Benarkah Ketum MUI KH. Miftahul Akhyar Dukung FPI?

SintesaNews.com – Susunan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru saja mengalami perubahan. Ketua Umum (Ketum) MUI kini dijabat oleh KH. Miftahul Akhyar yang berasal dari kalangan NU (Nadlatul Ulama).

Tak lama isu miring pun beredar mengenai Ketum MUI yang baru ini.

Mengambil rujukan dari portal portal-islam.id ditulisakan bahwa pak Kyai mendukung FPI dan sepak terjangnya. Namun kredibilitas portal tersebut sudah tidak asing lagi kerap menuliskan hoax atau berita bohong.

-Iklan-

Sudah sejak sebelum kemerdekaan NU tidak diragukan lagi komitmennya dalam kancah politik nasional, selealu dalam bingkai NKRI.

Kalangan nahdliyin mengatakan bahwa berita terkait Romo Yai mendukung FPI itu terjadi di tahun 2014 dari situs https://www.portal-islam.id/2014/10/kh-miftachul-akhyar-rais-syuriah-pwnu.html.

Situs tersebut bagi kalangan warga Nahdiyin yang terbiasa berselancar di sosmed, dianggap berafilisasii dengan PKS.

Adapun Romo Yai Miftakhul Akhyar bersikap di tahun 2017, beliau dengan tegas mengkritik gerakan HTI dan FPI.

Berikut linknya
https://www.nu.or.id/post/read/77532/wakil-rais-aam-pbnu-kritik-gerakan-hti-dan-fpi

Warga NU berharap agar publik berhusnudzon dengan para Kyai, hati-hati dan janganlah ikut-ikutan termakan isu-isu murahan dan terjebak ke dalam kubangan penghujatan kepada Ulama panutan kita sendiri.

Dalam Musyawarah Nasional (Munas) X MUI secara virtual pada Rabu malam, 25 November 2020, KH Miftachul berpesan bahwa tugas ulama adalah berdakwah tanpa mengejek.

“Merangkul, bukan memukul. Menyayangi bukan menyaingi. Mendidik bukan membidik. Membina bukan menghina. Mencari solusi bukan mencari simpati. Membela bukan mencela.* Tugas-tugas ini saya harapkan dalam periode perkhidmatan kita, ini akan mewarnai dalam kehidupan kita semuanya. Umat sedang menunggu apa langkah kita,” ujarnya, Jumat, 27 November 2020.

Dalam menyampaikan dakwah, kata Miftachul, ulama harus mengedepankan kasih sayang.

“Ini harapan Islam pada kita-kita, terutama para penanggung jawab keulamaan untuk memberikan pencerahan kepada umat. Mereka yang melihat umat dengan mata kasih sayang. Manakala menjadi sesuatu, mari cari penyebabnya, bukan hanya kita memvonis tanpa ada klarifikasi,” terangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here