncak hingga dalam tanahnya. Membentang sepanjang hampir 1000 kilometer dan baru 5% yang dieksplorasi PT Freeport.

-Iklan-

Tambang nikel di Raja Ampat yang ramai diprotes pencinta lingkungan menjadi contoh tidak bijaknya negara memberi ijin eksplorasi.

Mengapa mesti di Raja Ampat kalau nikel sesungguhnya melimpah di lokasi lain?

Kepentingan bisnis tambang selalu mengesampingkan keseimbangan ekosistem. Konservasi lingkungan itu bukan hanya menanam kembali pepohonan. Tidak pernah bisa mengembalikan lapisan tanah yang telah dikeruk.

Penghentian operasional tambang karena viral cuma butuh waktu tidak lama. Sekedar menuruti tuntutan sambil menunggu viral lain datang.

Mereka akan kerja lagi saat kita lupa dan pihak yang keberatan didamaikan dengan negosiasi.

Ini tentang bisnis cuan. Mencabut ijin tidak semudah saat memutuskan memberi ijin.

“Sialan ketahuan orang-orang se Konoha. Siapa yang berani cabut ijin barang punya big bos? (Kata si makelar ijin dalam hati yang mendadak sibuk meredam)

Dahono Prasetyo

Baca juga:

Raja Ampat Papua Bukan Tanah Kosong

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here