PMII STISIP Guna Nusantara Cianjur Siap Bantu Warga Pra-Sejahtera Terdampak PPKM

SintesaNews.com CIANJUR – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali, 3-20 Juli 2021, sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi gelombang kedua pandemi covid-19 yang lebih dahsyat, berdampak langsung terhadap situasi ekonomi dan ketersediaan pangan masyarakat di Cianjur.

“Para pedagang kecil mana bisa berjualan, mereka mencari sesuap nasi pun sekarang susah dengan aturan ini,” ucap Akbar, Sekretaris Pimpinan Komisariat (PK) PMII STISIP Guna Nusantara Cianjur.

Hal itu disampaikan dalam diskusi via zoom yang bertema “Relevansi Gerakan Mahasiswa di Tengah Pemberlakuan PPKM”, Senin (12/07/2021).

-Iklan-
Diskusi via zoom PMII STISIP Guna Nusantara Cianjur, bertema “Relevansi Gerakan Mahasiswa di Tengah Pemberlakuan PPKM”, Senin (12/07/2021).

Akbar melanjutkan, bahwa dalam situasi saat ini peran pemerintah daerah baik eksekutif dan legislatif, harus bisa memberi terobosan program yang menyentuh langsung ke masyarakat, jangan hanya mengandalkan bantuan pemerintah pusat.

“Fungsi legislasi juga harus jalan bagaimana DPRD bisa menyampaikan apa yang hari ini dirasakan oleh masyarakat dan utamanya melakukan controlling program langsung ke bawah,” sambungnya.

Sementara itu, mahasiswa STISIP Guna Nusantara, Wahyudi juga mengatakan bahwa penyaluran bantuan pemerintah yang hari ini ada harus sampai kepada masyarakat secara merata, sebab diduga bantuan yang ada juga banyak yang belum tersalurkan secara maksimal.

“Jika fungsi kontrol dari pemerintah kurang maksimal, maka kita selaku mahasiswa juga harus mampu mengambil peran, agar masyarakat bisa menerima apa yang menjadi haknya,” ujar Wahyudi.

Hal senada juga disampaikan peserta diskusi, Acep yang mengatakan bahwa upaya yang harus mahasiswa adalah langsung terjun kebawah mengawal masyarakat yang betul-betul mengalami kesulitan, dimulai dari lingkungan tempat kita tinggal, dari mendata tingkat ke-RT-an dan menyampaikannya ke perangkat desa supaya bisa me-refocusing anggaran dana desa untuk disalurkan menjadi bantuan langsung tunai.

“Seperti halnya saya sudah lakukan yaitu mendata di RT sebanyak 65 orang yang tidak tersentuh bantuan apapun, lalu diajukan ke desa dan alhamdulillah desa mengalokasikan anggaran bantuan langsung ke warga,” tuturnya.

Di akhir diskusi, pembicaraan ditutup dengan upaya gerakan mahasiswa agar mampu menyerap aspirasi masyarakat, melalui media sosial dan media massa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here