Pilpres 2024 Hanya Formalitas Saja, Masalah Hasil Sudah Ada

Penulis: Nurul Azizah

Saya adalah relawan Ganjar Prof Mahfud dengan nomor urut 03. Memberikan sedikit masukan terhadap hasil pemilu presiden 2024. Karena saya menginginkan pilpres di Indonesia berjalan jujur dan adil. Apapun hasilnya kami semua akan menerima asalkan pemilu dilakukan dengan bersih tanpa noda belepotan di sana sini. Kami relawan 03 siap menerima kekalahan asalkan pemilu dilakukan secara terbuka dan prosesnya bisa difahami oleh masyarakat luas.

Hasil perolehan suara pemilu 2024 sudah dibacakan oleh Hasyim Asy’ari ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 20 Maret 2024.

-Iklan-

Tapi banyak kejanggalan yang muncul perolehan suara yang diinput oleh KPU baik secara hitung cepat atau quick count (QC) dan hitung nyata hasil perolehan suara di TPS seluruh Indonesia atau lebih dikenal dengan real count (RC). Saking cepatnya belum coblosan tapi hasilnya sudah diketahui. Ini menurut pengamatan saya sebagai relawan Ganjar Prof Mahfud.

Hal ini terbukti pada tampilan layar yang ada di televisi. Coblosan Pilpres 2024 terlaksana hari Rabu 14 Februari 2024 mulai jam 07.00 – 13.00 waktu setempat. Masyarakat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sudah disediakan oleh KPPS.

Kemudian dihitung eh ndak tahunya hasil quick count paslon 01 memperoleh 25,48 %, paslon 02 58,03% dan paslon 03 memperoleh 16.49% dan anehnya disudut layar tampak jelas waktu input data 12:18:01 tertanggal 13 Februari 2024. Apa-apaan ini, rakyat dikibuli. 03 kalah dengan telak, bagian buncit. Padahal saat kampanye Ganjar Prof Mahfud paling banyak yang hadir dibandingkan paslon 01 dan 02. Apalagi di kandang 03 Bali dan Jawa Tengah 03 kalah. Ada apa ini? Pasti ada yang tidak beres dengan pelaksanaan pemilu presiden 2024.

Kami dari relawan 03 menganggap pilpres 2024 dilaksanakan sesuai rencana tapi hanya untuk formalitas saja, karena pemenangnya sudah ada. Walau menang dengan angka-angka siluman. Ini sangat menyedihkan bagi perkembangan hidup berdemokrasi di Indonesia.

Setelah lebih dari sebulan kami memperoleh hasil quick count dan berharap banyak pada hasil real count (perhitungan nyata). Rabu 20 Maret 2024 yang ditunggu muncul juga. Ketua KPU dengan suara yang lantang tapi gemetaran berusaha membacakan hasil pemilu presiden dan pemilu legislatif. Alhasil ada keanehan dengan hasil hitung nyata. Hasil RC kok sama persis dengan hitung QC yang datanya juga siluman. Yaitu paslon 01 Anies- Muhaimin memperoleh 24,95%, paslon 02 58,59%, dan paslon 03 16,47%. Kalau persentasenya dijumlah akan memperoleh hasil 100,1% apa-apaan tuh. Kan tidak masuk akal persentase keseluruhan lebih dari 100%.

Hasil QC sama dengan RC lha mengapa ada pemilu yang LUBER, langsung umum bebas dan rahasia. Terus suara rakyat yang asli dikemanakan?

Kejanggalan yang lain adalah Hasyim Asy’ari membacakan bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2024. Salah kan, seharusnya hari Rabu, 20 Maret 2024. Itu tanggal pembacaan RC yang membuat ketua KPU sendiri, masak lupa tanggal, pasti ada kecurangan yang disembunyikan tapi Allah SWT Maha segalanya. Kecurangan apapun pasti ada selahnya, terbuka dengan sendirinya. Hasyim membacakan Rabu, 22 Maret kalau tahun 2023 ya betul. Tapi ini tahun 2024 saat pembacaan perolehan suara tertanggal 20 Maret bukan 22.

Bisa jadi hasil perolehan suara merupakan dokumen rahasia yang sudah dipersiapkan Rabu 22 Maret 2023. Tuhan memang penuh rahasia, tapi dari rahasia itu terkuak kecurangan yang disampaikan oleh Hasyim Asy’ari. Kalau dia punya hati nurani pastinya langsung minta maaf dan membacakan hasil perhitungan suara pilpres 2024 sesuai hasil pemungutan di 38 provinsi dan 128 PPLN (luar negeri).

Saya memang baru nulis kali ini, ya semata-mata menunggu klarifikasi dan permintaan maaf dari ketua KPU atas kesalahan yang terjadi pembacaan hasil perolehan suara pilpres 2024. Sampai detik ini tulisan saya buat, belum ada klarifikasi sama sekali dari KPU. Padahal video kesalahan input hasil 100,01% dan Rabu 22 Maret 2024 itu jelas-jelas salah, dan menyebar luas di media sosial. Tapi mengapa kesalahan dibiarkan saja, seakan-akan ada pemakluman dan rakyat dianggap tidak tahu. Kalau pun tahu, hal tersebut dianggap wajar-wajar saja.

Itulah wajah pemilu presiden 2024 sejak awal penetapan paslon 02 sudah melanggar konstitusi ya selanjutnya ya terus melanggar. Kecurangan-kecurangan terus bermunculan. Karena pilpres 2024 dilakukan secara brutal dengan membagi bantuan sosial (BanSos) dan bantuan posisi (BanPos). Bansos untuk rakyat miskin sedangkan BanPos untuk para pejabat agar terus berpihak pada 02. Kecurangan pemilu presiden sudah diatur sedemikian rupa yaitu terstruktur, sistematis dan masif (TSM).

Tahapan pilpres 2024 masih ada lagi yaitu pihak paslon yang merasa dirugikan agar melakukan gugatan pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dan rakyat masih menunggu hasilnya hingga tanggal 22 April 2024.

Semoga di MK bisa menemukan pilpres berjalan secara jujur dan adil. Gugatan diterima dan diputuskan hasil pemilu presiden secara objektif apa adanya. Tidak usah ditutup tutupi.

Hasil pemilu yang jujur dan adil juga masih diperjuangkan oleh paslon 01 dan paslon 03 melalui hak angket DPR. Semoga sukses dan membawa hasil yang memuaskan dan bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.

Nurul Azizah Relawan 03.

Baca juga:

Bawaslu: Ketua KPU Terbukti Secara Sah Langgar Tata Cara Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here