SintesaNews.com – Setelah gerakannya makin melempem, PA 212 kembali menemukan isu untuk berdemo kembali, kali ini bertajuk “bela muslim India” yang akan dilakukan di depan Kedubes India, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Jumat, 25 Februari 2022.
Demo kali ini terkait viralnya perlakuan diskriminasi yang dialami umat muslim di India, belum lama ini. Seperti perlakuan diskriminatif terhadap perempuan berhijab dalam mendapatkan pelayanan publik seperti umumnya.
Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho atau akrab disapa Gus Wal, menanggapi rencana aksi demo kelompok tersebut.
“Jangan Mau Dibodohi dan Dibohongi Aksi Bela Islam, Pedulilah pada Tetanggamu yang lapar,” ujar Gus Wal.

Ia menambahkan, “Orang yang lebih memilih berdemo, apalagi dibumbui motif terselubung untuk mengambil keuntungan dari aksi, mencari sumbangan untuk yang jauh daripada membantu tetangganya sendiri yang kelaparan adalah orang yang sama sekali tidak mau menjalankan syariat agama Islam dengan benar. Karena jelas ‘barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir pasti lebih menghormati, peduli dan mengedepankan tetangga terdekatnya terlebih dahulu’.”
“Mestinya kita harus bisa mawas dan sadar diri, bahwa kita selama ini dibodohi dan dibohongi oleh mereka yang selama ini ngamen mengemis mencari sumbangan untuk aksi demo berjilid-jilid,” ungkap Gus Wal.
Gus Wal melanjutkan, “Janganlah kita mau terus-terusan menjadi keledai yang selalu dibodohi dan dibohongi oleh mereka atas nama agama dan kemanusiaan, nyatanya kita pernah tahu jika sumbangan itu pernah dilarikan ke ISIS oleh NGO, LSM yang selama ini berafiliasi atau mendukung terorisme.”
Kita lupa bahwa betapa banyak saudara kita, tetangga kita yang sangat miskin, pengangguran, kelaparan dan tidak bisa makan, namun kita sok-sokan “aksi bela Islam” untuk yang jauh.
“Janganlah kita terus terusan dibodohi dan dibohongi oleh mereka kaum sarabpatinggenah yang selalu memanfaatkan isu ‘aksi bela Islam’ untuk menggalang dana untuk kemudian mereka manfaatkan untuk memperkaya diri, golongan mereka sendiri dan mendanai gerakan-gerakan intoleransi, radikalisme, terorisme.”
“Jika kalian memang terpanggil jiwa sosial dan humanisme (kemanusiaan) maka jangan lupakan para korban dan keluarga korban atas ulah kebiadaban terorisme. Di mana kepedulian kalian atas para korban aksi terorisme di Poso? Kalian semua diam! Pura pura tidak tahu, atau pura pura buta?!”
“Atas nama kemanusiaan lebih pedulilah kepada tetanggamu yang miskin, pengangguran dan kelaparan, juga kepada saudara-saudaramu yang menjadi korban kebiadaban aksi-aksi terorisme mulai korban bom Bali, Riyanto, dan yang terakhir korban aksi terorisme di Poso,” tutur Gus Wal.
“Jika kalian sibuk mengutuk diskriminasi di negara lain, maka jika memang kalian juga manusia yang mengagungkan kemanusiaan tatkala melihat apa yang terjadi di negeri orang, maka kutuk dan lawanlah aksi, gerakan dan program-program dari eks HTI – FPI, lawanlah intoleransi, radikalisme, terorisme di negeri ini,” tegas Gus Wal.
“Jika ingin Indonesia aman, makmur, damai, maka jagalah kampung – desamu dari bahaya laten intoleransi, radikalisme dan terorisme. Jangan biarkan eks HTI – FPI menjadikan daerahmu sebagai camp tempat pengkaderan paham ideologi terlarang haram mereka,” pesan Gus Wal.
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”
“Jaga Kampung Desa dari Omicron, corong propaganda eks FPI HTI, da’i-da’i provokator, bahaya laten FPI HTI radikalisme khilafah terorisme,” tutup Gus Wal.
Baca juga: